"Jika semuanya kau arahkan pada sisiku lalu kau tidur dengan alas apa bodoh" Jiang Cheng kesal. Pasalnya Lan Xichen mengarahkan semua selimut sebagai penambah alas pada sisi Jiang Cheng, sedangkan sisi miliknya sendiri hanya beralaskan 1 alas tidur.
Lan Xichen dengan teguh tetap merapihkan sisi Jiang Cheng "Aku tidak mau kamu tidur dengan alas tipis, tidak usah pikirkan aku, aku sudah biasa tidur seperti ini bahkan aku bisa tidur tanpa alas"
Jiang Cheng berdehem, mengusir sesuatu yang tiba-tiba saja mengganjal tenggorokannya. Tidak ingin disalah artikan lagi dengan dua pemuda yang menatap mereka dalam diam, Jiang Cheng berkata "Baguslah, cepat rapikan aku sudah mengantuk. Kalian bisa tidur dulu"
Kedua pemuda itu mengangguk lalu masuk kedalam selimut dan mulai memejamkan matanya. Meski masih dipenuhi rasa penasaran mengenai hubungan seniornya, JingYi dan ShiZui harus segera tidur atau mereka akan menerima kemarahan dari Jiang Cheng.
"Sudah siap, a-cheng bisa tidur" Lan Xichen tersenyum kecil menepuk sisi tempat tidur Jiang Cheng.
Awalnya Jiang Cheng sama sekali tidak terpikirkan akan canggung seperti ini. Dia ingin tidur dibawah karena dia ingin merasakan tidur bersama orang banyak setelah sekian lama dia menyendiri, ditambah lagi perasaan hangat yang JingYi hadirkan saat dia membawakannya strawberry cheesecake.
Tapi saat dia sudah mulai berbaring dengan selimut yang menutupi setengah tubuhnya dan Lan Xichen yang bersiap membaringkan tubuhnya disebelah Jiang Cheng membuat perasaan canggung memenuhi ruangan. Saat Lan Xichen masuk kedalam selimut, cengkraman Jiang Cheng semakin kuat, begitu pula degup jantungnya.
Dia tidak nyaman dengan keadaan ini, jadi dia tidur dengan punggung menghadap Lan Xichen dan wajah yang menghadap JingYi. Membuat Lan Xichen menatap punggung Jiang Cheng sedih. Dia senang Jiang Cheng akhirnya akan tidur disampingnya tapi dia juga harus tahu bahwa dia pasti akan mendapatkan hal ini. Jika dia menginginkan hal lain, bukan kan itu artinya dia terlalu tamak?
"Tuan Jiang" bisik JingYi kecil.
Jiang Cheng membuka matanya malas, memberikan tatapan bertanya. JingYi berbisik lagi "Apa kau menyukainya?"
Salah satu alis Jiang Cheng terangkat bertanya maksut dari pertanyaan yang JingYi lontarkan. "Tidak apa, lupakan saja hehehe" lalu dia kembali memejamkan matanya dan kemudian tertidur. Begitu pula Jiang Cheng.
Lan Xichen yang tidak bisa tidur memilih untuk menatap bintang yang ada di angkasa. Tangan kirinya dia letakkan dibelakang kepala, sambil memikirkan rencana apalagi yang orang tua itu rencanakan padanya. Saking asiknya berfikir dia tidak menyadari Jiang Cheng sudah berpindah posisi menghadap padanya. Dia baru sadar saat Jiang Cheng sudah jatuh ke lengannya.
Lan Xichen tersenyum kecil menatap wajah Jiang Cheng yang tertidur seperti anak kecil. Jika Jiang Cheng sedang sadar, hanya terlihat tampang ngeri seperti siap menerkammu kapan saja. Tapi jika Jiang Cheng sedang tidur, kalian akan melihat wajah lain dari Jiang Cheng. Terlihat sangat tenang dan rapuh.
Dia tidak terkejut, Lan Xichen cenderung tengah menantikan momen ini. Memasang alas tinggi agar saat Jiang Cheng berguling, dia akan langsung jatuh dipelukannya.
-
Seminggu berlalu, Lan Xichen saat ini tengah berdiri disamping ranjang rumah sakit menanti dengan cemas detik-detik gips Jiang Cheng dilepas. Berbeda dengan Lan Xichen, ekspresi senang tidak lagi bisa Jiang Cheng pendam. Masa-masa dimana dia akan bisa berjalan dengan normal membuat hatinya berdetak kencang. Sudah cukup 9 hari dia habiskan dirumah tanpa berbuat apa apa bersama kaki cacatnya, dia ingin bekerja mengejar para bandit dengan kedua kakinya.
Saat gips sudah sepenuhnya terbuka dan bersih. Jiang Cheng dibantu Lan Xichen berdiri, mencoba langkah pertamanya tanpa gips dan alat bantu jalan. Rupanya 9 hari adalah waktu yang dapat membuat tulang dan sendi Jiang Cheng menjadi lunglai dan perlu beberapa terapi tambahan untuk menormalkan semua.
Sembilan hari, merupakan waktu tercepat bagi seseorang dengan patah tulang total yang berat. Awalnya dokter berkata bahwa Jiang Cheng dapat sembuh setidaknya satu bulan. Memang Jiang Cheng bukanlah sembarang pria yang bisa diremehkan. Waktu pemulihan yang harusnya membutuhkan minimal lima hari, Jiang Cheng potong menjadi dua hari saja.
Dan akhirnya hari ini Jiang Cheng sudah resmi dinyatakan sehat dan pulih dari cederanya, meskipun ada beberapa pantangan yang harus Jiang Cheng patuhi demi tetap menjaga kakinya. Salah satunya adalah berlari. Dokter melarang Jiang Cheng berlari setidaknya untuk satu bulan kedepan. Tapi saat ini, Lan Xichen dengan keringat dingin dan wajah paniknya sedang berlari mengikuti Jiang Cheng yang sedang mengejar seorang pencuri.
"A-cheng! Hati-hati!"
Setelah pencuri tersebut ditangkap, Jiang Cheng membawanya ke kantor polisi. Dia juga mampir sebentar menemui Wei Wuxian untuk meminta surat aktif bertugasnya. Tak lupa dia juga menyapa rekan-rekan nya di kantor. Sementara Lan Xichen hanya menunggu di cafetaria sesuai arahan Jiang Cheng.
"Wow wow wow lihat ini, apa kau seorang superman?"
Jiang Cheng menaikkan satu alisnya, "Ada apa?"
"Kau masih bertanya ada apa? Kau baru sembuh Jiang Cheng! Ambil lah beberapa hari untuk pemulihan"
"Tidak, aku tidak mau makan gaji buta" Jiang Cheng menatap sebal atasannya. Lagi pula dia sudah sangat gatal ingin mencari keberadaan orang tuanya. Hanya dengan dia bekerja dan mendapatkan kembali lencana nya maka semua urusan akan lebih mudah.
Wei Wuxian menghela nafasnya pelan, "Aku tahu aku tahu, tapi kau masih perlu sedikit lagi masa pemulihan jangan memaksakan dirimu sendiri oke?"
Tidak ingin memperpanjang masalah, Jiang Cheng pun mengangguk lalu mengambil duduk di bangkunya yang berada satu deret dengan Wei Wuxian.
"Kenapa masih disini? Cepat pulang dan istirahat!"
Bukannya pergi Jiang Cheng malah memposisikan duduknya senyaman mungkin. Jiang Cheng tidak ingin cepat-cepat pergi, dia ingin mendapatkan tugas pertamanya hari ini juga agar segera mendapat lencana serta senjatanya.
Telfon kantor berbunyi menandakan ada kasus baru yang siap ditangani, Jiang Cheng tersenyum tangannya sudah siap mengangkat namun sekejap tangan Wei Wuxian menghalangi. "Wen Ning cepat angkat telfonnya"
Jiang Cheng tak ingin menyerah membuat gerakan tiba-tiba hingga tangannya terbebas dari Wei Wuxian dan buru-buru dia mengangkat telfon. Wei Wuxian tidak berani merebut panggilan itu, karena Jiang Cheng terlihat sangat serius sambil terus mencatat dibuku kecilnya. Ada sebuah kasus temuan mayat di sebuah desa dekat dengan gereja tua dan orang tersebut ingin polisi memeriksanya.
Jiang Cheng menutup panggilan tersebut dan langsung berlari ke luar dari kantor sambil berseru "Aku akan menangani kasus ini!"
Wei Wuxian berteriak "Hei bodoh! Kau kusuruh istirahat bukan menangani sebuah kasus! Kemari kau anak nakal!" Wei Wuxian bangkit dari kursinya hendak mengejar Jiang Cheng tapi Wen Ning sudah lebih dulu mencegahnya.
"Tenang lah bos, aku akan mengikutinya"
"Ikuti dia dengan baik, jangan sampai dia mengunjungi gereja itu"
Wen Ning kebingungan "Memang kenapa?"
"Pokoknya tidak boleh, i-itu bukan yuridiksi kita jadi pastikan dia tidak mendekati gereja itu"
Wen Ning mengangguk, perintah Wei Wuxian sudah cukup jelas baginya jadi tidak ada yang perlu dia tanyakan lagi, meskipun ada sesuatu yang sedikit mengganjal perasaannya.
-
-Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅
Mohon dukungannya😊💙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side (Xicheng) ✅
Ficção CientíficaApa jadinya bila sekumpulan orang pintar berada di jalan keburukan? "Aku bukan monster" Xichen berusaha meyakinkan pria yang sedang menodongnya dengan pistol. "Buktikan!" Bentak pria itu. Xichen dengan berani tanpa sedikitpun rasa takut mendekat mem...