◆ Chapter 38 ✔

3.7K 503 467
                                    

Kelopak yang tengah terpejam itu bergerak gelisah, dengan kerutan samar terlihat di dahinya, pemuda itu mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Ujung-ujung jarinya mulai menunjukkan pergerakan kecil, lantas kelopak matanya perlahan terbuka memperlihatkan sepasang hazel yang menatap sayu.

Kim Taehyung mengerjap pelan, pandangannya yang samar perlahan mulai jelas. Ia tatap langit-langit kamar berwarna putih yang ada di atasnya. Terasa begitu asing.

Untuk sesaat ia terdiam, hingga ingatan tentang kejadian sebelum ia tak sadarkan diri satu per satu mulai terlintas. Membuat genangan air kembali terkumpul di pelupuk mata.

"Jimin..." lirih Taehyung. Ia tatap sekelilingnya dan terpaku saat matanya bertemu dengan manik hitam pekat yang kini menatapnya dingin.

"J-Jungkookie?"

Dengan sedikit tertatih Taehyung mendudukkan dirinya. Namun, sebuah pistol menyambutnya begitu ia berhasil duduk di atas ranjang rawat itu.

"Jungkookie..." panggil Taehyung begitu getir. Hatinya berdenyut sakit saat si bungsu Min bergeming dan menatapnya dengan penuh kebencian di sana.

Perlahan Taehyung mengulas senyum, tatapannya menghangat di hadapan senjata yang ditodongkan si manis. Ia raih senjata itu dan mengenggam moncong pistolnya. "Bisakah kau menunggu sebentar lagi? Aku harus mencari Jimin, setelah itu kau boleh membunuhku, hum?" tawar Taehyung dengan seutas senyum getir terpatri di bibir.

Jungkook tak menjawab. Namun, tatapannya bergetar dengan lelehan bening yang kini membasahi kedua pipinya.

"Aku mohon, Jungkookie. Aku janji, setelah semuanya selesai aku akan menyerahkan diri padamu," mohon Taehyung.

Jungkook menarik senjatanya, lantas menghapus kasar jejak air mata di kedua pipinya. "Maka sebaiknya kau tetap hidup sampai saat itu tiba, bajingan!" desis Jungkook, lalu pergi meninggalkan perih dalam hati Taehyung.

Pemuda berkulit tan itu menunduk dalam, menatap infus yang terpasang di tangan kanannya. Lantas menatap sekeliling tempat yang begitu asing itu. Aroma pekat obat begitu terasa di sana. Seperti rumah sakit, namun ada banyak peralatan aneh yang tidak pernah ia lihat pada rumah sakit pada umumnya di sana.

Taehyung baru saja akan menarik infusnya sebelum sebuah suara lembut menghentikan niatnya.

"Biarkan saja dulu. Tubuhmu masih membutuhkannya," ungkap pria manis dengan pakaian serba putih yang kini berjalan mendekat ke arahnya.

Taehyung tentu mengenalnya. Calon mertua Yoongi, orang tua angkat Jimin, Kim Seokjin.

Taehyung membungkuk sopan sembari memberi salam padanya, membuat sebuah senyuman tipis terbit di wajah manis Seokjin.

"Bagaimana perasaanmu? Tubuhmu penuh luka, tapi tak diobati dengan benar. Jahitan di lenganmu juga sangat berantakan, kalau dibiarkan bisa infeksi. Jadi aku menggantinya," jelas Seokjin sembari mendudukkan dirinya di dekat Taehyung.

"Aku merasa lebih baik, terima kasih sudah menolongku." Taehyung kembali membungkuk sebagai ucapan terima kasih. "Tapi aku harus pergi sekarang, aku harus mencari adikku," ujarnya.

Seokjin menghela napas, sembari menyilang tangannya di depan dada. Tadi Yoongi sudah menceritakan mengenai hubungan Taehyung dan Jimin. Walau pun sempat ragu dan ingin melakukan tes DNA. Tetapi, melalui pancaran mata pemuda itu, Seokjin sadar jika Taehyung benar-benar saudara Jimin yang telah lama hilang.

"Mau mencarinya kemana? Apa kau punya petunjuk kemana perginya dia?" tanya Seokjin.

"Sebelum membiusku, dia bilang akan mendatangi orang yang mencuri namanya. Dia adalah ketua Red Dragon. Jimin pasti pergi ke tempatnya," ungkap Taehyung.

Sweet Temptation | YOONMIN • ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang