◆ Chapter 08 ✔

5.6K 652 120
                                    

Tempat itu begitu hening, hanya deruan dari mesin pendingin ruangan yang terdengar samar-samar menyapa gendang telinganya.

Tempat yang ditidurinya terasa berbeda dan aroma manis asing yang menyeruak memenuhi rongga hidungnya. Kelopaknya yang masih terpejam itu bergerak gelisah. Bibir tipisnya mengeluarkan erangan samar dan mendesis ketika rasa nyeri menghantam kepala bagian belakangnya. Lalu satu persatu ingatannya tentang kejadian semalam, kini terputar di dalam benaknya.

Diperkosa lantas diculik. Sial!! Hal itu benar-benar melukai harga diri seorang Min Yoongi.


Sebuah tarikan napas panjang ia ambil, menenangkan dirinya dan mencoba untuk menggerakkan tubuhnya, meski berakhir gagal.

“Damn!” umpatnya seraya membuka kelopak matanya perlahan.

Yoongi mengerjap pelan, yang pertama ia lihat adalah sebuah langit-langit kamar berwarna hitam dengan ukiran antik dan lampu gantung berwarna kuning redup yang terpasang di tengah-tengah.

Ruangan yang sejuk, ranjang empuk dan lampu kamar yang cukup indah, bukankah terlalu mewah untuk tawanan sepertinya?

Yoongi kembali mengerjap dan menoleh ke arah tubuhnya. Masih terbalut dengan jubah mandi berwarna hitam yang ia pakai semalam. Bedanya, kini tubuhnya terbelit oleh tali tambang dari dada hingga pergelangan kakinya. Terlihat persis seperti kepompong.

Yoongi mengedarkan pandangannya, kamar dengan warna dominan hitam itu nampak temaram tanpa jendela. Mata kelamnya membelalak ketika mendapati tembok sebelah kirinya dipenuhi dengan foto dirinya.

“Bajingan tengik, psycho, gila, dan sekarang stalker!” gumam pria pucat itu sambil terkekeh sarkas.

Mata setajam rubah itu kembali mematai ruangan yang cukup luas itu, tak ada banyak benda di sana, selain layar besar dengan sofa berwarna hitam di hadapannya dan juga sebuah rak kaca dengan ratusan boneka kucing kecil berwarna hitam yang berjejer apik.

Yoongi mengulas smirk-nya dengan sarkas. Mengenali boneka yang sering memenuhi halaman depan dari koran harian. “Jadi dia juga seorang pembunuh? Pantas saja dia begitu berani,” gumamnya setelah mendapati fakta baru mengenai siapa penculiknya.

Pria berusia tiga puluh tahun itu berusaha menggerakkan tubuhnya, mencoba untuk mendudukkan dirinya. Namun, ketika tak sengaja menengok ke arah kanan, ia terlonjak kaget hingga kepalanya membentur dipan kayu yang ada di belakangnya.

Disana ada seekor anjing cokelat besar yang tengah duduk dengan tenang di atas ranjang, tepat di sebelahnya.

“Argh! Fuck!” umpatnya. “Menjauh kau anjing sialan!” bentaknya.

“Perintah di tolak,” ucap anjing itu, membuat Yoongi kembali terlonjak dan membentur dipan sekali lagi. Benar-benar hari yang buruk bagi seorang Min Yoongi.

“Spike, kau menakuti tuanku!” omel pemuda manis yang tengah berdiri di ambang pintu dengan nampan berisi sepiring makanan dan air putih.

Ia menatap kesal pada anjing robotnya. Sudah jelas dia meminta Spike untuk mengawasi tuannya, bukannya menakuti seperti itu.

“Turun dari ranjangku, Spike!” omel Jimin.

“Baik, tuan muda,” jawab Spike patuh dan melompat turun dari ranjang, duduk di pojok kamar dengan tenang.

Jimin mengalihkan tatapannya pada Yoongi, dan wajah garangnya langsung berubah manis dalam waktu sedetik. “Selamat pagi, tuan!” sapa si manis kelewat riang.

Yoongi menelan ludahnya kasar lantas mendengus, mencoba menetralkan detak jantungnya dari rasa terkejut karena anjing sialan itu.

“I-itu anjing apa?” tanya Yoongi tanpa menoleh ke arah  si manis.

Sweet Temptation | YOONMIN • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang