Happy reading
.
.
.
.
.
◇◇◇"Aakhhh...! "
PYANGGG..!!!
"Tuan tenang tuan tenang! " ujar bik Sumi mencoba menenangkan Briyan yang mengamuk entah kenapa.
Pecahan kaca sudah berserakan dimana-mana. Dari satu jam yang lalu Briyan tiba-tiba datang dari luar dan membanting barang seperti sekarang ini.
"Tuan jangan tuan!Aaa... " Triak bik Sumi memejamkan matanya karna takut saat Briyan menghantam tembok dengan keras.
Bahkan Naki yang semulanya begitu memuja Briyan kini berkeringat dingin melihat sisi kelam dari Briyan cowok yang dikatan sempurna itu.
"Buk kita pergi aja buk. Naki takut nanti malah kita yang jadi sasarannya! " ucap Naki pada Sumi dengan suara bergetar karna takut.
PRAANGG...!
Kini mereka berdua melihat tangan Briyan bercucuran darah. Briyan tersenyum menyerangai melihat dua orang didepannya yang berdiri ketakutan.
Briyan butuh pelampiasan sekarang. Jika sikap tempramental Briyan sudah keluar maka tak ada lagi yang bisa menghentikannya. Briyan tak pernah pandang bulu jika seperti ini.
Berjalan mendekati Sumi dan Naki yang kini sudah terisak ketakutan. "Aku ingin bermain sekarang, kalian mau? " ucap Briyan dengan suara beratnya.
"Ibu Naki takut bu. "
"Jangan takut nak ada ibuk
disini! " jawab Sumi mencoba menenangkan anaknya itu. Padahal ia juga merasakan hal yang sama tapi demi anaknya dia akan pura-pura kuat.Berjalan mendekat mengabaikan bahwa kini ia sedang bertelanjang kaki sehingga beberapa pecahan kaca tertancap disana. Briyan semakin mendekat, baru saja ia akan mengangkat tangannya untuk menyeret kedua orang didepannya namun digagalkan oleh seseorang.
"BRIYAN.. DIAM DISANA ATAU AKU ,ATAU AKU..."ucap orang itu tergagap mencari jawaban. "ATAU KITA PUTUS SEKARANG...!! BRIYAN AKU BILANG DIAM DISANA JANGAN BERGERAK..! "
Orang itu adalah Saniya.
Dengan napas terengah-rengah Saniya mencoba menghentikan tindakan Briyan yang ingin menyakiti Sumi dan Naki yang kini menangis ketakutan.Kini pandangan Briyan teralihkan kearah Saniya. Entah kenapa bukannya mereda emosi Briyan malah semakin menggebu-gebu.
Saniya sebenarnya takut melihat tatapan Briyan yang dilayangkan untuk dirinya. Memaksakan senyumnya saniya berdiri dengan kaki yang sudah bergetar hebat.
Langkah Briyan semakin dekat kearah Saniya. "Brii..! " gumam Saniya memanggil nama Briyan pelan.
"Bri.. Aakhhh sakit! "
"SANIYA! " Seru Sumi yang melihat Saniya deseret paksa oleh Briyan menaiki tangga menuju kekamarnya.
Saniya menatap Sumi dan Naki dengan pandangan seolah berkata pergi jangan kahwatirkan aku. Dan mengikuti langkah Briyan yang masih diam sampai sekarang.
"Buk kita pergi aja ya,Naki takut buk! " ucap Naki menarik tangan Sumi untuk keluar dari rumah ini.
Ia kapok kesini. Rencana yang ia susun buyar takterjalankan, Naki tak mau berurusan dengan Briyan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
S A N I Y A [END]
Ficção AdolescenteSaniya Revanja Putri seorang gadis yang begitu ceria,ramah, pintar dan jangan lupakan tingkah bar-barnya. Anak kedua dari empat bersaudara. Pacaran? Saniya belum pernah pacaran namun Saniya mempunyai cinta pertama.Orang itu pergi dan kembali dalam...