Tiga puluh tujuh

447 68 6
                                    

"Lebih baik kita istirahat sekarang, kita berangkat besok saat A-Cheng sudah sadar" Ucap Wen Qing kemudian berlalu menaiki tangga pergi ke kamarnya.


ShiZui mengangguk "Ayo, kita tidur" ajaknya pada JingYi.

"Mn, Aku tidur di kamar sana kamu disana" JingYi menunjuk kepada dua kamar yang saling bersebelahan.

"Kita tidak tidur bersama?" Tanya ShiZui dengan muka polosnya.

JingYi menggeleng "Tidak, aku tidak mau" kemudian dia pergi dengan langkah cepat menuju salah satu kamar meninggalkan ShiZui sendirian dengan teko serta gelas kotor. Setelah semua dicuci bersih, ShiZui mematikan lampu ruang tengah kemudian masuk kedalam kamar yang ditempati JingYi. Begitu berbaring diatas kasur tangannya bergerak melingkari pinggang JingYi, JingYi pun berjengit terkejut, "Hei! Kamar mu disana!"

"Tuan Lan yang akan tidur disana" Kemudian ShiZui menambahkannya lagi sambil mendekap JingYi lebih erat "Aku lelah"

JingYi menghembuskan nafasnya perlahan, ShiZui bukanlah seseorang yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik, namun JingYi selalu berhasil mengerti semua perasaan ShiZui bahkan perasaan yang tak dapat dirinya sendiri sadari.

Jingyi membalik tubuhnya, merentangkan tangannya balas mendekap laki-laki yang sudah resmi menjadi kekasihnya "Tenanglah, Tuan Jiang akan baik baik saja" ucap JingYi yang dibalas anggukan oleh ShiZui.

Lan Xichen menatap Jiang Cheng yang masih terbaring pucat sambil merenungi semua penyesalannya. Dia ingin menggunakan segala kekuatan yang dia miliki tapi beberapa seperti tak berlaku bagi Qingheng-Jun, salah satunya kemampuannya untuk menghapus ingatan, dia tidak bisa melakukannya kepada Qingheng-Jun dan Jiang Cheng. Dia ingin membakar gedung itu agar Qingheng-Jun bisa segera melepaskan Jiang Cheng, namun tawaran dan gambaran masa depan yang dia ceritakan begitu menggelapkan matanya.

Bertahun-tahun ditinggalkan, dianggap sebagai monster kejam yang harus dijauhi, membuat Lan Xichen ingin merasakan hidup sebagai manusia biasa. Dan rasa itu tumbuh semakin rimbun saat dia berada di dekat Jiang Cheng.

"Istirahat lah, aku yang akan menjaganya" ucap Wen Qing mengejutkan Lan Xichen dari lamunannya.

Lan Xichen menggeleng kuat, dia enggan meninggalkan Jiang Cheng barang sedetikpun, dia takut jika dia tidak berada disamping Jiang Cheng seperti saat itu, Jiang Cheng akan menghilang lagi. Dia benar-benar tidak ingin itu terjadi.

"Baiklah aku akan tidur" Wen Qing melangkah pergi, namun langkahnya dicegah "Apa A-Cheng akan baik-baik saja?"

Wen Qing hanya mengangguk kemudian berlalu pergi melanjutkan langkahnya. Ketika sampai diluar ruangan, Wen Qing berhenti, menarik nafasnya panjang kemudian menghembuskannya kasar. Keadaan Jiang Cheng yang sebenarnya tidaklah baik, dia kehilangan banyak sekali darah, beberapa tulangnya patah ditambah keadaannya yang sedang mengandung. Wen Qing dan ShiZui sengaja merahasiakan ini dari JingYi dan Lan Xichen, mereka takut akan respon yang JingYi dan Lan Xichen berikan jika tahu yang sebenarnya.

Tubuhnya yang selalu tegap perlahan melemas hingga Wen Qing terduduk disamping pintu. Wen Qing menumpukan semua kegundahannya, dia terus berharap agar Jiang Cheng dapat melewati masa kritisnya malam ini, atau mereka tidak dapat mendengarkan sepatah omelan pun darinya. Rasa sedih dan sakit yang teramat membuat dadanya sesak dia ingin menangis, tapi dia harus menjadi kuat untuk tetap bisa merawat Jiang Cheng dengan benar. Hingga tanpa sadar, dia pun tidur terduduk dengan tubuh bersandar di dinding dan kepala yang dia sembunyikan dibalik kedua lengan dan lututnya.

Menit demi menit berlalu, Lan Xichen terus menatap wajah Jiang Cheng yang asik tertidur pulas, dia berkata "Apa kamu tidak mau bangun? Aku merindukanmu" Dia terus menggenggam tangan Jiang Cheng sambil membelai jari jemari ramping yang tampak pucat dengan kuku yang sebagian sudah rusak akibat beberapa pertarungan yang Jiang Cheng lakukan.

"Jika a-cheng bangun sekarang, aku janji aku akan menuruti semua perkataanmu"

"Apa kamu kelelahan? Apa itu sangat menyakitkan untukmu? Jika begitu, tidurlah lebih banyak aku akan tetap menunggumu disini aku tidak akan melepaskan genggamanku ataupun pergi kemanapun agar kamu tidak merasa sendirian"

"Apa kamu tidak bisa memindahkan rasa sakit mu kepadaku? Aku tidak bisa melihat mu seperti ini itu terasa mencekik bagiku. Kumohon biarlah aku yang menggantikan semua rasa sakit mu"

Lan Xichen terus meracau menemani detik jam yang terus berjalan berlalu. Racauan sedih itu menggema hingga alam bawah sadar Jiang Cheng. Membuat Jiang Cheng yang berada di tengah hamparan bunga mendongak keatas langit. Langit yang awalnya tampak biru kini tiba-tiba memutar kenangannya.

Sejak Lan Xichen masuk ke dalam apartemen nya, dia sudah tahu kebohongan dan tindakan licik apa saja yang Lan Xichen lakukan. Jiang Cheng ingin tahu rencana apa yang sedang Lan Xichen jalankan. Dia juga tahu kejadian dimana Lan Xichen sengaja menghapus ingatan Wen Qing. Awalnya dia ingin menyudahi semua itu dan mengusir Lan Xichen dari rumahnya, namun entah mengapa hatinya seakan berkata lain. Dia malah jatuh kedalam pesona licik yang dari hari ke hari membuatnya terbuai hingga Jiang Cheng terlena dan melupakan tujuan awalnya.

Jiang Cheng merindukannya, merindukan si serigala besarnya yang selalu menutup diri dengan selimut domba kecil yang tampak baik dan imut. Jiang Cheng memutar langkahnya mengikuti suara yang semakin terdengar jelas. Tak hanya suara Lan Xichen, suara lain tiba-tiba memenuhi telinganya. Dia mengenali suara itu, senyum tak lagi dapat ditolak, Jiang Cheng segera berlari semakin kencang menuju cahaya terang yang terdapat di depan mata. Hingga perlahan dia dapat melihat wajah khawatir bercampur senang milik Wen Qing dan ShiZui.

Wen Qing membuka lebar mata Jiang Cheng, melakukan beberapa pengecekan pada matanya dengan bantuan senter kecil berbentuk pena. Cahaya dari senter itu membuat Jiang Cheng silau, setelah cahaya itu hilang dia dapat melihat Wen Qing dan ShiZui tersenyum bahagia menyapanya. Saking bahagianya ShiZui yang selalu bertindak tenang tiba-tiba menerjang Jiang Cheng dengan pelukan dan tangisan. ShiZui menangis bahagia, kini bayangan suram akan kesepian tidak akan lagi menghampirinya.

Sebenarnya Jiang Cheng merasa kesakitan karena tubuh dewasa ShiZui menimpa dirinya, tapi dia tidak kuasa menahan isak kan yang Jiang Cheng yakini sudah dia tahan sejak lama.

Wen Qing ingin menarik ShiZui tapi Jiang Cheng melarangnya, tangannya yang lemah membelai rambut ShiZui sambil berkata dengan suara yang sangat kecil dari balik masker oksigen nya "Tak apa, aku tidak akan mati semudah itu" ShiZui menangis semakin kencang, tanpa sadar dia memeluk Jiang Cheng semakin kencang. Karena Wen Qing tak ingin hal buruk terjadi lagi pada Jiang Cheng, dia segera menarik ShiZui menjauh dan memberikan beberapa omelan singkat karena seseorang diluar sana tengah menggedor-gedor pintu dan berteriak ingin masuk.

Hanya sekilas melihat tatapan Jiang Cheng, Wen Qing langsung mengerti "Itu Lan Xichen, ingin bertemu dia?" Mendengar nama Lan Xichen membuat Jiang Cheng otomatis menganggukkan kepalanya.

-
-

Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅

Mohon dukungannya😊💙💜

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang