"Joon-ah, ayolah. Temui Jimin, dia pasti merindukanmu, hum?"
"Tidak mau!"
Bujukan Seokjin lagi-lagi di tolak oleh suaminya. Pria jakung itu terus mondar-mandir di dalam kamarnya sembari membenahi perabotan di atas meja. Ah! Lebih tepatnya mengacak apa yang sudah tertata rapi.
Namjoon merajuk bak anak kecil setelah Jimin memilih menghabiskan waktunya semalaman bersama Yoongi terlebih dahulu. Sepanjang malam ia menggerutu dan mengatakan Jimin sudah tidak menyayanginya, tidak membutuhkannya lagi sebab sudah memiliki Min Yoongi di sisinya. Dan itu membuat Seokjin harus membius suaminya agar tertidur lelap dan mengistirahatkan dirinya. Berharap jika esok hari suaminya yang bijak dan dewasa akan kembali.
Namun tidak. Yang didapati Seokjin saat membuka mata di pagi hari, justru gerutuan yang sama. Lebih parahnya, Namjoon menolak untuk menemui putranya meski sudah dibujuk berkali-kali. Sungguh kekanakan. Namjoon yang sedang merajuk memang tak ada lawan.
"Ayolah daddy..." rayu Seokjin sembari memeluk suaminya dari belakang. Mengambil alih bingkai foto keluarga mereka dari tangan Namjoon dan meletakkannya kembali di atas meja. "Kenapa jadi seperti anak kecil begini, hum? Memangnya tidak rindu, Jimin?" bisik Seokjin sambil mengecupi leher suaminya.
"Perlukah di pertanyakan lagi? Aku merindukannya setengah mati! Tapi lihatlah dia. Begitu terbangun Min Yoongi yang ditatap, dicium dan dipilih bersamanya semalaman. Dia tidak membutuhkan daddy-nya lagi," omel Namjoon.
"Kau ini, mengapa begitu cemburu. Dia kan kekasih putra kita, sayang." Seokjin membalik tubuh besar Namjoon. Menempelkan tubuh mereka dan mengalungkan tangannya di leher sang suami. "Jika kau ada di posisi Jimin, dan aku adalah Yoongi, kau pasti akan melakukan hal yang sama. Iya kan?"
Namjoon mendengus. Perkataan Seokjin benar. Tetapi tetap saja ia merasa cemburu. Seperti perkataannya pada Jimin dulu, ia merasa permatanya telah dicuri darinya. "Ya, tapi aku ayahnya," gumam Namjoon.
Seokjin menggigit gemas bibir seksi yang mengerucut itu. Jarang sekali Kim Namjoon bisa menggemaskan seperti ini. "Berhentilah merajuk. Nanti malam kita buat Jimin tidur di kamar ini. Jangan biarkan Min Yoongi menyentuhnya, bagaimana?"
Namjoon mengerling dengan kedua sudut bibir terangkat. "Apa Jimin mau?"
"Tentu saja! Putra kita tidak akan bisa menolak permintaan orang tuanya."
"Lalu Min Yoongi?"
"Aku akan membiusnya agar dia tidak mengacau."
"Bagus!! Kau harus membiusnya, seperti yang kau lakukan padaku semalam," sungut Namjoon.
"Nee... Sekarang temui Jimin, dia pasti merindukanmu, hum?"
"Aku ingin memarahi anak nakal itu sejak ia bangun. Tapi aku tidak bisa melakukannya," racau Namjoon. "Kau tahu, aku sangat menyayanginya meski ia sangat nakal."
"Aku tahu. Kenapa kau jadi sepeti ini, hum?"
Namjoon menggeleng pelan, mencuri kecupan di bibir ranum Seokjin lantas menyatukan kening mereka. "Aku ... rasanya perasaanku seperti tercampur aduk. Setelah enam bulan yang begitu menakutkan terlewati, juga beberapa hari terakhir yang begitu membuatku cemas, dia akhirnya membuka matanya lagi. Aku bahagia. Sangat bahagia, Jinseok-ah. Aku ingin memeluknya, juga memarahinya karena perbuatannya waktu itu. Aku ingin menangis, dan meminta maaf karena tak sanggup menjaganya. Aku..."
"Hey.." Seokjin menangkup kedua pipi Namjoon. Membawa sang suami untuk menyelam dalam hangatnya tatapan penuh cinta. "Aku tahu, aku mengerti. Kau sebenarnya tidak cemburu pada Min Yoongi, kau hanya tidak tahu harus mulai dari mana dan mengatakan apa pada Jimin, iya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...