Chapter XL

3.5K 169 6
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Briyan mambawa Saniya pergi dari sana dengan sedikit kasar karna emosi.

"Briyan mau kau bawa kemana menantu mama? " tanya Maya yang kebetulan baru datang dari kamar tempat Sigit dan Hana berada.

Berhenti sejenak tanpa menjawab pertanyaan mamanya Briyan kembali melanjutkan jalannya.

Saniya yang di tarik hanya membalas senyum pada mama sang kekasih sambil berdadah tangan.

Dan di balas oleh Maya dengan hal yang sama walau ia juga tak mengerti dengan prilaku sang anak tunggalnya itu.

"Kamu gak sopan kaya gitu sama mama kamu sendiri. " Namun tak ada balasan sama sekali dari sang empu membut Saniya mendengus tak suka karna pertanyaannya di acuhkan.

"Masuk! " ucap Briyan mendorong Saniya masuk kedalam lift dan memencet tombol yang akan membawa mereka ke basement tempat dimana Briayn memakirkan mobilnya tadi pagi.

Mereka berdua diam tak ada yang mau memulai pembicaraan. Saniya yang tak nyaman dengan suasana seperti ini berulang kali melirik kearah Briyan.

Ting...!

Suara lift terbuka membuat Briyan melangkah terlebih dahulu meninggalkan Saniya sendirian menatap kepergiannya dengan penuh penyesalan.

"Kau tak mau pulang? " Membuat Saniya buyar dari lamunannya. Setelah itu ia berjalan cepat dan masuk kedalam mobil Briyan.

"Apakah kita tak akan ikut acara nanti malam? " tanya Saniya dengan hati-hati sembari memegang tangan Briyan.

Tak menjawab namun Briyan mengeratkan tangan mereka membuat Saniya hanya bisa berpaling dan menatap pemandangan langit sore dari dalam kaca.

Briyan menutup pintu mobil dengan kasar dan kambali meninggalkan Saniya di dalam mobil sendirian saat sampai di pekarangan rumahnya.

Menghela nafas kasar Saniya menjadi ikut tersulut emosi melihat sikap kekasihnya seperti ini.

Keluar Saniya ikut menutup pintu mobil bewarna putih itu kasar dan berjalan keluar dari perkarangan rumah Briyan.

"Cemburu bilang aja cemburu! Cowok kok gengsian! " Grutu Saniya berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya kesal.

Banyak pasang mata yang menatap Saniya karna Saniya masih menggunakan pakaian di acara pertunangan tadi dan belum sempat mengganti pakaiannya karna ulah dari kekasihnya tadi.

"Konggg... Konggg..!!! " Saniya berbalik badan saat mendengar suara anjing bergong-gong mendekati dirinya.

Ranbo anjing itu Ranbo yang ia tadi pagi titipkan pada bik Sumi dan juga Pak Kejang agar menjaganya di rumah Briyan.

"Kong..!" Saniya berjongkok menyambut kedatangan anjing kesayangannya.

"Uwu.. Uwu..! " ucap Saniya mengelus kepala Ranbo dengan lembut.

Berdiri dari jongkoknya Saniya berjalan kembali dengan Ranbo yang berada di depan memimpin jalan.

Baru saja Saniya akan menutup pintu gerbang tiba-tiba tubuhnya menegang mendengar ucapan seseorang.

"Aku cemburu sayang! "

◇◇◇

Briyan yang masih di rendung emosi karna cemburu menjadi tidak bisa mengendalikan diri.

Dengan kasar ia menutup pintu mobil dan meningggal kekasihnya sendiri di dalam mobil.

Ia pikir Saniya akan membujuknya agar tidak marah lagi. Namun saat berbalik badan Briyan tak menemukan keberadaan gadis manisnya itu di belakangnya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang