Chapter XX

4.4K 224 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Briyan berencana ingin mengajak Saniya untuk jalan malam ini. Dengan celana jeans sobek bagian lutut bewarna hitam dipadupadankan dengan hoodie bewarna senada. Khas style remaja jaman sekarang.

Perban ditangannya sudah dilepas sehabis pulang sekolah tadi dan sudah lebih baik sekarang.

Mengambil kunci motor diatas meja, Briyan keluar dari kamarnya. Sepi hanya ada dirinya sindiri dirumah ini. Bik Sumi sudah pulang sore tadi.

Ternyata Briyan tidak sendirian disini ada pak Kejang yang berjaga didepan rumah, tepatnya di post satpam. Dengan rumah sebesar ini tentu saja harus dibekali dengan keamanan yang ketat.

"Aden mau pergi? " tanya pak Kejang saat Briyan mengeluarkan motor dari garasi.

"Hemm.. Jaga rumah pak! " ucap Briyan pada pak Kejang.

"Siap !" balas pak Kejang dengan tangan hormat. Briyan menggeleng pergi meninggalkan rumah.

Berhenti tepat di samping rumahnya, tepatnya di depan rumah Saniya.

Briyan memencet bel disebelah kiri pagar. Tidak terdengar sahutan dari dalam sana. Briyan mengelurkan ponselnya dan membuka aplikasi whatsapp.

My Love ❤️

Sayang buka pintu
Aku di depan sekarang!
Cepet!

Semntara di dalam sana Saniya sedang asik menonton di temani oleh Ranbo. Karna terlalu fokus sampai tidak mendengar suara bell.

Ting..!

Suara ponsel Saniya tanda ada pesan dari seseorang. Saniya membukanya dan melihat pesan dari Briyan.

Jangan angkat!

Sayang buka pintu
Aku di depan sekarang!
Cepat!

Saniya berdecak senang karna akhirnya ada teman untuk menemaninya malam ini.
Dengan cepat Saniya membalas pesan dari Briyan.

Jangan angkat !

Bentar!


Saniya bergegas keluar menemui Briyan yang menunggunya disana.

◇◇◇

Setelah mendapatkan balasan dari Sang pacar, Briyan duduk diatas motornya menunggu Saniya untuk keluar.

Sebenarnya dia bisa saja langsuk masuk kedalam sana, sebab pintu pagar Saniya ada celah dari luar untuk membuka pintu dari luar. Tapi Briyan masih punya sopan santun bertamu kerumah orang apalagi kerumah pacar.

"Udah lama? " Briyan mengalihkan perhatiannya kearah Saniya yang sedang membukakan pintu untuk dirinya.

"Gak terlalu lama! " balas Briyan tersenyum kecil.

"Lagian kenapa gak masuk aja sihh.. Ini juga kenapa bawa motor? Orang dari sana kesini gak ada dua puluh langkah! " ucap Saniya menunjuk jarak rumah Briyan dengan rumah dirinya.

S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang