Chapter XXXVII

3.3K 169 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Malam ini rumah Saniya sudah ramai di datangi oleh keluarga dari sodara sampai tetangga dekat rumah.

Besok adalah hari pertunangan Nana dan Surya yang akan berlangsung di hotel dekat pantai yang pernah Saniya dan Briyan kunjungi.

Tak heran jika melihat setatus keluarga dari Surya yang memiliki perusahaan di mana-mana.

Malam ini Saniya dan keluarga sibuk membagikan baju seragam untuk besok.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seperti acara nikahan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah seperti acara nikahan saja. Tapi jika dilihat dari segala sudut ini tidak berlebihan. Di lihat lagi bagaimana Surya adalah pewaris satu-satunya di keluarganya tak hayal mereka rela merogoh kocek yang begitu besar.

Betapa beruntungnya Nana mendapatkan pendaping hidup seerti itu. Semoga saja tuhan menyisakan satu laki-laki seperti itu untuk Saniya nanti.

"Nenek sama kakek tidur disini aja temenin Saniya. " ucap Saniya saat Kakek dan Neneknya akan pergi dari rumah.

"Di nikahan kakak mu nenek janji nginep disini, ya kan kek? " ujar Nenek pada suaminya itu.

"Besok aja kak Nana baru tunangan. Mungkin nginepnya satu tahun lagi. " Gumam Saniya pada dirinya sendiri.

"Kalau gitu kita pamit dulu mas, mbak ,kalian kita pamit dulu! " Pamit Regak beserta rombongan untuk pergi dari sana.

"Itu Tri ngak mau nginep sini
apa? "  ujar Saniya.

Tri yang ikut pulang bersama dengan keluarganya hanya bisa melambaikan tangan.

"Anak kamu baru di tinggal tunangan aja sama kakaknya manjanya udah minta ampun! " ujar Nenek pada Sigit saat di bantu menaiki mobil.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang