Dua hari berlalu, kini Lan Xichen sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi kesahatannya. Seluruh petugas medis yang merawat Lan Xichen kebingungan. Pasalnya cedera yang Lan Xichen dapatkan merupakan cedera berat yang bahkan dokter saja memperkirakan Lan Xichen akan sadar sekitar 10 hari lagi dan butuh waktu berbulan-bulan untuk menstabilkan kondisinya.
Namun Lan Xichen saat ini justru melepas paksa infus dan semua alat penunjang hidup yang tertempel ditubuhnya membuat kebisingan di rumah sakit. Petugas medis berusaha menenangkannya dengan memberikan suntikan anastesi yang membuatnya jatuh tidur. Selama Lan Xichen tidur, para dokter memeriksa kondisi kesehatannya dan terkejut saat mengetahui seluruh luka bahkan patah tulang yang dialami Lan Xichen sudah pulih sempurna seakan tidak pernah ada cedera satupun disana. Dokter hendak memeriksa keadaan Lan Xichen lebih lanjut tapi sebotol kecil obat bius tak bisa menahan Lan Xichen lama. Dia bangun dan mulai memberontak lagi saat para dokter kembali memasang alat-alat aneh ditubuhnya.
Lan Xichen kesal, marah, merasa terpojokkan saat orang-orang berpakaian putih bermasker menahan pergerakannya. Perabotan rumah sakit yang tersambung dengan daya listrik satu persatu memercikkan api, meledak satu persatu hingga tubuh Lan Xichen mengeluarkan gelombang listrik dan melontarkan tubuh para dokter yang menahannya. Kaca ruangan pecah, pasien dan pengunjung rumah sakit berhamburan keluar mencari tempat berlindung.
Tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, Lan Xichen berlari keluar dengan baju rumah sakit yang compang-camping dan perban melilit kepala serta beberapa tungkai dan lengan. Para pengunjung dan pasien di rumah sakit terkejut melihat Jiang Cheng berlari setengah berjalan tanpa memperdulikan orang didepannya yang bisa saja jatuh saat bertubrukan dengan badan besarnya. Sambil berlari Lan Xichen sesekali menoleh kearah belakang, memastikan tidak ada seorang pun yang mengejarnya. Tangannya yang sudah 100% pulih melepas satu persatu perban putih membuangnya begitu saja di jalanan yang ada di pintu belakang rumah sakit. Saat hendak menyebrangi jalanan dari arah lain tiba-tiba sebuah van hitam melaju menabrak tubuh Lan Xichen hingga tubuhnya terpental beberapa meter dari mobil.
Orang yang menyebabkan keadaannya seperti ini malam itu keluar dari dalam mobil disusul beberapa anak buahnya. Lan Xichen berusaha bangkit perlahan memundurkan langkahnya hingga dia terpojok di sudut tembok. Pria pendek berambut coklat pendek tersenyum jengah "Aku sedang tidak ingin bertarung maka serahkan dirimu dengan damai"
Lan Xichen menggeleng, melemparkan tatapan bingung sekaligus ketakutan.
"A-jue, apa dia waras?" Tanya nya pada seseorang yang lebih tinggi darinya yang sedari tadi berdiri disampingnya sambil menatap Lan Xichen sengit.
Pria itu mengendikkan bahunya tanda tak tahu. "Sepertinya ingatannya hilang lagi" bisik pria pendek pada seseorang yang dia panggil A-jue.
"Baguslah, kalian tangkap dia sekarang" dua orang yang berdiri dibelakang mereka bergerak menangkap Lan Xichen. Membekapnya dengan sapu tangan yang sudah ditetesi obat bius yang biasanya digunakan untuk membius seekor gajah. Setelah Lan Xichen tak memberontak dan jatuh pingsan mereka berempat kabur membawa Lan Xichen dari rumah sakit.
Di dalam mobil, Nie Mingjue seorang mantan pasukan militer angkatan udara duduk dibangku belakang bersama pria pendek bernama Jin GuangYao yang berstatus sama dengannya. Mereka berdua dulunya adalah anggota terbaik di pasukan militer angkatan udara, menjadi anggota baru yang kemampuannya dipuji para petinggi militer. Hingga suatu kecelakaan menghancurkan karir, setengah kewarasan dan fisik mereka.
Meskipun dari angkatan militer yang sama namun mereka ditugaskan di lokasi yang berbeda dengan bidang yang berbeda. Nie Mingjue ditempatkan di sisi selatan China, saat misinya menyelamatkan sandera di suatu daerah dia terkena kesialan. Bom mata air yang dia lemparkan ke dalam guna memperingati musuh malah berubah menjadi bom bertenaga ledak tinggi. Seluruh orang yang berada di tempat kejadian meninggal ditempat, hanya tersisa Nie Mingjue seorang dengan tangannya yang hitam hangus terbakar tak bisa diselamatkan.
Jin GuangYao memiliki cerita yang hampir sama, namun tetap berbeda. Jin GuangYao merupakan pendatang baru yang ahli dalam menembak. Seluruh tembakan yang dia lontarkan tak pernah satupun ada yang meleset dan selalu berhasil melumpuhkan targetnya. Saat itu timnya sedang mengadakan perayaan kecil-kecilan akibat kemenangan mereka dalam menangkap tersangka gembong narkoba. Mereka mengadakan berbagai acara mulai dari meminum teh hingga adu tembak. Acara adu tembak dimainkan oleh 2 tim yang anggotanya ditentukan dari angka yang keluar dari toples kecil. Pemimpin tim mereka ikut, meskipun awalnya tak ingin ikut namun akibat rayuan Jin GuangYao pemimpin mereka pun bersedia untuk ikut. Jin GuangYao dan pemimpin tim mendapatkan angka yang berbeda alhasil mereka berdiri di regu yang berbeda.
Teman-teman yang satu regu dengan Jin GuangYao bersorak senang pasalnya sang mata elang ada di pihak mereka. Namun mereka tak bisa bersantai karena pemimpin tim berada di kubu musuh. Jin GuangYao dan timnya bersiap, menyiapkan senapan laras panjang yang sudah diisi dengan peluru berupa kapsul-kapsul cat. Tempat permainan kala itu berada di hutan lebat, memudahkan seseorang untuk bersembunyi.
Jin GuangYao pun berjalan mengendap-endap, menyiapkan mata, telinga yang ia pasangi peredam suara dan senapan laras panjang tadi. Saat beberapa meter masuk ke dalam hutan Jin GuangYao yang ditemani salah satu rekannya melihat sekelebat bayangan hitam dari ujung matanya. Senyum Jin GuangYao mengambang begitu pula dnegan peluru yang melesat cepat menembak seseorang yang berlari itu. Di ujung sana terlihat salah satu rekannya ambruk dengan cipratan cat merah di dadanya. Jin GuangYao terkekeh geli, rekan-rekannya sangat kekanakan. Sekelebat bayangan hitam muncul lagi dari arah lain, beberapa kali hingga 10 pelurunya habis. Jin GuangYao tersenyum geli berkata bahwa rekan-rekannya yang ada di regu lain sangat kekanakan hingga harus berakting seperti seseorang yang benar-benar ditembak peluru asli. Namun senyum itu menghilang begitu saja saat melihat pemimpin timnya terbaring kaku dengan banyak darah keluar di kepalanya. Sontak seluruh regu Jin GuangYao berteriak menyelamatkan rekan-rekannya terutama sang pemimpin tim. Sedangkan Jin GuangYao yang memang menembak pemimpinnya hanya bisa diam berdiri mematung tak tahu harus berbuat apa. Tersiksa dengan ratapan tangis rekan-rekannya Jin GuangYao mematahkan begitu saja tangan kanannya, tangan yang dengan tega menghabisi 10 rekannya.
Perlu satu tahun mereka memulihkan kesehatannya walaupun secara mental mereka masih tidak akan bisa melupakan kejadian tersebut. Mereka berdua tidak ditahan karena salah satu perusahaan yang memiliki kekuasaan cukup penting terhadap hukum menginginkan mereka untuk bekerja dibawah sayap perusahaan mereka. Awalnya Jin GuangYao dan Nie Mingjue menolak, keduanya lebih memilih untuk hidup dipenjara dan memikirkan semua dosa-dosa yang telah mereka buat kepada rekan mereka masing-masing. Namun bujuk rayu, iming-iming serta sedikit paksaan berhasil merobohkan keinginan keduanya. Perusahaan bernama GusuLan, mengelola berbagai industri termasuk industri kesehatan. Perusahaan GusuLan menjanjikan pengembalian fungsi organ mereka yang cacat secara utuh dengan mengerahkan semua tekhnologi serta peneliti hebat, apabila Nie Mingjue dan Jin GuangYao bersedia bekerja sama.
Tak beberapa lama, mereka sampai di gedung laboratorium, Nie Mingjue dan yang lainnya turun membawa Lan Xichen yang sudah sadar dari pengaruh obat bius dan memberontak. Jin GuangYao merasa takjub, "Memang ciptaan bos yang satu ini benar-benar menakjubkan, bahkan obat bius untuk seekor gajah pun tak bertahan lama untuknya"
"A-yao" ucap Nie Mingjue memperingati.
Jin GuangYao berdecak kesal "Selalu saja salah" kemudian masuk ke laboratorium menyusul mereka berempat.
-
-Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅
Mohon dukungannya semua😊💙💜
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark Side (Xicheng) ✅
Science FictionApa jadinya bila sekumpulan orang pintar berada di jalan keburukan? "Aku bukan monster" Xichen berusaha meyakinkan pria yang sedang menodongnya dengan pistol. "Buktikan!" Bentak pria itu. Xichen dengan berani tanpa sedikitpun rasa takut mendekat mem...