Chapter XXXII

3.3K 175 0
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Selasa pagi ini, Saniya sudah siap dengan seragam sekolahnya. Di dalam tasnya ia membawa baju olah raga untuk ia pakai nanti. Kemarin Saniya lupa membawanya untuk di taruh dalam loker miliknya.

Turun menuju meja makan untuk sarapan pagi. Saniya melihat Surya dan Lala yang ikut sarapan bersama keluarganya.

"Lo gak sekolah La? " Lala mengalihkan pandangannya dari roti yang ia makan dan kini menatap Saniya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Minta ijin tiga hari, lagian Lala juga home schooling! " kalian dengar, ini juga termasuk dalam alasan kenapa Saniya sedikit enggan dekat dengan Lala.Keluarga Lala memperlakukan Lala layaknya ratu, lecet sedikit kelar hidup Saniya nanti.

Tapi Saniya juga kasihan memikirkan Lala yang katanya home schooling? Pasti dia kesepian.

"Bang jam berapa balik ke
rumah? "

"Maunya sekarang San. Tapi kakak kamu gak mau di tinggal, yaudah mungkin entar sore abang baru balik! "

Saniya mengangguk-nganggukan kepalanya. Melihat jam di jam yang bertengger di tangannya Saniya segera menghabiskan sarapannya. Lalu menatap Ayu yang juga kini menatapnya.

Mereka berdua menoleh pada Sigit yang memangku Gita. "Ayah antar aku ya! " ucap mereka berdua bersamaan.

Sigit menatap keduanya bergantian. "Satu aja lah mana bisa ayah nganter kalian berdua!  Kasihan biru nanti. "

"Aku aja yah! " ucap Ayu dan Saniya bersamaan kembali.

"Gue aja, lo kan bisa sama kak Nana! "

"Lo sebagai yang lebih tua ngalah dong sama yang lebih kecil, lagian sekolah lo jauh! Kasihan kalau biru mogok nanti! " balas Ayu yang juga sudah rapi dengan seragam merah-putihnya.

Orang-orang disana menatap mereka berdua hanya dengan gelengan kepala. Inilah yang akan terjadi jika anjing dan kucing di pertemukan. Dengan Saniya sebagai anjing dan Ayu sebagai kucing.

Lain halnya dengan Lala iya iri dengan Saniya yang mempunyai keluarga homoris seperti ini. Lala juga ingin bisa berdebat hal sepele seperti yang ada di depannya ini.

"Gue gak bisa nganter Ayu dulu, perut gue sakit banget, udah lima kali gue bolak-balik kamar mandi terus dari subuh tadi! " di angguki oleh Lala yang satu kamar dengan Nana.

Tak ada yang tahu jika sekarang Saniya bersorak dalam hati. Rencananya berhasil. Awalnya Saniya akan membalasnya dengan Sigit, tapi Saniya tidak tega melihat ayahnya nanti. Jadilah Saniya melampiaskannya pada Nana.

"Sama bunda aja kalau gitu! "

"Bunda juga gak bisa Gita lagi sakit gara-gara kemarin tidur larut apalagi kena angin malam! " Saniya bisa melihat wajah Gita yang lemas berada dalam pangkuan sang ayah.

Bisa Saniya lihat jika perkataan bundanya benar. Kemarin Gita ikut bakar-bakar jagung bersama dirinya hingga larut.

"Lo sama Briyan aja sih atau kek biasa bawa motor sendiri! " ujar Nana menatap Saniya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang