"Jadi kau bocah menjijikkan itu?"
Kepala Jimin menunduk sedih ketika Yoongi hanya mengingatnya sebagai orang yang menjijikkan. Sementara Yoongi justu terkekeh penuh ejekan dan beranjak dari ranjangnya, mengambil jubah mandi berwarna hitam yang tersedia di nakas, lantas memakainya dengan tenang.
"Tuan, apa sekarang aku-
"Pergilah!" sela Yoongi.
"N-nee?" Kepala Jimin sontak terangkat. Ia tatap Yoongi dengan mata berkaca-kaca. Kenapa ia di minta untuk pergi lagi?
"Pegilah. Kau tidak berguna untukku. Aku tidak butuh jalang sepertimu," sarkas Yoongi sambil menuangkan wine ke dalam gelasnya dan duduk dengan angkuh di atas sofa berwarna hitam yang ada di dekat ranjang.
Kedua tangan Jimin terkepal kuat, bukan karena ucapan tuannya, tapi karena matanya menangkap seseorang yang tengah mengarahkan senjata laras panjang ke punggung tuannya dari luar jendela kamar mereka. Tidak ada satu pun orang yang boleh menyakiti tuannya.
Tanpa pikir panjang pemuda manis itu beranjak dari ranjang, dengan gerakan cepat ia meraih pistol Yoongi yang ada di atas meja dan mendudukkan dirinya di atas pangkuan sang tuan dengan pistol yang menempel tepat di dahi pucat Yoongi guna menipu musuhnya.
Yoongi menatap netra cokelat yang ia akui begitu indah itu dengan lekat, kemudian terkekeh sarkas saat melihat bayangan seseorang yang akan membunuhnya di dalam pantulan manik cokelat itu.
"Tembak..." bisik Yoongi nyaris tanpa suara, dan-
DOR!!!!
Peluru itu melesat cepat ke arah jendela, menembus kaca yang akhirnya pecah berhamburan dan kepala itu berhasil ia lubangi.
Yoongi sama sekali tidak heran, karena memang banyak orang-orang di luar sana yang menginginkan nyawanya. Tidak lama kemudian ponselnya berdering dan nama Taehyung terpampang di layarnya.
"Hyung?! Tembakan itu dari kamarmu?!"
Yoongi menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan Taehyung. "Pelankan suaramu, kau pikir aku tuli?!" kesalnya, ikut membentak.
"Kau baik-baik saja?! Aku akan segera ke sana dengan anak buah Hobi. Sudah ku katakan, kita harusnya keluar dengan beberapa pengawal. Tapi kau malah dengan santainya ingin pergi sendiri. Jungkook bisa membunuhku kalau ia tahu kakaknya-
"Diamlah Tae, aku sedang ditawan saat ini," sela Yoongi sambil menyeringgai saat pria mungil di pangkuannya kembali meletakkan moncong pistol itu di keningnya.
"MWO?! KAU DIMANA SEKARANG?!"
Tangan mungil Jimin merampas ponsel Yoongi, lantas menyamankan dirinya di atas pangkuan sang tuan sembari tetap menodongkan pistolnya ke kepala Yoongi.
"Dia aman bersamaku," ucap Jimin dengan lembut. Membuat seorang ada di seberang telepon terdiam untuk sejenak.
"Siapa-
"Jangan ganggu kami!" potong Jimin lalu melempar ponsel Yoongi ke udara dan menembaknya hingga hancur.
"Nice shoot," ucap Yoongi sambil menyeruput wine-nya.
Jimin terkekeh. Ia kini mengarahkan moncong pistolnya ke rahang Yoongi, mendorongnya lembut hingga membuat pria pucat itu mendongak dan bertatapan dengannya.
"Tuan, aku pandai membubuh, pandai berkelahi, juga pandai menembak. Dan aku pandai memuaskanmu. Apa aku masih tidak berguna untukmu?" bisik Jimin tepat di depan bibir Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Temptation | YOONMIN • END
FanfictionYOONMIN - Dark Romance ______________________________ Ketika takdir mengungkapkan dendam melalui sebuah kisah cinta yang rumit. Potongan puzzel yang begitu berantakan, satu per satu mulai tersusun di dalamnya. Mengungkap kebenaran, mengguncang hati...