Enam Belas

511 94 0
                                    

Suara pintu besi yang dibuka membangunkan Lan Xichen dari tidurnya. Tampak seorang pemuda berjas hitam membawa sebuah nampan berisi makanan dan beberapa pil obat serta segelas air mineral. Lan Xichen berusaha mendudukkan dirinya, badan kurus yang kian hari kian mengurus semakin merapat ke dinding ketika langkah kaki pemuda itu semakin mendekat. Berharap tembok beton dibelakang bisa menelan dirinya dari orang jahat yang kapan saja siap menyiksanya dengan berbagai macam alat mengerikan di dalam lab. Sudah lebih dari sehari Lan Xichen terkurung disini, tanpa mengetahui apakah mentari sudah terbit atau belum.

Yang dia tahu, setiap 3 jam akan ada orang yang mengirim baki makanan dan setelah itu orang itu juga yang akan menyeretnya masuk ke dalam sebuah lab. Setiap hari diperlakukan selayaknya hewan percobaan, disengat listrik dengan voltase yang tinggi, diberi suntikan yang entah Lan Xichen tau apa kandungannya. Lan Xichen seperti mayat hidup yang setiap kali kulitnya terluka dalam hitungan jam akan pulih seperti tidak pernah ada satupun luka yang ditorehkan di kulitnya yang kecoklatan. Para manusia ber jas lab putih itu bilang, perkawinan DNA lah yang membuat tubuhnya memiliki daya regenerasi 6 kali lipat lebih cepat dari manusia lainnya.

"Makan" baki makanan diletakkan begitu saja di depan Lan Xichen.

Lan Xichen menatap dingin pada pria itu, hendak menyerang seperti yang dia lakukan biasanya tapi sebuah jarum suntik seakan siap kapan saja menancap di kulitnya memasukkan obat aneh yang dapat menyiksanya dari dalam. Perlahan Lan Xichen mendekati nampan besi yang dingin, makan sedikit demi sedikit sambil memperhatikan pria berjas hitam itu. Matanya dengan tajam berusaha menganalisis titik-titik yang bisa dia lemah kan dan kabur dari neraka buatan ini.

Pintu dibuka lagi menampilkan 3 orang berbadan tegap dengan borgol di salah satu tangan. Lan Xichen menghentikan acara makannya, matanya tajam bergerak bersama dengan otak canggihnya untuk menganalisis celah-celah kecil yang bisa dia manfaatkan.

"Ikut kami" Tangan besar salah satu pria itu mengangkat Lan Xichen kasar, kemudian memborgol kedua tangannya dan jalan keluar dari ruangan. Mereka ber lima berjalan melewati lorong, ditengah perjalanan mereka bertemu dengan dua pria muda sedang berbicara, salah satu diantaranya bercerita bahwa ada seorang penyidik tengah menyelidiki laboratorium atas.

Lan Xichen menajamkan pendengarannya, "Siapa nama penyidik itu? Kenapa dia bisa menyelidiki laboratorium yang akan tutup ini?" Tanya pria yang lain.

Orang itu menjawab sambil berlalu pergi diikuti pria lainnya "Kudengar namanya Jiang Cheng-"

Tiba-tiba perasaan aneh merayap di dadanya, Lan Xichen berfikir dan semakin dia berfikir kepalanya mendadak sakit. Seperti kaset rusak sebuah bayangan hitam putih memenuhi pandangannya. Lan Xichen menunduk sambil menggeram memegangi kepalanya. Orang yang menahan Lan Xichen melihat Lan Xichen dengan tatapan jengah, tingkah apalagi yang kali ini akan Lan Xichen lakukan untuk berusaha kabur.

Tapi semakin lama geramannya semakin buas, seperti seekor harimau tengah mempertahankan wilayahnya. Hidung Lan Xichen juga mengeluarkan cairan merah kental. Salah satu pria yang mengawal Lan Xichen memanggil para dokter melalui alat yang ada ditelinganya.

Setelah beberapa saat Lan Xichen mengejang dan menggeram akhirnya dia berhenti, membuka matanya yang memancarkan cahaya biru terang dan tangannya mengeluarkan percikan cahaya bewarna biru terang yang senada dengan warna irisnya.

Para penjaga mundur perlahan, mengacungkan tongkat listrik ditangannya dan berlari kencang bersamaan memukul Lan Xichen dengan alat itu. Bukannya menjatuhkan Lan Xichen malah mereka yang terpental membentur dinding.

Lan Xichen tak menyiakan kesempatan, kakinya berlari kencang berusaha mencari jalan keluar. Berputar-putar melewati banyak tikungan dan lorong-lorong minim pencahayaan. Hingga dia bertemu seseorang yang sangat dia kenal. Pria yang selama ini selalu berada disisinya menatapnya dalam diam dan tak berekspresi saat Lan Xichen tengah berjuang mati-matian menahan gejolak rasa sakit dari alat yang mereka pasang.

Amarah Lan Xichen tiba-tiba memuncak, membuat percikan biru ditangannya semakin menyala. Wajah Lan Xichen mengeras berjalan perlahan secara dramatis dengan tatapan seorang predator pada mangsanya yang saat ini berjalan mundur kebelakang membiarkan kedua penjaganya membentengi dirinya.

Satu persatu Lan Xichen lumpuhkan, menciptakan debuman keras saat salah satu pria tambun membentur tembok. Pria yang menjadi sasaran asli telah hilang, dan Lan Xichen tidak memperdulikannya. Sekarang yang terpenting adalah kabur dari sini dan bertemu dengan Jiang Cheng.

Langkahnya berhenti ketika melihat seorang pria muda yang dia yakini sebagai salah satu pria yang membicarakan Jiang Cheng tadi. Dengan langkah mantap keduanya saling mendekat. Pria muda itu tersenyum kecil, "Lari lewati lorong ini, lalu tekan salah satu tombol bewarna merah disudut lorong" Senyumnya menyakinkan, Lan Xichen mengangguk, berlari mengikuti arahan pria tadi. Tombol merah akhirnya bisa Lan Xichen temukan, saat hendak membuka sebuah tongkat kayu terbang dengan keras membentur tengkuknya. Kesadaran Lan Xichen perlahan menghilang, sebelum matanya benar-benar menutup matanya sempat melihat pemuda tadi membantunya untuk menjatuhkan seseorang yang melemparinya dengan tongkat kayu.

Beberapa jam kemudian Lan Xichen terbangun, dia berada di sebuah ruangan lain di laboratorium atas. Sepertinya pemuda tadi yang membantunya kemari. Ingatkan Lan Xichen untuk membalas budi suatu saat nanti. Segera Lan Xichen bangkit dan mengendap keluar dari gedung itu melalui sebuah pintu keluar belakang.

Begitu keluar, hamparan pepohonan hijau nampak didepan mata. Lan Xichen tak ragu langsung berlari menggunakan kaki telanjangnya. Sesekali dia menoleh kebelakang, memastikan tidak ada yang menyusul langkahnya. Lama berlari tak sadar Lan Xichen sudah berada di jalan beraspal yang panas hingga kakinya yang sudah berdarah akibat gesekan dengan tanah hutan semakin memerah melepuh akibat panas. Langkahnya berhenti ketika mendengar suara klakson mobil yang kencang.

Lan Xichen menoleh, wajahnya yang pucat pasi menatap wajah lain yang terkejut di dalam mobil, Jiang Cheng. Jiang Cheng turun dari mobil, berlari kala tubuh Lan Xichen meluncur jatuh hampir membentur jalanan.

-

"Engh" Lan Xichen bergumam dalam mimpinya.

Jiang Cheng tak bergeming, memaku pandangannya pada pria yang sedang terbaring lemah di kamarnya. Setelah kejadian tadi, Jiang Cheng dibantu dengan JingYi dan ShiZui membawanya ke rumahnya sambil menunggu Wen Qing datang untuk memeriksa keadaannya.

Lan Xichen perlahan mulai membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah atap hitam, membuat nafasnya berhembus tenang setidaknya dia tidak berada di tempat itu lagi.

"Kenapa kau berada disana?" Tanya Jiang Cheng langsung tidak ingin berbasa-basi.

Lan Xichen menoleh, rasa lega beribu-ribu kali lebih terasa saat melihat Jiang Cheng berdiri dengan tangan terlipat di dada menatapnya tanpa luka. Tidak seperti yang ada di mimpinya.

-
-

Mohon dukungannya😊💙💜

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang