Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇Saniya mengerjapkan matanya. Menyusuaikan dengan cahanya yang ada. Ia merasakan ada beban di pinggangnya menoleh, Saniya melihat Briyan yang masih tertidur dengan memeluk dirinya.
Saniya melepaskan lilitan tangan Briyan dan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Keluar dari kamar mandi Saniya melihat Briyan masih tertidur dengan nyenyak. Enggan membangunkan Saniya mengambil tas dan ponselnya, melihat jam yang sekarang sudah pukul dua siang.Yang artinya Saniya sudah tertidur kurang lebih tiga jam lamanya, terhitung dari jam sebelas.
Saniya akan pulang sekarang, membantu bundanya untuk masak makan malam untuk acara nanti malam.
Keluar dari kamar Briyan dan menuruni tangga. Semar-semar Saniya mendengar suara tawa ayahnya. Ayahnya? Untuk apa ayahnya kesini? Batin Saniya.
Tiba di ujung tangga, Saniya bisa melihat ayahnya sedang mengobrol dengan dua orang yang membelakangi Saniya sehingga Saniya tidak bisa tahu siapa kedua orang itu.
"Nah itu orangnya! " ucap Sigit menunjuk Saniya yang kini membulatkan matanya terkejut.
"Gimana nyenyak tidurnya? " imbuh Sigit menggoda anaknya. Kedua orang lainnya terkekeh yang juga kini berbalik dan menatap Saniya. Saniya membelakakan matanya terkejut saat melihat kedua orang tua Briyan tersenyum kearahnya.
Seharusnya Saniya sudah tahu kalau kedua orang tadi adalah kedua orang tua Briyan. Orang ini rumah Briyan.
"Sini San duduk dulu! " panggil mama Briyan agar Saniya duduk disampingnya. Dengan senyum masam Saniya berjalan mendekat dan duduk di samping Maya, mama dari Briyan.
"Sampai baju Briyan juga kamu pakai San. " ucap Sigit menggelengkan kepalanya. Saniya memperhatikan pakaian yang ia pakai, Saniya terseyum manis melihat sang ayah. Saniya baru sadar jika ia masih memakai baju kebesaran milik Briyan bahkan celananya saja sampai tidak kelihatan.
"Gimana kabar kamu San, baik kan? " tanya Maya mengelus rambut Saniya yang terurai.
"Baik kok tan. "
"Briyan pernah kasar sama
kamu? " Saniya mengalihkan pandangannya pada Papa Briyan, Adi namanya."Briyan gak pernah kasar sama Saniya kok om. " jawab Saniya seadanya tak mau salah bicara.
"Tolong jagain Briyan ya San. Disini dia cuman punya kamu. Tante sama om masih nyaman tinggal di Canada. Jadi tante mohon jagain Briyan ya! " ucap Maya mengelus tangan Saniya.
"Apalagi Briyan itu manja banget gak bisa makan kalau dia sendirian, Selalu gak bisa bangun kalau gak ada orang yang bangunin. Tante harap kamu bisa memaklumi sikap Briyan yang kalau tiba-tiba kasar sama kamu! Kamu pasti tahu kan kenapa? "
Saniya hanya bisa menganggukan kepalanya mengerti. "Oh ini juga, ayah kamu bakal di pindah tugaskan Ke sini lagi! " imbuh Maya menatap Saniya tersenyum.
"Beneran? " ucap Saniya tak percaya. Dibalas anggukan oleh ketiga orang paruh baya itu.
"Sayudah kalau gitu Di, May, aku pulang dulu sama Saniya ya. Udah jam segini pasti bundannya udah nyariin! " ucap Sigit pamit kepada kedua sahabatnya yang juga merupakan atasannya di kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
S A N I Y A [END]
Teen FictionSaniya Revanja Putri seorang gadis yang begitu ceria,ramah, pintar dan jangan lupakan tingkah bar-barnya. Anak kedua dari empat bersaudara. Pacaran? Saniya belum pernah pacaran namun Saniya mempunyai cinta pertama.Orang itu pergi dan kembali dalam...