Tiga puluh satu

468 66 8
                                    

Begitu lampu menyala ruangan dengan latar belakang dinding bewarna putih berpendar menyilaukan mata Jiang Cheng. Setelah beberapa saat menyesuaikan matanya dengan keadaan sekitar, Jiang Cheng dibuat terkejut dengan isi dibalik kaca ruangan yang ada di sepanjang koridor. Ditiap ruangan diisi berbagai hewan aneh, mulai dari gorila, ular piton, beruang hutan, babi hutan, bahkan hewan seperti paus biru yang merupakan hewan laut terbesar juga ada di balik dinding kaca itu.

Jiang Cheng hampir saja terduduk lemas, dia perlu beberapa waktu untuk meredakan keterkejutannya. Setelah semua keterkejutan nya mereda, seseorang dengan pakaian lab bewarna putih datang menghampirinya dari tikungan didepan. "Ah tamu yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang juga" ucap seseorang dengan pakaian lab bewarna putih yang Jiang Cheng yakini sebagai pemimpin dari orang-orang bodoh ini.

Dibelakangnya banyak sekali orang-orang dengan tampang sangar mengenakan setelan serba hitam sambil membawa senjata. Jiang Cheng dibuat berjalan mundur, namun orang-orang tersebut rupanya sudah menutup akses pintu keluar. Mau tak mau Jiang Cheng harus menghadapi mereka, dia keluarkan tongkat kecil miliknya lalu dia bentangkan hingga tongkat tersebut menjadi panjang dan siap membuat penghalangnya babak belur.

Tanpa basa basi Jiang Cheng langsung meloncat melemparkan pukulan tongkatnya kearah si pemimpin, tapi dengan cekatan antek-antek nya menghadang dan membalas serangan Jiang Cheng. Jiang Cheng akui mereka juga pandai berkelahi namun Jiang Cheng yang merupakan lulusan terbaik tentu saja tidak mundur begitu saja. Dengan lincah dia memukul tanpa ampun siapa saja yang dia anggap sebagai musuhnya. Jiang Cheng memukul mereka dengan kekuatan penuh dititik titik yang bisa membuat manusia merasa sangat kesakitan.

Pertarungan akhirnya dimenangkan Jiang Cheng, meskipun Jiang Cheng mendapatkan beberapa memar dan luka sobek di wajahnya.

"Apa hanya segini kemampuan anak buah mu?" Jiang Cheng menyeka kasar darah yang ada ujung bibirnya.

Pemimpin tersebut bukannya kabur atau menunjukkan raut ketakutan dia malah tersenyum bangga sambil bertepuk tangan. Dengan santai dia berjalan menghampiri Jiang Cheng yang sudah refleks menyiapkan tongkatnya di depan "Sebenarnya aku tidak meminta mereka untuk berkelahi dengan mu. Karena tidak mungkin kan aku menyerang calon menantuku sendiri"

"Calon menantu pantat mu!"

Orang tersebut mengerutkan dahinya, mungkin ini pengalaman pertamanya mendengar seseorang yang berani mengumpatinya. Setelah menghembuskan nafas perlahan dia kembali tersenyum ramah tapi tetap terasa mencekam "aku tidak tahu mengapa bocah keras kepala itu memilihmu menjadi kekasihnya. Tapi tak apa, meskipun kau kasar dan sangat tidak sopan tapi kau kuat dan tangguh, sangat cocok menjadi induk dari bayi Lan Xichen. Oh ya perkenalkan aku calon mertuamu, Qingheng-Jun"

-

Di dalam apartemen, Lan Xichen berjalan dengan pandangan kosong tidak tahu harus berbuat apa. Lan Xichen masuk ke kamar Jiang Cheng, kamar yang akhir akhir ini menjadi kamarnya juga. Terbiasa hidup bersama, makan bersama diatas meja yang sama dan bertukar balasan kata membuat perasaan yang sebesar biji kacang perlahan tumbuh besar dihatinya. Seperti sebuah benih bunga yang setiap hari disiram dan diberi pupuk lalu berubah menjadi sebuah tumbuhan dengan bunga merah cantik yang menari mengikuti irama jantung orang terkasih. Perasaan itu tumbuh tanpa mau dia ungkapkan. Dia lebih memilih membiarkan bunga itu terus tumbuh bergoyang diterpa hembusan waktu daripada menyatakannya kepada Jiang Cheng.

Kilasan balik masa masa mereka tinggal bersama muncul begitu saja. Sejak kejadian waktu itu, dimana JingYi dan ShiZui datang menginap untuk pertama kalinya dirumah Jiang Cheng. Jiang Cheng baru sadar bahwa ruang tengah jika dimalam hari sangat lah dingin, meskipun dia sudah mendapatkan alas yang tebal dan selimut Lan Xichen untuknya. Alhasil Jiang Cheng mengijinkan Lan Xichen tidur di kamarnya yang memiliki penghangat ruangan, tapi dia harus tidur dibawah dengan alas yang sama. Meskipun begitu, Lan Xichen sudah sangat bahagia, setidaknya dia bisa melihat ruangan dimana orang yang saat itu masih berstatus menjadi seseorang yang membuatnya penasaran mengistirahatkan semua rasa lelahnya.

Lambat laun Lan Xichen seakan digoda dengan jari jemari ramping yang jatuh terjuntai diatasnya. Lan Xichen pun tergoda, perlahan dengan hati hati bermain dnegan jari-jari itu hingga keberanian untuk menggenggam jemari tersebut muncul. Namun entah kenapa Jiang Cheng dengan mata yang masih tertutup rapat malah membalas genggamannya dan menarik tangannya hingga membuatnya memeluk pinggul Jiang Cheng yang ramping.

Ketika Lan Xichen hendak melepaskan genggaman mereka, dia merasakan sesuatu menyengat tubuhnya. Membuat matanya jatuh kepada objek yang membuatnya merasa tersengat. Bagai fatamorgana, matanya menangkap sebuah pemandangan indah. Lan Xichen secara langsung telah menyentuh pinggul ramping kulit kencang selembut sutra sepucat susu milik Jiang Cheng yang tidak terjangkau lapisan kain kemeja tipis bewarna putih terang. Seakan tak puas hanya melihat keindahan itu, mata Lan Xichen dengan lancang turun kebagian pantat kencang lumayan berisi yang selama ini diam-diam mencuri perhatiannya. Tak hanya itu, matanya juga menangkap sebuah pemandangan indah. Fantasi buruknya dibuyarkan dengan pergerakan Jiang Cheng. Jiang Cheng membalikkan tubuhnya menjadi terlentang. Membuat Lan Xichen otomatis dapat melihat bahu dan leher jenjang Jiang Cheng yang kulitnya sepucat susu. Terpampang sangat nyata seakan mengundang hasrat naluri hewaninya untuk mencicipi kulit indah bak kanvas putih dengan mahakarya yang dihasilkan dari perpaduan kerjasama gigi lidah serta bibirnya.

Hatinya mendadak dibuat bimbang, darah dari seluruh tubuhnya tiba-tiba mengalir begitu cepat keatas hingga membuat dadanya didera rasa nyeri. Dia tahu 'ayahnya' sangat mengincar orang di pelukan nya ini. Pada saat dia ditangkap dan disekap, orang itu mencuci otaknya mengatakan segala omong kosong tentang kelahirannya, kasih sayang serta hal-hal yang sangat tidak masuk akal. Meskipun dia manusia, gen hewan mendominasi setengah persen dari total tubuh Lan Xichen. Dia masih bisa berfikir dengan jelas bahwa semua itu omong kosong. Orang yang menjuluki dirinya sendiri bahwa dia seorang ayah untuknya, hanya ingin memanfaatkan dirinya saja demi mendapatkan Jiang Cheng. Lan Xichen tahu, saat itu dia digiring berlari dengan tubuh penuh luka dan terbaring lemah didepan mobil Jiang Cheng. Dia juga tahu, bahwa selama ini gerak gerik mereka diawasi dan diam diam mereka menghipnotis Lan Xichen dengan cara menepuk bahunya lalu memberikan sugesti untuk bisa menarik perhatian Jiang Cheng, membuatnya jatuh cinta dan bila dia sudah berhasil mendapatkan hati Jiang Cheng, Qingheng-Jun akan menyuruhnya membawa Jiang Cheng kepadanya.

Untung saja metode hipnotis itu hanya berhasil mempengaruhi beberapa persen kesadarannya. Meski begitu Lan Xichen tetap berusaha mengikuti alur permainan orang ini, dia ingin tahu tujuan Qingheng-Jun terhadap Jiang Cheng.

Jika kalian bertanya mengapa Lan Xichen tidak menggunakan kekuatannya saja untuk mendapatkan Jiang Cheng dengan cara mencuci otaknya sama seperti yang dia lakukan pada Wen Qing waktu itu, lalu berkata bahwa mereka berdua adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Itu semua karena Lan Xichen tidak bisa menggunakan kekuatannya pada Jiang Cheng, entah kenapa. Alhasil untuk mendapatkan hati Jiang Cheng, Lan Xichen harus rela bertingkah manis selayaknya seorang anak kecil baik yang bersedia melakukan apa saja demi sebuah permen lollipop.

Namun kini semuanya terbalik. Dirinya yang tidak pernah tahu apa itu cinta mendadak mendapatkan rasa cinta sekaligus kasih sayang saat dia melihat dan merasakan senyuman Jiang Cheng untuknya. Semua keadaan berbalik, Lan Xichen lah yang berhasil direbut hatinya, dia sepenuhnya sudah jatuh pada pria manis di dekapan nya.

Dahulu Jiang Cheng pernah berkata padanya bahwa seorang pria tidak boleh menekuk lututnya pada siapapun, namun saat ini dia bersedia bertekuk lutut dihadapan Jiang Cheng. Hatinya, tubuhnya luluh lantah seakan bersumpah pada bumi dan alam semesta akan menjaga mengasihinya melindunginya dari apapun dan siapapun. Lan Xichen yang awalnya teguh dengan rencananya sekarang terperosok. Jatuh jauh kedalam pesona Jiang Cheng yang memabukkan sekaligus membuatnya candu. Dengan kata lain, Lan Xichen secara sadar dan sukarela jatuh kedalam cinta seorang Jiang Cheng, tidak bisa keluar dan tidak akan pernah mau keluar. Meskipun satu dunia memaksanya.

Tiba-tiba lamunannya dibuyarkan oleh telfon apartemen yang berbunyi. Lan Xichen pun mengangkat panggilan tersebut. Begitu diangkat, otot-otot Lan Xichen seketika menegang, mendengar suara yang selama ini menghantuinya berkata bahwa Jiang Cheng ada digenggamanya.

-
-

Tekan vote dan berikan komen untuk next chapter 😅

Mohon dukungannya😊💙💜

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang