Satu

5.1K 329 7
                                    

Malam hari gelap gulita, di dalam gedung tua yang sudah lama ditinggalkan terlihat seorang pria sedang menggendong buntalan kain putih berisikan seorang bayi kecil dengan mata terbuka namun tetap tenang. Orang itu berlari tak karuan dan tergesa-gesa menghindari kumpulan orang yang mengincar dirinya dan si bayi. Terus bergerak memasuki ruang demi ruang menaiki tangga demi tangga hingga ia terpojok ke tengah gedung. Sebuah ruangan kosong dengan lubang lingkaran besar menjorok hingga ke dasar gedung.

Tak punya pilihan lain pria itu menjatuhkan si bayi ke dasar gedung. Hingga sepasang mata kecil itu terbuka menampilkan birunya iris serta tubuhnya yang mengeluarkan sengatan listrik biru. Dengan kekuatan listrik yang ia miliki, tubuhnya tak jadi menyentuh lantai dasar.

25 tahun kemudian di sebuah bangunan tua, seorang pria muda baru saja bangun dari pingsannya. Kesadarannya pulih namun seluruh ingatannya hilang. Ia tidak tahu mengapa ia berada ditempat ini dikelilingi berbagai mayat dan orang-orang terluka. Sendirian dalam kebingungan tak berujung.

Pria itu berdiri mendengar deru mobil mendekat. Bulu ditubuhnya berdiri merasa bahwa akan ada musuh yang mengancam. Dengan langkah goyah ia berjalan keluar gedung namun kakinya secara tiba-tiba dicengkeram oleh tangan seseorang dengan luka bakar baru yang masih mengepulkan asapnya dan seluruh luka penuh darah ditubuhnya. Orang itu menatap dengan perasaan marah sekaligus dendam yang teramat seakan tak mengizinkan si pria pergi sejengkal pun tanpa melepas kepalanya.

Tanpa menghiraukan tatapan itu si pria buru-buru pergi dari sana, menyisakan orang itu sendirian terbaring tak berdaya tanpa kesadaran.

"Akh sial" ucapnya saat membasuh luka dipunggung nya. Sekelebat bayangan muncul dalam kilasan balik dalam kepalanya. Luka ini ia dapatkan dari sabetan alat tajam milik orang tadi dan seluruh darah yang ia basuh barusan berasal dari orang-orang yang terlibat dalam pertarungan.

Di kilasan balik itu ia melihat dirinya sendiri bertarung tangan kosong dengan kilatan listrik miliknya menghanguskan puluhan manusia berjas hitam.

Ia melihat tangannya lalu beralih melihat pantulannya di cermin. Menampilkan luka-luka mengaga yang perlahan menutup dengan sendirinya tanpa meninggalkan sisa. Selain itu ia tidak melihat apapun. Ia bahkan menganggap dirinya sendiri sebuah monster aneh dengan listrik yang keluar dari tubuhnya tanpa ingat identitasnya sendiri.

Memikirkan mengenai identitas, ia segera menggeledah dirinya sendiri. Merogoh seluruh saku berharap dapat menemukan sepenggal informasi terkait jati dirinya. Sebuah dompet ia dapatkan, disana terdapat sebuah kertas kecil hangus yang menyisakan tulisan jelas pada setengah bagian saja.

Disana hanya tertulis tulisan Pinjaman Dana Cepat tanpa ada alamat atau nomor telfon. Namun selain sebuah kertas kecil itu ia juga menjumpai indentitas miliknya dengan keadaan yang sama hangusnya dengan kertas kecil tadi. Dalam hati ia sedikit tenang, setidaknya ia mengetahui bahwa namanya adalah Lan Xichen.

Meninggalkan kamar mandi umum berjalan entah kemana membawa tubuh dan sepenggal identitas bernama Lan Xichen.

..

Pagi ini unit investigasi dihadiahi kasus sebuah temuan mayat yang sudah menjadi tulang belulang di pekarangan apartemen yang sedang direnovasi.

Sesampainya dilokasi, sang pemimpin divisi bernama Wei Wuxian memberikan masing-masing tugas kepada anak buahnya "Kau pergi temukan informasi terkait mayat ini. Kau pergi urus kerumunan. Dan kau usir para pekerja yang masih melanjutkan aktifitas nya ini, demi tuhan ditempat ini sedang ada seonggok mayat! Bagaimana bisa orang-orang bodoh ini masih tetap melanjutkan aktifitas nya seakan tak ada masalah apapun?! Cepat bereskan mereka!" Para anak buah melayangkan hormat sedianya lalu bergerak memenuhi tugasnya masing-masing.

Wei Wuxian bersama salah satu anak buahnya bernama Wen Ning pergi melihat langsung mayat yang sudah diamankan oleh ahli forensik. Sesampainya disana Wei Wuxian dan Wen Ning kebingungan melihat pria lain dengan kemeja hitam dan kaos putih bercelana jeans tengah berada sangat dekat dengan mayat dan ahli forensik. Berjongkok mengamati dengan cermat mayat yang masih berbaring ditempat pertama kali ia ditemukan.

"Siapa kau?" Tanya Wei Wuxian.

Pria itu kemudian berdiri menawarkan jabatan tangan pada Wei Wuxian. Bukannya menjabat balik, Wei Wuxian malah hanya menatap tangan si pria dengan tatapan aneh. Ia tak memperkirakan pria ini akan bereaksi seperti ini ketimbang menjawab pertanyaan yang ia lontarkan.

Pria itu menggulung kembali uluran tangannya dan merogoh kantung yang ada dibalik kemejanya. Menampilkan sebuah name tag bertuliskan nama Jiang Cheng dan jabatannya di kepolisian. Jiang Cheng si anggota divisi kejahatan berat.

"Aku Jiang Cheng-"

"Aku tidak pernah mendapat laporan bahwa kalian akan datang melihat kasus yang ditujukan untuk divisi ku?" Tukas Wei Wuxian memotong ucapan Jiang Cheng.

Dalam hati Jiang Cheng kesal, orang ini sangat tidak sopan!

"Ini keadaan mendesak, tim ku akan kesini sebentar lagi" Jiang Cheng berusaha menutupi kebohongannya.

"Siapa kau?" Wei Wuxian diangkat menjadi pemimpin divisi bukan semata-mata karena ia yang paling senior di divisi melainkan ia yang paling hebat dalam hal membaca gerak-gerik seseorang. Dengan kata lain, jangan pernah berbohong didepan Wei Wuxian.

Jiang Cheng juga tak ingin kalah dari Wei Wuxian. "Mungkin saat pengecekan tingkat rabun yang memeriksa bagian mu sedang mengantuk, tapi tak apa, ini ku berikan saja kartu namaku silahkan dibaca baik-baik atau barang kali kau mau menyimpannya. Tak apa tak usah sungkan aku masih punya banyak" Meskipun dia anggota termuda di divisinya tapi divisi kejahatan berat bukanlah divisi yang boleh diremehkan, dan Jiang Cheng merupakan anggota terbaik disana.

Wei Wuxian semakin kesal. Namun sebelum ia mengeluarkan kata-katanya Jiang Cheng buru-buru menyela "Ah banyak sekali massa disini, bisa kah kalian membereskan mereka?"

Wei Wuxian hendak menjawab namun lagi-lagi Jiang Cheng memotong "Sepertinya mayat kali ini seorang pria, dilihat dari struktur gigi alveolar nya"

Wei Wuxian dan Wen Ning dibuat takjub dengan Jiang Cheng. Bagaimana bisa ada manusia seperti dia?! Sungguh tak tahu diri.

Tiba-tiba salah satu massa berlari masuk kedalam TKP menembus brikade polisi umum dan garis polisi yang membentang mengelilingi TKP. Pria itu berlari menceburkan diri di dalam kubangan lumpur tak jauh dari tempat mayat berada. Ia berteriak "Jangan gusur tempat ini!" Sambil mengukuhkan dirinya di tanah saat para polisi mengangkat tubuhnya.

Masalah lagi, rasanya kepala Wei Wuxian ingin pecah saat ini juga. Wei Wuxian berteriak pada Jiang Cheng "Pergi sekarang! Aku sedang banyak urusan disini!"

Jiang Cheng berdecak "Mengapa kau mengusirku? Aku ini satuan divisi kejahatan berat"

"Aku tidak pernah mengenalmu"

"Karena kau dari divisi investigasi awal" jawab Jiang Cheng.

Wei Wuxian memijit pelipisnya "kau bilang kau dari divisi kejahatan berat? Aku punya banyak teman disana"

Jiang Cheng yang hendak melangkah pergi membalikkan tubuhnya "Jika kau masih penasaran siapa aku, kau bisa bertanya kepada temanmu itu" lalu ia melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Wei Wuxian dengan kepala berasap.

-
-

Ini karya pertamaku, mohon dukungannya semua😊💙💜





The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang