Empat puluh satu

358 63 6
                                    

Pria jakung itu berdiri di belakang dua orang yang sedang berpelukan sambil menangis.

"A-Cheng..."

Yang dipanggil lantas melepas pelukannya. Mengusap air matanya kasar kemudian berdiri dengan senyum lembutnya. "Ayo kembali, kasian JingYi sendirian" ucap Jiang Cheng pada ShiZui.

ShiZui mengangguk, mereka berdua berjalan bersama, Jiang Cheng tanpa mau repot menolehkan pandangannya pada pria jakung yang sedang berdiri sambil membawa seikat bunga daisy sebagai rasa permintaan maafnya. JingYi bilang, jika ShiZui dan dirinya sedang bertengkar, satu-satunya cara yang paling ampuh untuk mendapatkan maaf adalah memberikan sesuatu yang pasangan kita sukai. Lan Xichen yang sedari tadi melihat Jiang Cheng tersenyum melihat hamparan bunga daisy berfikir bahwa Jiang Cheng menyukai bunga daisy yang memiliki makna dalam tentang kesetiaan.

"Hei, hei tunggu" Lan Xichen berlari mengejar Jiang Cheng yang berjalan cepat menghindarinya. Lan Xichen menangkap lengan Jiang Cheng, meminta ShiZui kembali terlebih dahulu melalui tatapan matanya.

ShiZui pun mengangguk, dia menunduk sebentar memberi hormat lalu kembali kepada ke kasihnya yang sendirian mengurusi domba-domba putih.

"Apa?" Jiang Cheng berucap sinis. Lan Xichen otomatis melepaskan tangannya dan menunduk. Aura Jiang Cheng yang kesal benar-benar membuat ciut nyalinya.

"Ma-maaf"

"Hm" ucap Jiang Cheng singkat kemudian berlalu pergi dengan langkah kesal.

Lan Xichen ingin berkata lebih panjang lagi, tapi sekali lagi aura Jiang Cheng sedang tidak baik, membuatnya sama sekali tidak berani berbuat apapun lagi dan berjalan di belakang mengekori langkah Jiang Cheng dengan kepala tertunduk. Akibat perbuatannya dia menjadi tidak sadar bahwa Jiang Cheng tiba-tiba saja berbalik menghadapnya, membuat dahi Jiang Cheng terbentur dagunya.

Mereka berdua terkejut, Jiang Cheng memekik cukup keras. Sedangkan Lan Xichen sudah siap siaga melingkarkan tangannya pada pinggang Jiang Cheng agar pria yang tengah mengandung besar itu tidak jatuh.

"Ck, katanya pake sandal! Ini mana gak pake sandal" arah pandang Jiang Cheng jatuh lada kaki besar dengan lumpur dimana-mana.

"Ta-tadi sandalnya gak ada sayang..."

"Ck, kamu tuh suka bohong!"

"Enggak sayang, tadi beneran ada tapi waktu aku lihat lagi gak ada.."

"Yaudah ini kamu pake aja sepatunya, aku gak mau pake!" Tanpa menunggu persetujuan, Jiang Cheng langsung melepas sepatu boots nya membuat kaki bersihnya ikut kotor oleh lumpur basah.

Lan Xichen panik, dia buru-buru berjongkok dan meminta Jiang Cheng memakai kembali sepatu bootsnya "Kotor sayang, dipake ya boots nya"

"Gak mau!" Jiang Cheng menendang kakinya membuat sepatu boots yang setengah terpasang lepas kembali.

"Kotor A-Cheng"

"Aku ini polisi, segini doang mah aku bisa"

"Tapi A-Cheng sedang mengandung sayang... Ya? dipake ya bootsnya?" Lan Xichen berucap frustasi.

"Gak mau ya gak mau"

"Sayang..."

"Ck, berputar" meskipun bingung, Lan Xichen tetap menuruti ucapan Jiang Cheng. Dia berputar dengan tubuh yang masih berjongkok.

Tanpa dia duga ternyata Jiang Cheng menumpukan tubuhnya pada punggung lebar miliknya. "Kamu yang pake, aku disini aja"

Lan Xichen mengangguk, "gak mau di depan?"

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang