Tidak pernah ada suasana santai atau pun lenggang di dalam gedung perkantoran milik Min Yoongi. Apalagi jika pria berkulit pucat itu tengah berkeliling untuk melihat kinerja para karyawannya.
Langkahnya tegap, wajahnya terangkat angkuh tanpa ekspresi, hingga tiada satu pun orang yang bisa menebak bagaimana suasana hati seorang Min Yoongi.
Ketukan langkah sepatu pantofelnya menggema pada setiap kubikel yang ia kunjungi. Sang pemimpin perusahaan itu mendekat dan melahap habis semua keberanian yang dimiliki bawahannya.
Walau nyatanya Min Yoongi hanya datang, melihat sejenak, lalu pergi. Tanpa bicara, ataupun bertanya, tetapi kehadirannya tetap berhasil membuat banyak jantung berdebar dua kali lipat lebih cepat dengan keringat dingin yang membanjiri pelipis.
“Kau sedang memikirkan sesuatu, hyung?” tanya Taehyung yang sedari tadi mendampinginya berkeliling.
“Aku merasa bosan,” jawab Yoongi dengan gumaman pelan.
Kerutan samar muncul di kening Taehyung. “Bosan?”
“Hm, apa yang harus aku lakukan?” pertanyaan membingungkan itu mengudara ketika keduanya memasuki lift. Membuat Taehyung diam-diam memijat pelipisnya.
Sekarang si pemuda bermarga Kim itu harus kembali memutar otaknya, karena bisa dipastikan di balik kata bosan itu, ada maksud terselubung. Sebab bagaimana pun juga, Min Yoongi tidak pernah mengatakan dirinya bosan sebelum ini. Pekerjaannya mereka pun sebenarnya masih sangat banyak, baik di kantor atau di markas, tetapi Min Yoongi justru bertanya tentang apa yang harus ia lakukan.
“Hum ... apa kau mau pergi jalan-jalan, hyung?” cicit Taehyung, merasa tidak yakin akan pertanyaannya.
“Jalan-jalan?” Yoongi meliriknya sinis. “Apa yang kau maksud dengan jalan-jalan? Aku harus kemana? Aku sudah berjalan-jalan keliling kantor sejak pagi!” geram Yoongi.
Taehyung terdiam, kepalanya kembali memutar rentetan kejadian yang telah mereka lalui. Pagi ini mereka melewati sarapan sambil mengenang Yoonji. Mungkin saja itu membuat suasana hati Yoongi menjadi buruk.
Lantas setelahnya, mereka pergi ke kantor berdua, sementara Jimin memilih pergi ke markas bersama Jungkook karena kucing manis itu mengatakan jika kantor Min Yoongi sangat membosankan. Ah! Membosankan, itu dia masalahnya.
“Hyung, kau merindukan Jimin ya?” tanya Taehyung.
“Mwo?!” Alis Yoongi menukik tajam. Membuat Taehyung meringis dalam diam. Ia telah salah mengajukan pertanyaan.
“Kenapa aku harus merindukannya? Aku bilang aku bosan, bukan rindu. Haruskah aku menjadikan dirimu mainan saja? Kau mau lehermu aku rantai dan—
“Maafkan aku, hyung,” Taehyung buru-buru menyela. “Aku tidak mengatakan tentang rindu. Kau salah dengar. Aku tadi mengatakan, bagaimana kalau kita pergi ke markas, bukankah kau sudah lama tidak mengunjungi markas?” usul Taehyung dengan penuh kesabaran. Kedua sudut bibirnya terangkat kaku, membentuk sebuah senyuman kesal.
“Haruskah kita pergi? Tidak ada yang menarik di sana,” dengus Yoongi.
Taehyung memutar bola matanya. “Kalau kau tidak ingin pergi, tidak apa-apa. Lagi pula tidak ada masalah apa pun di mar—
![](https://img.wattpad.com/cover/256375819-288-k780157.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...