Chapter XXIV

3.8K 192 0
                                    


Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Minggu pagi ini Saniya sudah siap untuk joging. Sudah menjadi kebiasaan Saniya jika hari minggu melakukan jonging sendiri atau bersama dengan Nana atau ayahnya jika ada dirumah.

"Bun, Saniya berangkat dulu ya." pamit Saniya pada Hana yang sedang memasak pagi ini. Hana sekarang memang libur sampai minggu depan karna ayahnya akan datang dari Bali.

"Iya, bunda nitip bubur kacang hijau ya San kalau ada! " sahut Hana agar Saniya membelikan bubur kacang hijau dekat pasar.

"Iya kalau inget!" ucap Saniya selesai memakai sepatunya.

"Pagi-pagi udah rapi lo, mau kemana? " tanya Nana yang baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah bantalnya.

"Joging! " balas Saniya bangun dari duduknya. "Pergi dulu bun, kak!"

Saniya membuka pintu pagarnya dan tersenyum saat melihat seseorang sedang berdiri membelakanginya.

"Morning. " ucap Saniya pada orang itu.

"Too. " balas orang itu seadanya.

"Lesu banget, semangat dong! " ujar Saniya dengan lari ditempat memberikan semangat pada Briyan. Yap orang itu adalah Briyan yang memaksakan diri untuk ikut joging bersmanya.

Padahal Briyan tipe cowok yang tidak suka bangun pagi-pagi seperti ini.

"Kamu masih ngantuk ya? Gak usah dipaksa ikut kalau gitu!Aku bisa sendiri."

"Ckk, " decak Briyan mengusap wajahnya kasar. "Ayo! " ucapnya berlari mendahului Saniya.

Saniya menatap Briyan dengan bergacak pinggang dan menggeleng pelan. Pelan tapi pasti Saniya mulai berlari mengejar Briyan yang sudah agak jauh didepannya.

"Ini kemana? " tanya Briyan saat Saniya sudah ada disampingnya.
"Lanjut aja, kita ketaman depan" jawab Saniya.

"Lemes banget sih. " ujar Saniya meledek Briyan yang berlari dengan tidak semangat.

"Perlu disemangatin gak? " tanya Saniya berlari dengan wajah menghadap kebelakang agar bisa melihat wajah Briyan.

"Lari yang bener nanti jatuh! "

"Jadi mau disemangatin gak? " ucap Saniya mengabaikan ucapan Briyan.

Briyan mengangguk agar Saniya cepat berbalik dan berlari dengan benar.

"Liat sini cobak. " perintah Saniya agar Briyan menatap dirinya.

Briyan menatap Saniya dengan malas. Saniya terkekeh melihatnya" Sayang semangat! " ucap Saniya pada Briyan.Membalikan badan Saniya berlari lebih cepat karna malu dengan ucapannya sendiri.

Tiba-tiba saja ngantuk yang tadi Briyan rasakan hilang begitu saja. Jantungnya berdetak dengan kencang. Ia tak menyangka Saniya akan menyemangatinya dengan seperti itu. Sayang? Astaga Briyan bisa gila sekarang karna tersenyum sendiri.

"Sayang tunggu! " ujar Briyan memanggil Saniya agar menunggunya. Briyan berlari dengan cepat untuk mengejar Saniya yang sudah jauh di depannya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang