Part Duapuluh

25K 2.4K 221
                                    

Mobil hitam itu melaju cepat, membelah jalanan yang lumayan padat agar tidak kehilangan jejak mobil di depan nya. Hening menggambarkan suasana nya, selain isakan kecil yang terdengar.

Lia, wanita itu kini tengah terisak. Terlampau khawatir dengan keadaan sang anak. Tidak lama isakan nya berhenti, tatapan wanita itu menajam.

Rendi---putranya itu kelemahan sekaligus kekuatan untuk nya. Diantara dua pernyataan itu, ia harus menggunakan opsi kekuatan untuk menggapai sang anak. Karna nyatanya, keberhasilan hanya untuk orang-orang yang berani.

Netra Lia melirik ke arah arloji yang melingkar di tangan nya. Senyuman miring langsung tercetak jelas, suaminya. Ah, Daddy nya Rendi itu sudah mendarat.

Wanita itu menghubungi Daniel dengan sigap. Panggilan langsung tersambung, tidak memerlukan waktu yang lama baginya. Lia langsung menceritakan apa yang terjadi dengan singkat.

Lia tahu, suaminya itu tengah menahan amarah besar yang akan dikeluarkan nanti untuk para musuh mereka. Terdengar dari geraman rendah milik sang suami.

"Kearah jam delapan. Berlawanan dengan arah depan bandara, sekitar lima kilometer dari posisi kamu sekarang. Kalau kamu lewat jalan depan, kemungkinan besar bisa berpapasan. Kecepatan kira-kira 65km/jam. Cepatlah Daniel, aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan putraku" ujar Lia.

Wanita itu menjelaskan dengan detail ciri-ciri mobil yang musuh nya itu gunakan untuk membawa putra nya.

Suami nya itu tidak menjawab dan langsung mematikan telpon nya. Ia yakin, suami nya itu sudah bergegas dengan anggota Redmoon lain nya.

"Paul, kita ikuti dari belakang, jangan sampai kehilangan jejak" Paul mengangguk, kemudian menambah kecepatan.

______

Raut wajah itu terlihat mengeras. Daniel menggenggam stir dengan kuat, melampiaskan amarah nya pada stir mobil. Aura yang dikeluarkan pria itu benar-benar mengerikan, membuat anggota Redmoon yang berada di satu mobil bergidik ngeri.

Padahal pria itu tidak mengucapkan apapun, tapi justru disitu titik terseram nya. Daniel terlihat mengerikan jika sudah begini, bukan terlihat, tapi benar-benar.

"Sagun, Nurman, buka jendela kalian. Tembak dua ban belakang mobil itu bersamaan. Cari celah, jangan sampai mobil oleng dan terguling" ujar Daniel rendah.

Yang di beri perintah pun langsung melakukan apa yang harus dilakukan. Kedua pria itu mengeluarkan revolver masing-masing, kemudian bersiap.

"Kecepatan kita 80, kecepatan mereka 65. Jarak awal lima kilometer, berarti kita akan berpapasan sekitar lima menit lagi. Kalian jangan lengah dan bersiap. Tujuan kalian bukan melumpuhkan mereka, tapi selamatkan putraku!"

"Kami mengerti Tuan!" Ujar mereka serempak.

Daniel yang duduk di belakang kemudi itu mengangguk. Ia percaya kepada anggota nya. Mereka selalu bisa diandalkan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan ia yang membawa mobil. Karna diantara mereka skil Daniel dan Paul lebih bagus dalam mengemudi.

"Bersiap. Mereka terlihat!"

Anggota Redmoon yang lain langsung bersiap di posisi masing-masing. Begitu juga dengan Sagun dan Nurman yang langsung membidik.

Dua mobil itu berpapasan. Setelahil mendapat cela, kedua pria itu melepaskan peluru secara bersamaan.

Seperti perkiraan Daniel. Mobil berhenti tanpa terguling, kedua anak buah nya itu memang pintar dalam mencari celah.

Daniel dengan sigap memutar mobil, kemudian memalangkan mobil nya di depan mobil sang musuh.

Rendika [Tersedia Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang