Chapter XLIV

9.7K 272 7
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
◇◇◇

Briyan membawa tubuh Saniya ke atas kasur. Saat Briyan mencetitakan semuanya Saniya menangis kesegukan sampai tertidur di pelukannya.

"Maaf,tidur yang nyenyak sayang maaf! " Bisik dengan membenarkan selimut Saniya dan mengecup keningnya.

Briyan menutup pintu kamarnya dan pergi kearah dapur untuk mengambil air. Rasanya tenggorokannya hampir kering karna terlalu lama bercerita.

Briyan membuka kulkas dan mengambil air dingin dari sana.

"Ahh, " Briyan kembali menutup kulkas miliknya itu.

Ponselnya bergetar dimana tertera nama Doni disana.

"Halo Don? "

"Briyan lo masih sama Saniya sekarang kan? "

"Masih! Kenapa? "

"Huuh..nggak papa kok gue kahwatir aja sama kedaannya." Jawab Doni dari sebrang sana.

"Hemm.., " Briyan langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu jawaban dari lawannya.

◇◇◇

Minggu pagi ini Rendi, Jojo, dan Tri akan pergi ketempat magang mereka/tempat Praktek mereka setelah hampir menempuh pendidikan kelas tiga ini.

Rencananya mereka bertiga akan praktek di salah satu hotel dekat kota dan mereka akan ngekost untuk waktu yang di tentukan.

Sementara itu selepas Saniya menemui ketiga sahabatnya untuk melepas kepergian mereka.

Saat ini Saniya sedang di rumah sakit untuk menemui Saci yang kesekian kalinya.

Tidak sendiri dia datang dengan Kanya, Lista, Bunga, dan juga Raka. Tak lupa Briyan juga ikut kesana.

Hari ini Saci sudah boleh pulang setelah hampir dua minggu ia di rawat.

Mereka semua ikut pergi ke kontrakan dimana Saci dan kedua orang tuanya tinggal sekarang.

Sementara Putri dan keluarganya sedang dalam pencarian polisi sampai saat ini. Mereka menduga Putri dan juga keluarganya kabur ke luar negeri.

Semua orang terdekat Danang termasuk orang tuanya sudah iklas atas kepergiannya. Bahkan Ayah dan Bunda Saniya sampai datang kerumah mereka saat tahu jika anaknya berhutang nyawa pada anaknya.

◇◇◇

Enam bulan berlalu hari ini adalah hari dimana mereka semua selesai menempuh pendidikan di jenjang SMA.

Saniya akan melanjutkan pendidikannya di Bali karna Keluarga Saniya akan pindah ke Bali mulai sekarang.

Briyan? Tentu saja ia ikut kemana Saniya pergi. Mana bisa ia hidup tanpa Saniya sekarang.

Kanya dan Raka tidak akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka berdua memutuskan untuk membuka usaha berdua dari nol.

Lista dan Bunga akan melanjutkan pendidikan di luar negeri. Disana mereka akan tinggal dengan paman mereka.

Sementara ketiga sahabat karimnyw itu Tri, Jojo, dan juga Rendi sudah akan bekerja di tempat dimana mereka magang.

◇◇◇

Suasana hotel tempat di gelarnya acara pernikahan kakaknya dan juga tungannya Surya sudah ramai kedatangan tamu.

Saniya tercengang melihat dekorasi bak istana dongeng yang ia baca waktu kecil itu. Bunga dan berlian ada dimana-mana. Hampir seribu orang di undang di acara ini.

Acara pemberkatan sedang di lakukan Saniya tak bisa menahan air matanya yang membendung dimatanya.

"Kenapa nangis hem? " Tanya Briyan yang duduk di sampingnya itu.

Saniya menghapus air matanya dengan tisu agar riasan di wajahnya tidak rusak. "Terharu aja liat kak Nana sekarang udah mau jadi istri. Sekarang tinggal aku sama Ayu aja yang bakal ngerjain tugas rumah. "

Briyan membawa Saniya kedalam rangkuhannya. "Liat seksama biar nanti kalau kamu udah disana gak deg-degan lagi. " Jawab Briyan membuat ia mendapat pukulan kecil dari kekasihnya itu.

Pandangan mereka berdua kembali fokus pada kedua pengantian yang sudah sah menjadi suami istri itu.

Acara lempar bunga membuat Saniya rela berdesak-desakan dengan tamu yang lain.

Posisinya di dapan membuat Saniya yakin dia akan mendapatkannya.

"Tri, Jojo. Ayo ikutan sama gue!"

"Belum ada niat nikah gue mah! Lo aja sama Briyan kita mau lanjut makan dulu. " Balas Jojo menggandeng tangan Tri untuk pergi ke stan makanan.

Nana sudah membalikkan badannya. Tangannya sudah terangkat dengan bunga mawar di tangannya.

"Satu, "

"Dua, "

"Tiga, "

Nana melempar buket bunganya Saniya sudah siap akan menangkapnya namun sayang bunga yang di lemparkan oleh Nana terlalu jauh dan tinggi membuat dirinya menghela nafas karna tidak bisa menangkapnya.

"Iss sial! " Gumam Saniya dengan menghentakkan kakinya. Padahal ia ingin pamer pada sahabat-sahabatnya jika ia sudah di lamar oleh Briyan.

Namun teriakan semua orang membut Saniya membalikkan badan. Ia menutup mulutnya terkejut saat melihat Briyan berjalan kearahnya dengan bunga di tangannya.

"Huuuu Saniya! " Seru Jojo, Rendi dan Tri menggoda dirinya.

Kini semua mata tertuju padanya saat Briyan berlutut di depannya.
Briyan memamerkan senyum manisnya.

"Will you be mine? "

"Huuuuuaa.., " Sorakan semua orang pada dua sejoli itu.

Saniya menunduk malu namun tangannya bergerak untuk mengambil buket bunga Yang Briyan berikan.

"Prok.. Prok,, " suara tepuk tangan memenuhi gedung itu.

Briyan membawa Saniya kepelukannya dan mereka berdua berjanji akan hidup berdua sampai maut memisahkan.

SANIYA
END






Cerita Saniya udah END!
Makasi banget yang udah baca, vote, dan comen cerita ini.

Aku pikir gak akan ada yang baca ini cerita karna aku bikin cerita ini juga iseng-iseng.

Makasi banyak banget buat kalian.

Nantikan cerita aku selanjutnya!






S A N I Y A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang