Jiang Cheng terdiam mematung tak tahu harus berbuat apa, tetapi hatinya terasa hangat ada getaran samar disana dan perutnya terasa geli seperti ada ribuan kupu-kupu terbang disana. Getaran aneh itu menyebabkan selintas ingatan tentang pria itu muncul dikepalanya. Dia ingat rasa hangat saat dia mencicipi masakan si pria, dia ingat rasa bahagia saat tertawa bersama dengannya setelah bercerita tentang hal-hal yang sebenernya tidak terlalu penting, dia ingat rasa aneh yang menjalar dihatinya saat tahu pria itu diam-diam naik keatas kasurnya.
Ingatan itu datang bertubi-tubi menyerang kepalanya hingga kepalanya berdenyut nyeri dan membuat Lan Xichen menyudahi ciuman diantara mereka.
"A-cheng kau baik-baik saja? Kau kenapa? Dimana yang sakit hm?" Lan Xichen dengan panik bertanya sambil memeriksa seluruh tubuh Jiang Cheng.
Meski ingatannya tak sepenuhnya pulih, ingatan yang muncul barusan serta perasaan aneh yang dia rasakan cukup membuatnya tahu bahwa Lan Xichen adalah orang baik dan suatu hubungan diantara mereka. Jiang Cheng menjawab dengan tetap memegang kepalanya yang berdenyut nyeri "Aku baik".
"Kita akan keluar dari sini, kumohon bertahan sebentar lagi ya" Lan Xichen mengusap noda-noda yang ada diwajah Jiang Cheng. Karena khawatir dengan kondisi orang terkasihnya, Lan Xichen lebih memilih untuk menggendong Jiang Cheng. Tetapi saat Jiang Cheng sudah berada di kedua lengannya Jiang Cheng memberontak turun, lengkap dengan semburat merah samar dipipinya.
Entah mengapa dia merasa malu dengan posisi itu apalagi harus dihadapkan dengan pemandangan dada bidang serta jangan lupakan keenam kotak diperutnya dan kulit eksotis berlumur keringat yang menambah kesan seksi pada tubuh indah Lan Xichen.
"Punggung, a-aku ingin digendong di punggung" dia berkata dengan frustasi demi menahan rasa malunya.
Lan Xichen hanya mengangguk lalu menekuk lututnya membelakangi Jiang Cheng dan menunggu Jiang Cheng naik ke punggung nya. Begitu Jiang Cheng sudah berada di punggung nya, Lan Xichen sedikit membetulkan posisi Jiang Cheng "Sudah merasa lebih nyaman?"
Jiang Cheng mengangguk berkata dengan suara kecil tepat disebelah telinga Lan Xichen "Sudah, terima kasih". Lan Xichen sempat terdiam, hembusan nafas Jiang Cheng yang menyentuh kulitnya membuat semua bulu kuduknya meremang bersorak.
Lan Xichen menggeleng kan kepalanya menyudahi pikiran aneh yang melintasi otaknya dan segera berjalan setengah berlari dengan langkah stabil menyusuri lorong. "Apa kau tahu jalan keluarnya?" Tanya Jiang Cheng.
"Aku tidak tahu tapi akan aku hancurkan dinding ini, kamu disini dulu ya jangan kemana-mana" Lan Xichen tersenyum kecil menyeka keringat yang membasahi dahi Jiang Cheng serta merapihkan rambut depan Jiang Cheng, dia melakukan semua itu dengan lembut seperti takut orang yang saat ini sudah turun dari punggungnya tersakiti.
Setelah tinggal beberapa minggu ditempat ini dan bertarung menghadapi orang bermulut kasar, membuat Jiang Cheng tidak terbiasa dengan semua perlakuan Lan Xichen. Tapi entah kenapa hatinya malah melonjak bahagia dan menikmati itu semua sambil melihat punggung tegap Lan Xichen yang berada cukup jauh darinya.
Perlahan listrik ditangan Lan Xichen berkembang menjadi besar, kejadian ini mirip seperti ketika dia menyerang Nie Mingjue dan ke 3 bayi. Ketika Lan Xichen rasa sudah cukup besar dia pun segera melemparkannya ke arah dinding beton itu membuat dinding yang susah ditembus hancur hingga tercipta lubang besar yang mampu dilewati 10 orang dewasa berbadan kekar.
Lan Xichen berbalik badan, dia melihat Jiang Cheng berkelahi dengan tangan kosong melawan banyak pria berjas hitam. "Cepat lari dulu, nanti aku menyusul" ucap Jiang Cheng disela perkelahiannya. Saat Jiang Cheng menghajar salah satu pria ternyata dari belakang ShiZui diam-diam memukul tengkuknya, membuat Jiang Cheng hampir saja jatuh jika Lan Xichen tidak secepat kilat menangkapnya.
Lan Xichen membawa Jiang Cheng menjauh lalu menyiksa siapa saja yang tangannya telah menyentuh Jiang Cheng. Setelah membuat semua mati hangus terpanggang, Lan Xichen baru sadar, ShiZui si penghianat tidak ada disana. Dia kembali lagi pada Jiang Cheng yang setengah sadar, menggendongnya kemudian membawanya kabur dari sana meninggalkan laboratorium yang setengahnya berhasil Lan Xichen bakar.
Lan Xichen berlari sambil sesekali menatap Jiang Cheng dan berbisik "Kumohon bertahanlah"
Namun belum sampai mereka pergi jauh, langkah mereka terhenti ketika Lan Xichen melihat ShiZui tengah dibopong oleh seseorang. Amarahnya kembali meledak, dia menghampiri kedua orang itu. Seseorang yang membopongnya pun sadar ketika Lan Xichen menuju kearahnya, dia memberhentikan langkahnya menyembunyikan ShiZui dibalik punggungnya.
"Tuan Lan, aku tahu dia adalah bagian dari mereka tapi dia tidak sejahat itu, dan aku bisa jamin itu" ucap orang itu memohon hingga dia bersujud didepan Lan Xichen.
"Minggir JingYi biarkan aku membunuhnya"
JingYi panik bukan main, dia berusaha melindungi ShiZui dengan tubuhnya "Aku mohon Tuan Lan, beri dia satu kesempatan lagi aku yang akan mengawasinya agar dia tidak berkhianat lagi. Sebenarnya dia juga lelah berada di laboratorium ini. Tuan Jiang sadarlah, ku mohon!"
"Enyahlah JingYi, atau aku akan membunuh kalian berdua"
ShiZui yang lemah berusaha mendorong JingYi namun tekad JingYi untuk melindungi orang terkasihnya sudah bulat. Jika Lan Xichen ingin membunuh ShiZui, Lan Xichen juga harus membunuhnya. Melalui tatapannya JingYi meyakinkan ShiZui hingga mereka pun mengangguk bersama menunggu ajal mereka datang.
"Xichen..." Bisikan lemah terdengar. "Jangan bunuh mereka" Jiang Cheng menyentuh tangan Lan Xichen, membiarkan dirinya merasakan sengatan listrik Lan Xichen.
Amarah Lan Xichen seketika mereda "Kenapa? ShiZui telah memukulmu, dia sama dengan yang lain"
Jiang Cheng menggeleng dengan lemah "Dia yang merawat luka-luka ku dia juga yang menghilangkan rasa sakit di perutku, bisakah kau memaafkannya? Kumohon"
Lan Xichen mengalihkan pandangannya pada ShiZui "Apakah itu benar?"
ShiZui tidak menjawab namun JingYi berkata "Meski aku tidak melihatnya, aku yakin ShiZui melakukannya dan tujuan ShiZui memukul Tuan Jiang karena dia ingin membawa Tuan Jiang kabur dari tempat itu. Aku disini untuk membantu rencana itu"
Lan Xichen terdiam, berusaha mempercayai kata-kata kedua pria muda didepannya. Dia memandangi Jiang Cheng lagi yang sangat pucat dan lemah. Dia tidak punya pilihan, tidak mungkin untuk jalan kaki hingga rumah mereka. "Baik aku percaya kalian"
Mereka berempat akhirnya menjalankan rencana yang sudah ShiZui dan JingYi susun. Dengan mobil suv hitam mereka melaju cepat membelah malam dan angin dingin. Sepanjang perjalanan Lan Xichen menatap cemas kekasih hatinya sambil terus memegangi tangan Jiang Cheng yang saat ini keadaannya sudah jatuh pingsan tak sadarkan diri. Hingga sebuah mobil hitam melintas menghalangi perjalanan mereka.
Seseorang muncul, Lan Xichen ingat orang itu. Dia adalah Wei Wuxian, atasan dari Jiang Cheng. Lan Xichen sedikit tenang, karena ada seorang polisi disana namun ShiZui tiba-tiba berteriak panik "Cepat berputar! Dia adalah bagian dari mereka!" Kemudian dia memberikan dua tembakan. Satu tepat di kaki dan satu lagi di ban mobil Wei Wuxian.
-
-Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅
Mohon dukungannya😊💙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side (Xicheng) ✅
Science FictionApa jadinya bila sekumpulan orang pintar berada di jalan keburukan? "Aku bukan monster" Xichen berusaha meyakinkan pria yang sedang menodongnya dengan pistol. "Buktikan!" Bentak pria itu. Xichen dengan berani tanpa sedikitpun rasa takut mendekat mem...