Mobil berwarna hitam metalik itu membelah jalanan kota yang begitu padat pada siang hari yang cukup terik di musim gugur ini. Nampak berkilauan karena pantulan bias cahaya matahari. Mobil itu bergerak begitu acak. Menyalip di antara kendaraan lain dengan beringas. Hingga klakson dan umpatan saling bersahutan terlontar untuknya. Namun, si pengemudi justru semakin menambah kecepatan mobilnya.
“Peduli setan!! Putraku sedang terluka!!” desis Namjoon sambil memutar-mutar setirnya dengan lihai.
“Prof, lokasi ponsel Tuan Jimin dan juga mobilnya berada di tempat yang berbeda,” ucap Ta. Asisten robot Namjoon yang duduk tenang di kursi belakang dengan laptop menyala di atas pangkuan.
Namjoon yang duduk di belakang kemudi tetap fokus ke arah jalanan. Sedangkan Seokjin yang duduk di sebelahnya kini mencondongkan tubuhnya ke arah belakang.
“Seberapa jauh jaraknya, Ta?” tanya dokter manis itu.
Si robot asisten kembali mengetikkan sesuatu pada laptop itu dan dalam dua detik ia kembali mendongak menatap tuannya. “Tidak terlalu jauh, Dok. Sekitar dua kilo meter,” ungkapnya.
“Namjoon-ah, bagaimana?” lirih Seokjin sembari memandang suaminya.
Pria berlesung pipi itu mengulum bibirnya sejenak, rahangnya mengeras dengan gigi mengertak. “Bagaimana dengan lokasi smartwatch-nya?” tanya Namjoon.
“Sama dengan lokasi mobilnya, Prof.”
“Kalau begitu kita ke sana terlebih dahulu. Ta, sambungkan lokasi smartwatch Jimin dengan mobil ini!” titah Namjoon, yang segera disanggupi oleh robot asistennya.
Angka pada spedometer mobilnya kembali bertambah, mesin mobil itu mengaum dan melesat hingga mencapai kecepatan di atas seratus dua puluh kilo meter perjam.
Tak ada rambu lalu lintas yang bisa menghalangi jalannya. Semuanya serempak berubah hijau saat mobil Kim Namjoon melintas. Namun sialnya, di perempatan ujung jalan, ia harus menginjak remnya hingga ke empat roda mobilnya berdecit nyaring dan mereka yang ada di dalam mobil terlonjak ke depan.
“Damn!!” umpat Namjoon saat mendapati banyaknya mobil berjejer di depan sana. Membuat kemacetan yang cukup panjang.
“Ada kecelakaan yang terjadi dua ratus meter di depan sana, Prof,” ucap Ta yang telah memeriksa keadaan melalui CCTV pinggir jalan yang ia sadap.
“Shit!! Kalau begitu tak ada pilihan lain!” umpat Namjoon. Lantas mulai mengutak atik layar sentuh yang terpasang di dashboard mobilnya, yang kemudian dicegah suaminya.
“Namjoon, kau sudah gila?! Kita bisa jadi tontonan. Bagaimana kalau ada yang merekam dan mengunggahnya ke internet?! Kita bisa di tangkap badan intelijen karena memiliki mobil seperti ini!!!” seru Seokjin.
Namjoon menghentikan gerakan tangannya untuk sekejap, lantas menoleh ke belakang. “Ta, retas semua kamera CCTV sepanjang jalan ini, juga black box yang terpasang pada mobil lain dan matikan semuanya! Lantas cari semua signal ponsel yang ada di sini dan matikan ponsel-ponsel itu secara paksa. Aku beri kau waktu lima menit untuk melakukannya!!” titah Namjoon.
“Tiga menit, Prof! Aku hanya butuh waktu tiga menit!” tukas si robot. Kini bukan lagi laptop di atas pangkuan yang ia gunakan. Namun, sebuah satelit yang terpasang di dalam kepalanya. Karena asalkan memiliki frekuensi signal, maka semuanya bisa di kendalikan oleh si robot berteknologi AI itu.
Kedua mata si robot mulai berubah menjadi biru terang, dengan berbagai tulisan yang terlihat bergerak naik di sana, menandakan sistemnya mulai bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...