Lima

1.1K 194 11
                                    

"Orang itu sudah sadar!" Teriak para kerumunan.

Tapi beberapa diantaranya berkata "Apa yang kulihat tadi.."

Jiang Cheng dengan kesadaran yang mulai membaik secara perlahan membuka kedua matanya, yang langsung saja terarah pada wajah Lan Xichen.

Lan Xichen kemudian menggendong Jiang Cheng memindahkannya dari jalan raya ke trotoar. Dengan mata hangat seperti anjing kecil Lan Xichen menatap orang yang baru ia temui ini dengan tatapan khawatir.

Salah seorang wanita tiba-tiba datang menawarkan sebotol air mineral untuk Jiang Cheng minum. Dan tak lama Wei Wuxian dan semua anak buahnya tiba. Wei Wuxian secara refleks menarik kerah Lan Xichen dan menonjoknya. "Kau yang menabraknya kan?!" bentak Wei Wuxian.

Lan Xichen membisu, tak memberi jawaban atas pertanyaan Wei Wuxian yang membuat pria berusia 30 tahun itu semakin marah. Wei Wuxian hendak menghantamkan tinjunya sebelum salah satu penonton menunjukkan rekaman yang ia rekam saat kejadian tadi.

Di rekaman itu menunjukkan bahwa Lan Xichen tidak menabrak Jiang Cheng. Ada mobil pickup lain yang menabraknya dan pergi begitu saja saat tubuh Jiang Cheng terpental ke sisi jalan lain tepat saat mobil pickup Lan Xichen melintas, untung saja Lan Xichen memiliki refleks yang baik sehingga tubuh Jiang Cheng tak terlindas rodanya.

Wei Wuxian menatap Lan Xichen yang sama sekali tak membela dirinya dan malah menatap Jiang Cheng dengan tatapan khawatir.

"Maafkan aku sudah menuduhmu. Jiang Cheng sudah sadar, kau boleh pergi sekarang" ucap Wei Wuxian.

Si penumpang dengan kaki pincang buru-buru berpamitan dan menggeret tubuh Lan Xichen untuk segera menjauh dan menyelesaikan pekerjaannya.

Wei Wuxian dan Wen Ning segera membawa Jiang Cheng ke rumah sakit dengan ambulan yang baru saja datang, meskipun sempat mendapat penolakan dari Jiang Cheng. Sedangkan rekan yang lain mengejar si pemilik tempat perjudian.

Hari sudah gelap. Setelah mendapatkan perawatan pada lengannya yang patah dan 5 jahitan yang menghiasi kepalanya, Jiang Cheng langsung kembali ke kantor dengan wajah tanpa ada ekspresi kesakitan sama sekali, malahan ia sibuk berjalan masuk kedalam gedung sambil menatap rekaman aksi heroik pemuda tadi yang menolongnya.

Jiang Cheng terus memutar adegan yang sama hingga tanpa sadar ia sudah berada di ruangannya. Meski sudah diputar beberapa kali dengan berbagai variasi posisi, Jiang Cheng tetap tidak bisa melihat ataupun mengidentifikasi wajah penolongnya.

"Pulang lah dan istirahat" suara Wei Wuxian yang tiba-tiba mengacaukan konsentrasi Jiang Cheng.

Jiang Cheng berdiri memberikan sedikit muka sopan santunnya pada atasan barunya. "Tidak, luka ku tidak parah"

Wei Wuxian menatap kagum pada Jiang Cheng. Bagaimana bisa patah tulang dan cidera pada kepala hingga perlu menerima 5 jahitan dikatakan sebagai cedera ringan?!

Wei Wuxian saat ini dibuat percaya dengan omong kosong para rekan detektif mengenai keahlian dan kehebatan dari Jiang Cheng. Wei Wuxian pula tak secara sengaja melihat rekaman yang amati Jiang Cheng sedari tadi dan ia jadi ingat mengenai rekaman cctv mobil yang ia ambil barusan.

"Tonton ini diponselmu, gambar ini jauh lebih jelas"

Tanpa berfikir dua kali Jiang Cheng menerima sebuah flashdisk hitam bergambar kelinci milik atasannya. Namun Jiang Cheng sempat menatap atasannya sebentar, hanya untuk memastikan apakah benar flashdisk berbentuk kelinci ini milik bosnya yang garang. Wei Wuxian yang sadar tengah diperhatikan mendadak salah tingkah "Apa?! Itu- itu punya Wen Ning!"

Jiang Cheng mengendikkan bahunya tak peduli lalu mulai menyetel rekaman yang ada di dalam flashdisk itu. Sambil melihat rekaman bersama, Wei Wuxian berkata "Itu pickup milik orang yang menolong mu barusan, saat ku lacak plat nomornya mobil itu milik Liu Resource salah satu perusahaan pengolah limbah medis-" Jiang Cheng melihat disana terekam jelas wajah dan adegan apa yang orang itu lakukan untuk menyelamatkan nyawanya.

"-aku sudah menelfon tempat itu, dan namanya Lan Xichen. Dia akan bertugas malam ini, kamu bisa mengunjunginya hari ini"

"Terima kasih" ucap Jiang Cheng.

Tapi buru-buru ia tambahi "tapi hari ini aku berjaga, aku bisa pergi besok"

"Kamu cedera, pergilah dan istirahat. Oh dan ambil ini, pakai untuk membeli balas budi untuk nya" Wei Wuxian menyerahkan sebuah kartu debit bewarna hitam pada Jiang Cheng.

Jiang Cheng menerimanya, menatap pada kartu pemberian bos nya dengan tatapan seperti anak anjing kecil yang lucu. Wei Wuxian tersenyum "Tak usah merasa terharu atau tak enak hati, itu dana tim dan kau bagian dari tim sekarang" ia melafalkannya seperti seorang laki-laki tua yang sudah memberi anak kecil sebuah permen dan ingin pujian sebagai bayarannya.

Namun semua tidak selalu harus sesuai keinginan. Wei Wuxian yang berharap lebih harus menerima lufah pahitnya saat hanya mendapatkan balasan berupa "Oh oke" dan Jiang Cheng berlalu pergi begitu saja meninggalkan Wei Wuxian sendirian dengan tatapan tak percayanya.

"Wah, luar biasa" ujar Wei Wuxian.

-
-

Haii semuaaa, terima kasih sudah baca cerita inii.

Aku boleh minta pendapat atau komentarnyaa ndak? Ehehehe biar bisa semakin bagus bikin ceritanyaa dan kalian juga nyaman bacanya 😁

The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang