Empat Belas

596 102 0
                                    

"Hmm" gumaman keluar dari mulut ShiZui - murid baru Wen Qing - saat melihat data aneh yang rumah sakit baru kirimkan pada akun Wen Qing untuk dia teliti. Sedangkan, wanita berambut hitam legam panjang sebahu yang selalu diikat kuda hanya duduk bersantai mengamati muridnya yang sedang mengerjakan tugas darinya.

Setelah jenuh hanya memperhatikan Wen Qing bangkit dari sandarannya, bertanya selayaknya seorang pengajar bertanya pada muridnya "Sudah mendapatkan apa yang aku minta?"

ShiZui berada dalam yakin dan tidak yakin namun harus tetap menjawab pertanyaan gurunya. "Mmm, DNA ini berantakan. Sekitar 50% manusia, dan sisanya adalah..."

Dia menggeliatkan kepalanya, mata memincing berusaha mengingat materi yang sudah dia pelajari, mengakibatkan matanya yang lebar menyipit melihat gambaran di layar "Belut listrik laut?"

Wen Qing tersenyum kecil walau belum sepenuhnya puas dengan jawaban muridnya. "Kerja bagus, itu memang belut laut namun hanya 25%. 15% lain merupakan DNA ubur-ubur dan sisanya adalah DNA lalat"

Mata ShiZui melebar terkejut "Lalat?!"

Wen Qing mengangguk "Entah makhluk apa yang hidup dengan susunan DNA seperti ini"

"Mmm, apa rumah sakit salah mengirim sampel?"

Wen Qing menggeleng, bangkit dari kursi kerjanya lalu berjalan menatap jendela "Rumah sakit tak akan selalai itu. Mereka juga berkata orang ini memiliki golongan darah yang tidak dapat dideteksi"

ShiZui bertanya "Jadi maksut anda orang ini tidak memiliki golongan darah seperti manusia pada umumnya?"

Tak menjawab dengan kata-kata, Wen Qing hanya mengangguk sambil tetap melihat pemandangan di luar jendela. Sebuah mobil hitam berebelok, parkir tepat di bawah pohon yang rimbun. Tak beberapa lama, si pengemudi keluar disusul dengan pria muda lain yang turun dengan lakban dimulutnya. Wen Qing tertawa kecil, "Siapkan dirimu, kita akan bertemu dengan orang aneh"

ShiZui membengkokkan kepalanya hendak bertanya siapa gerangan yang Wen Qing maksut, tapi dia urungkan saat melihat Wen Qing sibuk menyiapkan setumpuk kertas bewarna kusam dan beberapa potong koran. Shizui memilih membantu Wen Qing, ingin menjadi murid teladan agar bisa mengambil hati mentornya, tentu saja ini berhubungan dengan nilai selama dia belajar dibawah Wen Qing.

Saat ShiZui membawa tumpukan kertas tadi keatas meja kaca sesuai perintah Wen Qing pintu tiba-tiba dibuka kasar. Seorang pria berusia 30 tahun masuk begitu saja dengan tampang kesal. Tidak melakukan sapaan atau apapun selayaknya orang normal, dia malah langsung menuju dispenser dan menegak beberapa gelas air mineral. Dalam hati ShiZui mengerti, mungkin ini orang aneh yang mentornya maksut. Meskipun dia orang aneh, ShiZui harus tetap memberinya salam hormat karena dia adalah kenalan dari mentornya. Namun belum sempat ShiZui membungkuk dan mengucapkan beberapa kata sapaan, seorang pria muda seusianya dengan mulut terlakban hitam tiba-tiba saja masuk kedalam ruangan. Pria muda itu terus bergumam dibalik lakban hitamnya, wajahnya memerah akibat desakan kalimat bercampur emosi yang tak bisa tersalurkan.

"Apa lagi yang kau lakukan kali ini A-Cheng?" Wen Qing terkikik berdiri tepat didepan Jiang Cheng yang berwajah muram.

Jiang Cheng mencibir "Bocah nakal itu terlalu berisik"

"Jadi itu yang membuat lakban hitam besar ini ada dibibirmu?" Wen Qing beralih pada JingYi, melepas lakban hitam yang sudah lama membungkam uneg-unegnya dalam satu kali percobaan. Pekikan keras muncul menyertai suara lakban yang sukses terlepas. JingYi sedikit bersyukur sudah mencukur habis kumisnya sebelum dia bertugas, bila tidak dia akan mendapat penderitaan yang berlipat ganda.

Jiang Cheng tak mau menghiraukan adegan yang tersaji di belakang punggungnya, membiarkan JingYi berteriak dan mengomel pada punggungnya. Dia lebih tertarik pada tampilan aneh yang ada di layar komputer. Jiang Cheng tau gamabaran itu merupakan untaian DNA karena dirinya sempat belajar mengenai hal-hal berbau medis demi menunjang karirnya sebagai penyidik. Meskipun begitu, ilmunya bukan lah beberapa level dibawah Wen Qing, dia harus belajar selama sepuluh tahun hanya untuk mengerti sepotong DNA apa yang tertera di layar, dan Jiang Cheng lebih baik memilih menangkan bandit kelas teri daripada melakukannya. 

Pandangannya dengan cepat beralih ke Wen Qing, "Dimana data yang ku minta?" Jiang Cheng sama sekali tidak ingin berbasa-basi.

"ShiZui berikan berkas tadi pada tuan Jiang" 

ShiZui mengangguk patuh selayaknya murid teladan, tangannya mengangkat kembali tumpukan kertas yang sebelumnya sudah dia letakkan di atas meja kaca. Jiang Cheng menangkat tangannya "Taruh situ saja" memberi instruksi pada pria muda lain yang baru dia lihat.

"Aih, aku kira kau sedang terburu-buru" Wen Qing mencibir

"Tidak, aku akan menetap beberapa jam kedepan untuk jiejie ku tersayang ini" 

Wen Qing tersedak tiba-tiba, terkejut atas tingkah baru yang Jiang Cheng lakukan. Dia mengatur dirinya beberapa menit hingga kembali normal, sementara Jiang Cheng sudah dengan teliti dan penuh minat membaca satu-persatu halaman. Wen Qing dan Jiang Cheng terpaut usia 2 tahun saja, itulah yang membuat Jiang Cheng jarang memanggilnya dengan sebutan seperti ini. Dan sekalinya Jiang Cheng menggunakan panggilan itu, Wen Qing akan selalu tersedak air liur nya sendiri.

"Gusu Lab?" Gumam Jiang Cheng saat membaca salah satu halaman yang memuat biodata lengkap Qingheng-Jun. 

"Qingheng-Jun terakhir kali tercatat bekerja disana, kalau tidak salah ayah mu juga bekerja disana bukan?"

Jiang Cheng mengangguk dengan kaku. Satu-persatu dia mendapatkan orang-orang yang dekat dengan orang tuanya, namun benang merah masih belum bisa tersambung. Jiang Cheng dengan terburu-buru membuka halaman lain dan selembar koran jatuh, koran itu berisi foto kumpulan orang mengenakan jas putih khusus lab. Rasa sedih sekaligus rindu tiba-tiba menyeruak masuk memenuhi hati Jiang Cheng, air matanya menggunung di pelupuk mata siap jatuh kapan saja. 

Wen Qing merasa aneh dengan diamnya Jiang Cheng, jadi dia mendekat dan mengintip wajah Jiang Cheng. Wanita 32 tahunan itu terkejut melihat sahabatnya menangis. Matanya berpaling pada potrait yang Jiang Cheng pegang, matanya membelalak. Itu foto Qingheng-Jun bersama dengan ayah Jiang Cheng.

"Papa..."

Tangan Wen Qing menyambar foto itu dengan segera. Dia berfikir bagaimana foto itu bisa ada disana, padahal seingatnya dia sama sekali tak menemukan data mengenai foto ini.

"A-Cheng.." nada Wen Qing melembut, berusaha meraih bahu rapuh Jiang Cheng.

"Hei.."

Jiang Cheng tak bergeming tetap diam pada posisinya. Setelah beberapa menit, dia menghapus air matanya dengan kasar, berdiri tegap menghadap Wen Qing.

"Tolong kirimkan alamat Gusu Lab padaku" langkahnya dengan cepat dan dalam keluar dari pintu. Disusul dengan JingYi yang kebingungan.

Wen Qing hendak berteriak. Namun ShiZui mencegahnya "Biar aku saja yang menemaninya, aku sedikit tahu tentang Gusu Lab"

Tanpa menunggu persetujuan Wen Qing, ShiZui berlari, segera menyusul Jiang Cheng sebelum langkahnya lebih jauh lagi.

Dalam hati, wanita itu merutuki kelalaiannya akibat tidak memeriksa kembali tumpukan kertas yang ia susun sebelumnya.

-
-

Mohon dukungannya😊💙💜



The Dark Side (Xicheng) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang