Chapter XXII

4K 205 1
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Pagi ini Saniya bangun kesiangan. Untung saja tidak telat. Kemarin malam Saniya menghabiskan waktunya dengan menemani Briyan. Sampai pukul sebelas malam, Nana kakanya menelpon Saniya agar pulang. Karna Nana tidak jadi tidur dirumah Surya.

Kring... Kring...

Terlihat Lista berlari dengan terengah-engah kekelasnya.
" Untung gak telat! " ucap Lista mengelus dada.

Saniya dan Kanya menatap Lista jengah. Kebiasaan batin mereka.

"Lista, Bunga mana? Kok tumben gak barengan. " tanya Kanya pada Lista yang baru saja datang sendiri. Biasanya kedua sepupu itu selalu brangkat dan pulang bareng.

"Sakit, pusing katanya. " jawab Lista duduk di samping Saniya yang menyandarkan dirinya ditembok menghadap Lista dan Kanya.

"Yahh. Gue duduk sendiri dong." desah Kanya karna tidak suka jika duduk sendirian.

"Nasib! " balas Saniya mengejek Kanya.

"Nih, gue  kasih Lista biar duduk sama lo! " imboh Saniya mendorong tubuh Lista ketempat duduk Kanya.

"Ogah, gak like duduk sama terompet basah! " Kanya memang terkenal cerewet tingkat dewa.

"Gue juga ogah duduk sama lo ya, najis. " balas Kanya dengan sewot.

"Ribut terusss sampai pagi."  ucap Saniya melarai.

"Pagi gak ribut?  Gak afdol namanya, ya gak Lis! " di ancungi jempol oleh Lista dan mereka berdua bertos ria. Tanpa mengajak Saniya.

Saniya menatap malas keduanya. Kenapa bisa ia bisa tahan dengan orang gila seperti ini?  Cobak saja jika para sahabatnya di kompleks bersekolah disini pasti hidup Saniya akan jauh lebih tentram. Sayangnya para sahabatnya itu memilih masuk SMK dari pada SMA seperti dirinya.

Jadi kalau kalian tanya kenapa Saniya tidak pernah bertemu dengan sahabat oroknya, ya karna beda sekolah.

Perhatian mereka bertiga teralihkan kearah meja guru saat seseorang memukulnya dengan sedikit keras.

Bukk.. Buuhkk..

"Perhatian.. Perhatian..! " ujar Ilham ketua kelas XII² . Memukul meja sedikit keras.

"Apan sih Ham, masih pagi juga udah ribut aja! " ujar teman sekelasnya protes pada sikap Ilham.

Ilham mengidikan bahunya tak peduli dengan omongan teman sekelasnya itu. "Dengar baik-baik, gue gak bakal ulangin lagi! Hari ini buk Indah gak bisa ngajar.. "

"Yes. "

"Hore. "

"Lanjut mabar. "

"Lanjut gibah. "

Belum selesai Ilham berbicara tapi sudah dipotong oleh sorakan kebahagiaan oleh mereka. "Jangan seneng dulu!  Buk indah suruh ngerjain tugas ini dan dikumpul nanti! " Ilham mendengar decakan kecewa dari beberapa temannya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang