Enam

1.1K 170 6
                                    

Gelapnya malam, menuai derik belalang dan dinginnya semilir angin. Di sebuah pabrik tua tempat seorang pria tak punya hati tak punya perasaan menyambung hari harinya yang sekelam malam demi bertahan hidup atau sekedar mengganjal perut.

Lan Xichen melangkah masuk, menyusuri lorong gelap minim cahaya dengan bau hangus kematian dari setiap hewan yang gagal dalam percobaan. Semakin memasuki lorong, udara semakin mencekam namun semakin terang dengan campuran cahaya lampu dan gemerlap api pembakar nyawa.

"Aku sampai" begitulah ucapan pertama yang keluar saat Lan Xichen membuka pintu ruangannya. Ruangan tempat ia melihat apakah hewan-hewan itu sudah hangus berurai atau belum.

Pria tua yang selalu bersamanya menyambutnya dengan sapaan khas orang setengah mabuk. "Pahlawan kita, mari duduk" bergurau namun tidak.

Segelas bir ditawarkan dihadapan Lan Xichen namun Lan Xichen hanya menunduk, mendorong kembali dengan sopan gelas kecil itu. Hari ini waktunya ia bertugas jadi tak mungkin untuknya mabuk kali ini.

Sebagai pria tua yang selalu menemani Lan Xichen bertugas menjemput jenazah pahlawan kecil kadang dia berfikir, dia yang pria tua tidak pernah sekolot pria muda yang bugar dan sehat bernama Lan Xichen. Bahkan teman seangkatannya masih bisa bersifat fleksibel.

"Ku kira kamu tak punya hati, hik, tapi nyatanya kamu menyelamatkan pria tampan itu" pria tua.

Lan Xichen hanya diam, dia juga bingung kenapa dia rela menunjukkan kemampuannya yang selama ini dia tutup rapat hanya demi menolong orang asing yang bahkan pada saat atasannya ini mengalami serangan jantung dia sama sekali tak berani mengeluarkan keahliannya.

Selama ini dia menyembunyikan jati dirinya karena dia tak yakin apakah keahliannya akan mendatangkan petaka atau kebahagiaan baginya. Karena seperti bayaran atas keahlian istimewa yang tuhan berikan padanya, ingatannya tentang hari-hari kemarin akan hilang, lenyap tak bersisa.

Kejadian itu sangat mengerikan, Lan Xichen frustasi hingga rasanya dia ingin mengambil nyawanya saat itu juga.

"Kenapa kau malah bersembunyi? Bukan kah bagus jika kau diliput oleh tv sebagai pahlawan penyelamat" racau si pria tua, dia berucap seperti tak ada hari esok untuknya memarahi dan mencari tahu tentang anak muda ini yang sudah dia anggap sebagai putranya sendiri "Apa kau seorang penjahat, pembunuh atau kau perampok kelas kakap sampai-sampai kau harus menyembunyikan jati dirimu? Mmm sepertinya itu tidak mungkin, aku yakin kau pria baik"

Lan Xichen tersenyum pahit, tersenyum pahit akibat pernyataan bahwa dirimu merupakan orang baik dari orang lain padahal dirimu sendiri saja tidak tahu dengan identitas aslimu, siapa orang tua aslimu, kapan kau dilahirkan.

Lan Xichen menggeleng, mengambil gelas kecil yang pria tua genggam erat. Dia rasa pria tua sudah cukup untuk meminum bir hari ini. "Eish anak muda ini kenapa bisa kau sedingin ini, nanti tidak akan ada perempuan yang mau menikah denganmu"

"Aku tidak mau berkeluaga" jawab Lan Xichen acuh tak acuh sembari membersihkan sampah yang boss nya hasilkan. Si pria tua terbatuk tersedak air liurnya sendiri dengan wajah merah mengumpat "hei pria sialan apakah kau akan sendirian selama sisa hidupmu?!"

"Ya" jawab Lan Xichen.

Si pria tua terdiam, menatap Lan Xichen yang ada disebrangnya dengan pandangan tak percaya. Minuman yang sudah Lan Xichen rapikan kembali dia rebut paksa lalu dia teguk seluruh isinya dalam sekali teguk. "Astaga!"

"Kau tak perlu berteriak seperti itu, ini sudah malam" Lan Xichen

Si pria tua dengan wajah memerah berkata sebagai sosok ayah yang selama ini sudah menganggap Lan Xichen adalah anaknya sendiri "Bagaimana bisa anak muda tangguh dengan tubuh bugar berkata seperti itu?! Kenapa kau tidak ingin berkeluarga?! Apa kau memiliki trauma akibat kedua orang tuamu?!"

Lan Xichen menjawab dengan raut wajah dan intonasi yang lancar "Aku tidak punya orang tua, dan bagiku keluarga ada karena manusia lemah yang tidak bisa hidup sendirian. Mereka bersatu membentuk satu koloni untuk saling menjaga satu sama lain karena mereka lemah"

Terdengar sangat menyakitkan, berhasil membuat wajah merah pria tua berubah menjadi biru. Dengan lemah dia bertanya pada pria usia 25 tahun dihadapannya "Bagaimana bisa kau berbicara seperti ini diusia mu yang masih sangat panjang? Kau hendak menjadi apa saat dewasa nanti?"

Bukannya menjawab Lan Xichen malah balik bertanya "Lalu, kau akan jadi apa saat dewasa?"

Entah Lan Xichen memiliki mata yang abnormal atau dia salah mengira pria tua disebrang nya ini sebagai anak remaja yang belum dewasa, "Aku sudah dewasa"

"Lalu kau menjadi apa?"

"Kekacauan"

Tawa kecil diakhir kata yang pria tua ucapkan membuat Lan Xichen ikut tertawa. Menertawai bagaimana kehidupan mereka yang dipenuhi gemerlap warna hitam beraroma kemalangan.

"Dengarkan aku kali ini, kau harus membangun sebuah keluarga karena sebuah keluarga bukan seperti yang kau pikirkan. Mereka ada untuk saling menghibur saling memberi kasih sayang yang tidak bisa kau dapat dari siapapun. Aku berkata seperti ini karena aku menganggap mu sebagai anakku"

Lan Xichen "Aku tidak merasa kau seperti ayahku"

Wajah si pria tua sepenuhnya membiru "Kau benar-benar tidak memiliki hati" melanjutkan kembali acara meminumnya, membiarkan si pria tak punya hati membersihkan kembali kotoran yang ia buat.

Tiba-tiba suara langkah kaki beberapa orang terdengar, sangat santai namun mengancam. Seluruh bulu kuduk di tubuh Lan Xichen berdiri, merasakan hawa musuh yang akan mengancam hidupnya.

Dengan cepat Lan Xichen menguci pintu dan mematikan saklar lampu tempatnya berada serta tak lupa menutup mulut si pak tua dengan kain agar pria tua itu tidak meracau dan membuat musuh tau keberadaannya.

Sayup-sayup terdengar 3 suara pria yang berbeda dengan 1 orang yang sepertinya merupakan pemimpin dari dua orang lainnya memberikan instruksi untuk memeriksa semua ruangan tanpa tersisa. Lan Xichen yang duduk meringkuk dekat dnegan pintu terus menunggu, sambil memegang selongsong besi tua yang berkarat sebagai bentuk pertahanan. irasa sudah aman dan musuh sudah mulai menjauh dari tempatnya berada.

Hingga suara itu akhirnya sudah sampai didepan tempat persembunyiannya. Lan Xichen semakin mengeratkan benda dalam genggamannya.

Ketukan pada pintu terdengar, lalu disusul dengan tendangan pada pintu hingga pintu baja itu rusak dan terpental jauh. Bersamaan dengan itu, Lan Xichen mengayunkan besinya tepat dikepala orang asing. Karena tak siap, orang asing itupun langsung pingsan begitu saja. Namun suara tadi menyebabkan rekannya lain yang kebetulan tak jauh dari tempatnya berada ikut datang menemukannya sedangan memegang setengah besi bengkok ditangannya. Salah satu pria asing dengan gerakan cepat menendang Lan Xichen hingga tubuhnya terpelanting membentur lemari besi.

Benturan yang keras membuat tubuh Lan Xichen kesakitan, perlu beberapa waktu hingga ia mampu berdiri tegak dan melihat orang-orang asing yang menyerangnya. Saat melihat salah satu orang dengan pakaian serba hitam kilasan balik tentang dia tiba-tiba muncul seperti kaset rusak.  "Apa itu kau?"

Orang asing itu menyeringai "Oh jadi ingatan mu hilang lagi. Ya ini aku, sudah lama tak berjumpa Lan Xichen, satu tahun?"

Lan Xichen tau, yang harus dia lakukan saat ini adalah lari, lari, dan lari.
-
-
mohon dukungannya semua😊💙💜

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang