Tiga puluh empat

432 71 8
                                    

Jiang Cheng sudah sadar akibat rasa nyeri yang sangat teramat sakit terjadi pada perutnya. Dia bangun di dalam ruangan putih yang memiliki dekorasi dan tata ruang yang sama dengan ruangan Lan Xichen. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, menampilkan dua pria dengan setelan jas hitam membawa 2 nampan berisi makanan.

Instingnya bekerja, berkata bahwa kedua pria berbadan kekar itu bukanlah orang baik. Jiang Cheng menjaga jarak diantara mereka sambil menatap waspada kedua pria yang sedang menyuruhnya makan. Masih dengan kewaspadaan nya Jiang Cheng berjalan mendekat namun dengan cepat dia mengambil kedua sumpit besi yang mereka sediakan. Lalu menodongkannya kearah kedua pria tersebut sambil menyalak "Siapa kalian?! Kenapa aku disini?!"

Kedua pria tersebut mundur selangkah dan saling bertatapan, rupanya kedua pria itu adalah orang yang sama dengan sekumpulan pria korban kekejaman perlawanan Jiang Cheng. Mereka kebingungan mengapa Jiang Cheng yang berhasil menghajar mereka hingga babak belur tidak berdaya, kini malah menjadi seperti orang linglung yang lupa ingatan.

Kedua orang itu kemudian menyuruh Jiang Cheng makan dan menuju pintu hendak keluar dari ruangan. Jiang Cheng memiliki perasaan buruk bila pintu itu tertutup, alhasil sebelum pintu benar-benar tertutup Jiang Cheng dengan kekuatan seadanya ditambah kedua sumpit besi berhasil melumpuhkan kedua orang tersebut.

Tanpa alas kaki dan pakaian berdarah-darah Jiang Cheng berjalan sambil memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, kadang sesekali nyeri itu akan terasa sangat menyengat hingga langkah Jiang Cheng terpaksa harus berhenti. Keringatnya bercucuran, dengan erat memegangi perutnya yang bergejolak hingga menimbulkan rasa nyeri yang teramat sakit, saat dia mengalihkan pandangan dari ubin beton dibawahnya ke arah depan terlihat sekumpulan pria berjas hitam tengah menunggu untuk menerkamnya yang sedang lemah, namun bukannya terjadi pertarungan dia malah melihat salah satu pria muda dari mereka menyuruh mereka pergi sambil berkata "Biar aku yang mengurusnya"

Perkataannya yang sedingin es berhasil membuat pria dibelakangnya mundur dan berjalan pergi sedangkan pria muda itu berjalan menuju kearah Jiang Cheng sambil membantunya berjalan. Disela perjalanan Jiang Cheng bertanya "Siapa nama mu?" Pria muda itu dengan tenang menjawab "ShiZui"

Mereka berdua pergi ke suatu tempat dimana terletak banyak sekali alat alat medis. Jiang Cheng sempat enggan memasuki ruangan itu tapi ShiZui berkata bahwa dia hanya ingin mengobati luka Jiang Cheng akibat pertarungannya tadi serta meringankan rasa nyeri diperutnya.

Seperti janjinya, ShiZui dengan telaten dan penuh kehati-hatian mengobati luka-luka Jiang Cheng serta memberikan suntikan cairan yang seketika dapat meredakan nyeri diperut Jiang Cheng. Jiang Cheng berfikir serta instingnya berkata bahwa ShiZui adalah orang baik tidak seperti pria-pria kekar yang dia habisi tadi, alhasil dia dengan percaya diri bertanya "Melalui jalan mana aku bisa keluar dari tempat ini?"

ShiZui sempat terdiam lama dan tak melanjutkan balutan perbannya pada kaki Jiang Cheng. Namun dia akhirnya berkata sambil menunduk dan berkata dengan selipan nada sedih yang samar-samar "Tidak ada jalan keluar"

Jiang Cheng mengangkat alisnya, baginya itu tak mungkin. Penjara saja ada jalan keluarnya maka tidak mungkin tempat seperti ini tidak ada jalan keluarnya. Jika memang tidak ada jalan keluar, dia akan menjadi tikus dan membuat jalan keluarnya sendiri entah bagaimanapun caranya.

Perawatan sudah selesai, bertepatan dengan sirine kencang yang memekakkan telinga. Tiba-tiba raut wajah ShiZui panik bukan main. Dia berkata "Tolong Tuan Jiang diam disini dan jangan pergi kemana-mana, Tuan Jiang akan aman disini"

Jiang Cheng hanya mengangguk melihat ShiZui pergi keluar dari ruang pengobatan. Sekilas melihat ruangan tersebut Jiang Cheng merasa bulu kuduknya mencuat. Barang-barang medis terlalu menakutkan baginya dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya para dokter berani dengan tega menggunting jaringan tubuh atau organ tubuh pasiennya lalu menyambungkannya kembali dengan organ tubuh orang lain menggunakan jarum tajam serta benang tipis, bagaimana para dokter bisa tega menusuk pasiennya dengan jarum tajam dan mengambil darahnya lalu berkata bahwa sakitnya hanya seperti di gigit semut. Kadang Jiang Cheng berfikir bahwa dokter adalah seorang psikopat yang menyamar dan berinteraksi dengan orang biasa.

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang