Chapter XLI

3.6K 166 4
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Adi dan Maya tiba di rumah mereka mendapat telpon dari Sumi jika anak mereka kembali membuat ulah.

"Bik, Briyan nya mana? " tanya Maya saat melihat Sumi yang juga sudah menunggunya di pos satpam bersama dengan kejang.

"Aden ada di rumahnya pak Sigit buk, saya gak berani kesana sendiri soalnya masih takut sama kejadian yang kemarin! "

Maya menghela nafas dan mengetok kaca mobil yang di dalamnya ada Adi yang masih duduk anteng.

"Gimana? "

"Katanya Briyan dirumah Sigit ayo pa kita kesana kasihan kalau menantu mama kenapa-napa! "

Adi keluar dari mobilnya dan memanggil pak Kejang untuk memasukkannya. "Pak tolong baws masuk saya mau ke rumah Sigit sebentar! "

Pak Kejang mengambil alih mobil itu untuk ia bawa kedalam.

"Hati-hati nyonya tuan. " di balas anggukan oleh kedua majikannya itu.

Adi dan Maya mempercapat langkahnya saat mendengar suara barang terjatuh dengan keras.

"Kong...!!! "

Lihat saja Ranbo menyambut kedatangan mereka saat pertama kali membuka pintu.

"Ayo ma! " ucap Adi pertama kali.

Mereka berdua melangkah untuk masuk kedalm rumah. Mata mereka berdua hampir saja copot seperti anak pintu yang mereka lihat sudah tergeletak di atas lantai.

"Kong....! "

Ternya Ranbo juga mengikuti mereka. Melihat sekeliling mereka berdua mendapati anak semata wayangnya itu sedang berpelukan bersama dengan Saniya.

"APA YANG KAU PERBUAT INI BRIYAN! "

Bisa mereka lihat kedua tubuh yang sedang berpelukan itu menegang karna terkejut.

Mereka berdua melepaskan pelukannya dan menatap Adi dan Maya dengan malu ,namun itu hanya berlaku untuk Saniya. Lain hal untuk Briyan yang menatap kedatangan kedua orangtuanya dengan pandangan tak suka.

"Apa yang kau lakukan dengan pintu itu Briyan? " ucap Maya dengan menunjuk pintu yang hanya tinggal satu.

"Tidak ada. " sahut Briyan dengan menggenggam tangan Saniya.

"Apa kamu bilang? Tidak ada? Kalau begitu siapa yang melakukan ini? Ini bukan rumah mu jangan sembarangan kau hancurkan barang mereka! " Adi yang tadi hanya diam kini mengusap punggung istrinya agar tidak terbawa emosi.

"Sudah ma jangan marah-marah nanti biar papa yang suruh pak Kejang buat benerin. Sekarang kita pulang ya,istirahat."

"Saniya! " panggil Adi sebelum pergi dari sana.

"Iya om. "

Adi terlihat membuang nafas kasar " Tolong kamu obatin luka Briyan dan masalah pintu nanti biar om yang suruh pak Kejang buat benerin. " ujar Adi pada Saniya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang