Lan Xichen terkejut dengan tembakan tiba-tiba dari ShiZui. "Kenapa kau menembaknya?" Tanya Lan Xichen. Selama bergaul dengan Jiang Cheng dan JingYi, ShiZui memang tidak memiliki hubungan yang begitu dekat dengan Lan Xichen seperti hubungannya dengan Jiang Cheng dan JingYi. Dengan datar dia menjawab "Karena dia anggota laboratorium".
JingYi mengangguk "Itu benar, selama ini dia memata-matai Tuan Jiang dan anda. Dia bahkan sengaja memasukkan Tuan Jiang ke divisinya dan menaruh alat pelacak pada ponsel Tuan Jiang"
Lan Xichen terdiam, dia menatap Jiang Cheng sambil membelai kepala yang berada dalam pangkuannya. Entah reaksi apa yang Jiang Cheng berikan saat sadar bahwa orang yang sudah dia anggap kakak sendiri malah menghianatinya.
"Kita akan kemana?" Tanya Lan Xichen pada JingYi.
"Ke rumah Nona Wen, disana ada klinik kecil yang bisa merawat Tuan Jiang"
Raut wajah Lan Xichen seketika muram seperti dirundung banyak masalah. Pasalnya bila sudah bertemu Wen Qing, Jiang Cheng akan lupa pada dirinya dan lebih asik berduaan bersama Wen Qing. Dia tak ingin merasakan rasa cemburu lagi, tapi dia sadar, tak ada yang bisa dia perbuat sekarang. "Maaf kan aku" dia meminta maaf kepada Jiang Cheng karena tak bisa melakukan apapun sambil memberikan satu kecupan pada dahi Jiang Cheng.
Yang awalnya menoleh hendak mengecek keadaan Tuan Jiang, mendadak ShiZui mengalihkan pandangannya, pipinya bersemu samar melihat interaksi di bangku belakang "Apa kau bisa menyetir lebih cepat lagi?" Ucap ShiZui pada JingYi dengan nada datar.
JingYi berdecak "Kau mau kita kecelakaan?! Kalau begitu kau saja yang menyetir!"
"Maaf, aku hanya khawatir dengan keadaan Tuan Jiang" ShiZui berkata dengan nada lemah.
JingYi mengendurkan amarahnya, "Semua juga menghawatirkan Tuan Jiang, kamu yang sabar ya Tuan Jiang bukan orang yang lemah" salah satu tangannya terulur menggenggam tangan ShiZui berusaha menenangkan hatinya yang risau.
ShiZui membalas genggaman tangan JingYi sambil tersenyum kecil berterima kasih karena telah berhasil menenangkannya. Suasana menjadi hening, hingga mobil mereka sampai ke kediaman Wen Qing. Rupanya disana Wen Qing sudah siap di klinik nya. Begitu Jiang Cheng dibaringkan diatas ranjang, Wen Qing terdiam merasa bersedih melihat pipi yang biasanya terlihat sedikit berisi kini nampak sangat tirus, wajah yang biasanya nampak serius dan segar sekarang terlihat sangat pucat dengan mata terpejam erat. Air matanya menetes, dari belakang ShiZui memegang pundak Wen Qing berusaha menguatkannya.
Wen Qing pun mengangguk kemudian dibantu ShiZui yang sudah siap dengan baju sterilnya segera menangani Jiang Cheng, sedangkan JingYi dan Lan Xichen disuruh menunggu di dalam rumah. JingYi menyarankan Lan Xichen untuk membersihkan tubuhnya, karena tubuhnya serta sisa pakaiannya dihiasi bercak darah. Selesainya Lan Xichen membersihkan diri, JingYi memberikan sepasang pakaian baru kepada Lan Xichen dan dibalas dengan ucapan terima kasih.
Selama menunggu mereka dirundung ke khawatiran yang sama, Lan Xichen tidak bisa duduk tenang meski JingYi sudah menyediakan nya teh hangat untuk menghangatkan badannya. Lan Xichen lebih memilih menunggu didepan pintu ruang rawat, berjalan mondar-mandir sambil sesekali mengintip kedalam ruangan walau hal itu sia-sia karena kaca hanya bisa dilihat dari 1 sisi saja.
Setelah 1 jam menunggu, Wen Qing pun keluar dia hampir saja jatuh akibat bertabrakan dengan Lan Xichen. "Maaf" ucap Lan Xichen meminta maaf atas keteledoran nya. JingYi juga tiba disana, menyaksikan Wen Qing dengan wajah marah sambil berkacak pinggang berdiri menjulang didepan mereka "Siapa yang menyetir?!"
JingYi dengan tangan gemetar mengangkat tangannya "Sa-saya"
"Kau seharusnya menyetir lebih cepat! Jika A-Cheng terlambat satu menit saja dia pasti sudah mati! Kau tau itu!" Mata Wen Qing berkaca-kaca menahan amarah dan kesedihannya melihat sahabatnya dalam kondisi kritis. Untung saja fasilitas yang ada di kliniknya sudah dapat menangani Jiang Cheng, ditambah dengan kemampuan medis Wen Qing dan ShiZui yang sangat mumpuni, walau dengan alat seadanya bisa dijamin Jiang Cheng juga pasti akan selamat ditangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side (Xicheng) ✅
Science FictionApa jadinya bila sekumpulan orang pintar berada di jalan keburukan? "Aku bukan monster" Xichen berusaha meyakinkan pria yang sedang menodongnya dengan pistol. "Buktikan!" Bentak pria itu. Xichen dengan berani tanpa sedikitpun rasa takut mendekat mem...