❗WARNING!! ----------
•| Chapter ini mengandung adegan kekerasan dan pembunuhan yang sadis. Bagi yang tidak suka bisa skip aja, tolong jangan direport ceritanya :)
•| tataa tidak menyarankan membaca chapter ini sambil makan, ya!! Yang lagi makan selesaikan dulu makannya! :)
❗WARNING!!----------
❗
❗
❗
“Cantik sekali ... ah, apa kita tidak boleh menyentuhnya sedikit saja?”
“Jangan macam-macam! Bos bilang, kita tidak boleh menyentuhnya. Kau mau tanganmu dipotong?”
“Aish! Lagi pula si cantik ini sedang tidur dan bos ada di luar. Sentuh sedikit saja tidak apa-apa, kan? Lihat! Walau di penuhi lebam, tapi tubuhnya sangat indah. Apa kau tidak mau menyentuhnya?”
“Tck! Ya sudah, cepatlah! Kau duluan, aku akan mengawasi. Setelah itu gantian!”
Si cantik yang menjadi bahan pembicaraan dua orang preman berwajah bengis itu sebenarnya sudah terbangun sejak tiga puluh menit yang lalu.
Jimin tersadar dengan denyutan nyeri di bagian kepalanya dan tubuhnya yang terasa lemas. Dalam diam ia mengingat kejadian yang dialaminya sebelum ia terbius. Lantas memilih untuk tetap tenang dan memejamkan mata karena tenaganya belum sepenuhnya pulih.
Jimin tentu tidak bodoh, untuk langsung bangun dan melawan dengan membabi buta saat badannya terasa lemas. Ia lebih memilih memantau situasi diam-diam sambil menunggu tenaganya pulih kembali. Lagi pula ia sama sekali tidak merasa terancam karena terbangun di atas sebuah ranjang keras yang berbau apek tanpa ikatan sedikit pun. Si penculik yang bodoh, karena membiarkan kedua tangan dan kaki Jimin tetap terbebas.
Selain itu setelah Jimin sempat mencuri pandang, ia hanya mendapati dua orang yang menjaganya tengah sibuk meminum alkohol di ujung ruangan yang menurut Jimin terlihat mengenaskan. Seperti bangunan tua yang hampir rubuh.
Angin malam yang masuk melalui celah-celah bangunan menerpa tubuh bagian atasnya. Membuatnya sadar bahwa tubuh bagian atasnya tak lagi memakai pakaian. Selebihnya tak ada rasa nyeri yang ia rasakan. Bukankah penculik itu terlalu baik padanya?
Jimin rasanya ingin terbahak menyadari kebodohan si penculik. Namun, ia akan menahan dirinya untuk saat ini. Tetap tenang dan tidak gegabah adalah ajaran mutlak dari daddy-nya.
Kelopak Jimin terbuka menampakkan kedua manik indah berwarna kecokelatan, tepat saat tangan si preman hampir menyentuh pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...