Lima Belas

557 96 0
                                    

Roda mobil berhenti melaju, Jiang Cheng turun terlebih dahulu lalu disusul oleh ke JingYi dan ShiZui.
Satu persatu memperhatikan gedung besar dengan tanaman berdaun lebat serta bunga-bunga yang indah, terlihat sangat terawat.

Jiang Cheng berjalan, memimpin kedua didepan. Sepanjang perjalanan, mereka hanya bertemu dengan seorang pria berjas lab putih yang sibuk dengan benda ditangannya. Jiang Cheng hendak bertanya padanya namun pria itu malah berjalan lurus menolak Jiang Cheng. Akhirnya Jiang Cheng memilih untuk masuk ke dalam gedung. Saat masuk, Jiang Cheng disambut dengan lobby yang luas namun sangat sepi, seakan gedung ini sedang dirundung kebangkrutan dan akan tutup sebentar lagi.

ShiZui tiba-tiba mengusulkan suatu ide "Tuan Jiang, bagaimana kalau kita berpencar? Gedung ini terlalu luas dan terlalu sepi"

Alis JingYi mengkerut hendak berkomentar namun keputusan Jiang Cheng terlebih dahulu dijatuhkan "Baik kita berpencar, kemari kan ponsel kalian.."

Jiang Cheng mengetikkan nomor ponselnya di kedua ponsel lalu melakukan panggilan tak terjawab. "Simpan nomor itu dan panggil aku kapan saja saat kalian merasakan hal mencurigakan.. mengerti?"

JingYi dan ShiZui mengangguk mengerti. Mereka akhirnya berpencar. Jiang Cheng melangkah lurus, JingYi mengambil lorong kiri dan ShiZui mengambil lorong kanan. Masuk semakin dalam, semakin sempit pula jalan Jiang Cheng. Kanan kiri di hiasi pintu-pintu berjendela hitam yang gelap hingga dia menemukan satu pintu dengan jendela yang menyala.

Jiang Cheng mengendap masuk, kepalanya bergerak kanan dan kiri mengamati situasi. Tidak ada yang mencurigakan, hanya ada lampu benderang dan meja-meja penuh dokumen namun tak berpenghuni. Tiba-tiba seseorang keluar dari pintu yang ada di pojok ruangan. Orang itu memakai jas putih yang sama dengan orang sebelumnya. Matanya sedikit membesar terkejut saat melihat Jiang Cheng berada di depan pintu, nadanya waspada "Siapa kau?"

Jiang Cheng mengeluarkan tanda pengenalnya "Jiang Cheng, aku seorang penyidik"

Pria itu sedikit khawatir namun dapat tertutupi dengan baik. "Mau apa kau?" Tembaknya langsung ke inti.

Pria ini sungguh tidak ingin bermain-main lebih lama, Jiang Cheng.

Jiang Cheng terkekeh, mengelus leher belakangnya. "Diluar cuaca sedang hujan, jika kita bisa berbicara dengan secangkir coklat panas sepertinya akan terasa asik"

Sebisa mungkin Jiang Cheng mengulur waktu, demi bisa menyelami ruangan ini lebih lama lagi. Pasalnya Jiang Cheng sedikit melihat gelagat aneh yang pria itu lakukan saat dia menyebutkan dirinya seorang penyidik, pasti ada sesuatu yang pria itu sembunyikan.

"Kami tidak memiliki coklat panas" ucap pria itu.

Jiang Cheng tak ingin mundur "Mm, Susu panas sepertinya enak juga"

Alis pria itu terangkat satu lalu berjalan berlalu untuk mengambil apa yang Jiang Cheng minta. Dia pikir semakin cepat orang ini pergi semakin bagus.

"Benar-benar tak tahu malu Jiang Cheng" gumamnya pada diri sendiri.

Sementara orang itu menyiapkan segelas susu panas, Jiang Cheng mengendap masuk ke ruangan yang sebelumnya pria itu masuki. Sebuah ruangan dengan penerangan muram dan suara-suara mendecit. Jiang Cheng melihat satu persatu kotak yang ternyata berisi tikus kecil bewarna putih. Jiang Cheng terkekeh "Mencit".

Jiang Cheng segera keluar dari ruangan saat dia mendengar suara pintu dibuka. Orang itu pasti sudah selesai dengan susu hangatnya. Sebelum orang itu nampak, Jiang Cheng sudah lebih dulu duduk di salah satu bangku. Kepalanya menoleh matanya dengan patuh menemani langkah pria itu.

"Ini" dengan cuek pria itu memberikan secangkir susu putih yang tak sesuai dengan keinginan Jiang Cheng. Jiang Cheng agak kesal, menatap susu putih yang sudah rusak kelezatannya. Susu putih hangat adalah minuman kesukaan pria berusia 30 tahun ini.

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang