Sejak kecil takdirnya sudah hidup sebatang kara. Dia menjalani hari-harinya seorang diri dan harus mau berjuang demi sesuap nasi yang akan masuk kedalam perutnya. Bahkan tak jarang ShiZui kecil yang sudah ditinggal mati orang tuannya harus berkelahi dengan anjing jalanan ataupun orang sepertinya hanya untuk sebuah makanan sisa yang kadang sudah tak layak makan dan hampir busuk. Dia menjalani hal ini dari usiannya yang masih 5 tahun hingga dia berusia 13 tahun.
Hingga dia bertemu Qingheng-Jun. Qingheng-Jun memberinya sebuah roti isi, lalu setelah roti isi itu habis Qingheng-Jun menawari ShiZui untuk bergabung dengan dirinya. Jaminannya ShiZui akan diberikan tempat tinggal, makanan serta pendidikan hingga dia dewasa. ShiZui yang lama bergelut dengan jalanan segera mengiyakan tawaran itu tanpa pikir panjang, yang dia pikirkan dia bisa makan dan memiliki tempat tinggal.
Selama disana ShiZui dilatih bertarung dan diajari beberapa materi tentang hal-hal berbau medis. Kejeniusan ShiZui membuatnya pandai serta mahir di kedua bidang tersebut dalam kurun waktu 3 tahun saja. Dia pun menjadi anak buah kepercayaan Qingheng-Jun, ShiZui ditugaskan menyamar serta menipu orang-orang yang hendak memeriksa laboratorium nya. Jika ketahuan dia tidak segan-segan menyerangnya dengan satu serangan telak dan orang itupun tak bernafas lagi.
Qingheng-Jun melihat perkembangan ShiZui makin hari semakin memuaskan, sampai saat Lan Xichen kabur. ShiZui pun disuruh untuk melacak keberadaan Lan Xichen. Dan akhirnya dia bertemu dengan Lan Xichen serta Jiang Cheng. Meskipun saat itu dirinya tidak memiliki perasaan dia tahu ada sesuatu diantara mereka. Dan Qingheng-Jun pun tahu itu, maka dari itu dia ditugaskan untuk mengikuti Jiang Cheng. Menyamar menjadi murid dari teman dekat Jiang Cheng.
Rupanya dekat dengan Jiang Cheng serta yang lainnya sering hidup sederhana bersama berbagi canda tawa, keluh kesah, dan kasih sayang, membuat hatinya yang sekeras batu dan hanya bisa membunuh serta menipu pun perlahan mulai luluh. Apalagi saat dia bertemu dengan JinLing, teman sebayanya yang mengajarkannya banyak hal termasuk tentang cinta. Masakan hangat nan lezat yang sering Jiang Cheng buat untuk dirinya dan JingYi saat mereka berdua berkunjung kerumah Jiang Cheng serta perhatian-perhatian kecil yang Jiang Cheng berikan untuknya membuatnya merasa memiliki sosok ibu. Dia pernah meneteskan air matanya yang tidak pernah keluar itu saat memikirkan suatu saat Jiang Cheng dan yang lainnya tahu tentang jati dirinya yang asli dan dirinya yang mau tak mau suatu saat nanti harus berhadapan dengan Jiang Cheng dan lainnya sebagai musuh.
Hingga waktu itu pun tiba. Dia harus dihadapkan dengan Jiang Cheng, hati kecilnya meronta menolak utusan itu tapi ini adalah pekerjaannya mau tidak mau dia harus melumpuhkan Jiang Cheng. Dengan berat hati dia menyuruh orang-orang nya bertarung melawan Jiang Cheng yang sudah lemah dan sangat pucat. Dia memilih tidak bertarung, karena dia sendiri tidak ingin berada disitu. Dia hanya ingin membawa Jiang Cheng jauh dari tempat laknat ini namun dia tidak memiliki keberanian itu, Qingheng-Jun adalah sosok monster yang paling menakutkan. Dia tidak akan melepaskan anak buahnya yang berkhianat dalam keadaan kepala masih tersambung dengan badannya.
-
Selama beberapa hari Qingheng-Jun melanjutkan percobaannya yang dulu sempat tertunda akibat kaburnya Xichen. Setiap selesai melakukan percobaan itu, Xichen pasti akan jatuh pingsan. Dan saat ini dia sudah sadar serta sudah dipindahkan diruangan putih dengan ranjang yang lebih layak. Pikirannya langsung beralih pada Jiang Cheng. Dengan cemas dia memikirkan bagaimana kondisinya saat ini.
Saat ingin berdiri dan mencari Jiang Cheng pintu tiba-tiba terbuka menampilkan Qingheng-Jun. Dia berjalan santai masuk kedalam ruangan Lan Xichen. "Bagaimana kabarmu anakku?"
Lan Xichen dibuat mual dengan sebutan itu. Dengan segera dia bangkit dan berjalan keluar dari ruangan, namun ruangan itu sudah terkunci dan hanya bisa dibuka dari luar. "Kita makan dulu bersama sudah lama kita tidak makan bersama kan nak?"
"Jangan pernah memanggilku dengan sebutan hina itu!" Lan Xichen sudah sangat muak, dengan tiba-tiba mencengkram kerah Qingheng-Jun hingga Qingheng-Jun terangkat dari duduknya.
Matanya menyala biru berkobar marah menatap Qingheng-Jun yang tetap dalam mode tenangnya. Pintu terbuka lagi, kini sebuah meja lengkap dengan orang-orang yang membawa banyak piring serta mangkuk. Meja itu disusun ditengah ruangan beserta mangkuk dan piring yang ternyata berisikan berbagai macam makanan. "Makan lah" Qingheng-Jun yang masih dalam cengkraman Lan Xichen dengan santainya menawarkan berbagai macam makanan itu kepada Lan Xichen.
"Apa kau binatang? Kau sungguh tidak punya rasa malu" cibir Lan Xichen sambil melepaskan cengkraman nya pada Qingheng-Jun dengan kasar.
Qingheng-Jun yang terbanting keras menabrak dinding malah tertawa keras "Hei nak, ingat lah siapa yang punya gen binatang dalam dirinya, apakah itu aku?" Qingheng-Jun bangkit, mengusap darah yang ada diujung bibirnya. "Tentu bukan! Itu kau!" Lalu kembali tertawa keras dan dengan tidak malunya langsung mengambil duduk di kursi seberang Xichen.
Lan Xichen menatapnya jijik, dia memundurkan kursinya kebelakang untuk menjaga jaraknya dengan si gila Qingheng-Jun. "Mengapa kau membuat jarak yang jauh dengan ku?Apa kau terganggu dengan keberadaan ku?"
Lan Xichen tidak menjawab, dia hanya terus memberikan tatapan jijik penuh perselisihan kepada orang diseberang nya. Lama saling terdiam dengan pikiran masing-masing membuat Qingheng-Jun lama kelamaan merasa bosan. Dia akhirnya bangkit dan pergi melangkah keluar sambil berkata tanpa menolehkan sedikitpun kepalanya kepada Lan Xichen "Makan, kau perlu tenaga untuk bertemu Jiang Cheng dan calon anak kalian"
Mendengar nama Jiang Cheng disebut-sebut membuat amarah Lan Xichen seketika meledak. Dia bangkit dari duduknya dan berlari hendak menerjang Qingheng-Jun. Namun waktu seakan tidak berpihak padanya. Pintu ruangan itu sudah lebih dulu tertutup sebelum Lan Xichen berhasil melancarkan niatnya.
Lan Xichen menatap tajam Qingheng-Jun melalui kaca pintu yang sedang menatapnya juga dari luar dengan pandangan datar. Dia sekali lagi mengucapkan perkataannya tadi dan membuat Lan Xichen memukul pintu baja itu dengan keras. Lan Xichen berkata "Qingheng-Jun! Aku sudah bilang padamu! lepaskan dia atau kau mati dengan cara paling mengenaskan yang pernah orang lain lihat!"
Dengan wajah datar Qingheng-Jun tak merespon, dia hanya berlalu pergi meninggalkan Lan Xichen sendiri didalam ruangan dengan segala rasa khawatirnya pada Jiang Cheng.
-
-Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅
Mohon dukungannya😊💙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side (Xicheng) ✅
Fiksi IlmiahApa jadinya bila sekumpulan orang pintar berada di jalan keburukan? "Aku bukan monster" Xichen berusaha meyakinkan pria yang sedang menodongnya dengan pistol. "Buktikan!" Bentak pria itu. Xichen dengan berani tanpa sedikitpun rasa takut mendekat mem...