Gelap ...
Pengap ...
Mencekam ...
Gadis dengan pakaian campang-camping itu terus berlari menembus lorong-lorong gelap dan pengap. Kakinya yang polos tanpa alas dan penuh bekas luka, ia paksa untuk terus bergerak. Tanpa arah dan tujuan, entah kemana dan dimana ia akan sampai pada akhirnya. Ia tidak peduli. Yang penting baginya saat ini hanyalah, lari dari orang-orang yang akan melecehkan dirinya, mengoyak tubuhnya dan menghancurkan harga dirinya. Ia sungguh tidak sudi.
BUGH!
Entah sudah berapa kali ia terjatuh pada tanah lembap dan basah itu. Entah basah karena air atau darah, ia bahkan tak bisa membedakannya lagi. Karena nyatanya tubuhnya pun penuh darah dari luka-luka yang di berikan orang-orang keji itu.
Napasnya terenggah, lelah. Tubuhnya menggigil, bibirnya mengerang pilu. Ia gemetar ketakutan.
Tap ...
Tap ...
Tap ...
Suara langkah kaki dari kegelapan di belakangnya terdengar semakin mendekat. Orang-orang itu hampir menemukannya lagi.
Air matanya bercucuran. Ia peluk erat tubuhnya yang hampir telanjang itu dan menggeleng samar. Tidak, ia tidak akan menyerahkan tubuhnya, kesuciannya dan harga dirinya. Ia tidak bisa membiarkan kekasih hatinya mendapat tubuh bekas dari kebusukan mereka, dan membuat malu nama besar keluarganya. Ia lebih baik mati dari pada harus menyerahkan dirinya pada orang-orang biadab itu.
Dengan tertatih gadis berkulit putih pucat itu memaksa tubuhnya untuk kembali bangkit dan ia seret kakinya untuk berlari lagi. Hingga akhirnya dia sampai di ujung lorong dengan jalan terbelah dua, ke kanan dan ke kiri.
Ia harap salah satu dari jalan itu menuju ke arah jurang. Maka ia akan melompat ke dalamnya dan mati dengan senang hati. Karena ia tahu, ia tak mungkin selamat kali ini. Pilihannya hanya dua, mati setelah di lecehkan oleh Kang Seowoo orang yang telah menculiknya atau membunuh dirinya sendiri sekarang juga.
Saat suara langkah di belakangnya semakin dekat dan diiringi oleh gelak tawa, ia memilih jalannya. Berlari ke sisi kiri, memasuki lorong yang lebih gelap.
Dan itu adalah jalan yang sangat benar untuk ia pilih. Sesuai dengan harapannya—mati.
✤✤✤✤✤
DOR!!DOR!!
DOR!!
Ketiga tubuh pria berbadan kekar itu tumbang dengan darah mengucur dari kepala mereka yang baru saja di tembus oleh timah panas.
Si penembak mengepalkan tangannya dengan kuat hingga kukunya memutih. Rasa sakit menyeruak memenuhi rongga dadanya ketika ke-tiga bawahan terbaiknya menghantarkan putrinya dalam keadaan tanpa nyawa, dengan kondisi tubuh mungilnya yang terkoyak hancur.
Ia menatap datar ke-tiga bawahannya yang kini terbujur lemas dan bersimpah darah. Tak ada penyesalan sedikit pun yang tersirat dalam wajah tegas itu.
Baginya mereka pantas menerima kematian itu karena tidak becus dalam menjalankan tugas. Membuat harga dirinya hancur karena putri seorang penguasa harus mati mengenaskan.
Mata kelamnya memincing, memancarkan sebuah kemurkaan yang tertuju bedebah yang telah begitu berani mengusik dirinya.
“Tuan Min,” salah satu bawahannya muncul dari balik pintu. Sedikit bergidik saat melihat keadaan di ruangan itu, lantas segera membungkuk sopan. “Tuan Muda Yoongi sudah kembali dari perjalanan bisnisnya di Italia. Dan beliau baru saja tiba di mansion bersama Tuan Taehyung.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...