Part TigaLima

20.1K 2.2K 122
                                    

Khusus hari raya double up yah








Suasana ruang keluarga tampak ramai, dikarenakan sang tuan muda meminta mereka semua berkumpul. Entah apa yang akan dilakukan tuan muda nya itu sekarang. Mereka juga di buat bingung dengan penampilan tuan muda nya itu.

Rendi berdiri di atas sofa, mata pemuda itu menyorot tajam semua anak buah Daddy nya.

"Bilang, siapa yang terluka selain Om Aldo!" Teriak Rendi agar terdengar.

Mereka semua menatap satu sama lain, saling melempar tatapan bertanya. Mereka di buat bingung dengan apa yang di lakukan tuan muda nya saat ini.

"Heh, denger nggak sih? Angkat tangan yang ada luka, dari pada gua periksa satu-satu!!" Lanjut nya lagi.

Merek yang tidak mengerti pun hanya bisa mengikuti perintah Rendi. Beberapa dari mereka mengangkat tangan nya, membuat Rendi menatap mereka satu persatu.

"Makasih untuk partisipasi nya Om-om, yang nggak ada luka boleh bubar, yang ada luka tetap disini!"

Lagi-lagi mereka menuruti perintah sang tuan muda nya. Sekitar lima belas orang masih berada ditempat nya, menunggu kelanjutan dari tingkah Rendi.

Rendi menghembuskan nafas, kemudian melompat dari sofa membuat mereka yang ada di sana memekik tertahan, bukan nya apa, Daniel telah menitipkan anak nakal itu kepada mereka agar tidak terluka.

"Sini Om!" Rendi duduk di atas lantai, yang diikuti mereka yang di panggil.

Mereka tetap menurut saat Rendi menyuruh mereka duduk melingkar, sedangkan Rendi berada di tengah nya dengan sebuah kotak P3K lumayan besar. Seperti nya mereka mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kalo ada luka itu di obatin, bukan nya cuman di liatin, emang bakal sembuh?!'' omel Rendi sembari membersihkan luka Aldo menggunakan alkohol.

"Lagian kerja itu biasa aja, jangan terlalu berlebihan. Nggak baek tau Om!" Omel nya pada para anak buah Daniel yang hanya di balas senyum tipis oleh mereka.

Rendi mulai berpindah merawat luka yang lain setelah selesai dengan luka Aldo," astaghfirullah ini luka apa lagi coba?!" Pekik nya melihat luka gores cukup besar.

"Udah nggak di rawat, gimana mau sembuh coba! Ini si Daniel apa nggak kasih kalian asuransi kesehatan sih! Masak anak buah nya luka-luka nggak di rawat!!" Kesal Rendi.

Mereka menggeleng, sebenarnya Daniel selalu mengingatkan mereka dan memberikan perawatan, namun kadang mereka nya saja yang terlalu menyepelekan.

Rendi menepuk tangan nya dua kali saat sudah merawat semua luka yang berada di tubuh para anak buah Daddy nya. Mereka terlihat lucu saat memakai plester bermotif panda yang di berikan Lia pada Rendi, namun Rendi memberikan nya kepada orang yang lebih membutuhkan.

"Udah nih, pokok nya gua nggak mau tau. Kerja yang bener tapi jangan sampe dapet luka, nyusahin tau nggak!" Omel nya.

Walaupun bahasa Rendi pedas, namun mereka masih bisa menyaring perkataan Rendi. Rendi sangat mirip dengan Daniel, kedua manusia itu tidak menunjukan kepedulian nya, dan menutupi nya dengan kalimat pedas.

"Terima kasih, Tuan muda" mereka semua berbicara serentak, membuat Rendi bingung sejenak.

Rendi mengangguk, kemudian berjalan menuju sofa dan langsung menghempaskan tubuh nya di sana. Lumayan melelahkan menceramahi mereka dan mengosplay jadi dokter sejenak.

______

Pemuda itu terlihat sangat sibuk di dalam kamar nya. Bukan sibuk membereskan selimut nya yang berantakan melainkan mengeluarkan bungkusan permen lollipop dari lemari baju nya.

Setelah semua nya tertata rapih di dalam kotak yang sudah di siapkan. Rendi langsung memanggil Deon, salah satu anak buah Daddy nya yang ditugaskan berjaga di depan kamar Rendi.

Pria itu terlihat bingung saat melihat banyak bungkus Lollipop berserakan diatas lantai. Ia masih tidak mengerti saat tuan muda nya meminta bantuan untuk mengangkat kotak besar yang penuh Lollipop.

"Gua lagi baek ini, jadi mau bagi-bagi permen ke anak buah Daddy. Mayan dapet pahala, moga aja idup kalian ada manis-manis nya nggak pait teros" oceh nya.

Deon yang mengerti pun mengikuti langkah tuan muda nya yang mulai berjalan, menghampiri anggota Redmoon satu persatu dan memberikan dua Lollipop ke masing-masing orang.

Tak lupa, tuan muda nya itu juga mengatakan 'gua lagi baek ini, di makan ya, biar idup kalian manis, jangan di tolak, nanti kalian juga ditolak jodoh dan surga Allah' di setiap orang.

Rendi mulai membagikan nya dari lantai tiga, kemudian turun ke lantai dua dan berkahir di lantai satu. Wajah pemuda itu sudah terlihat kelelahan setelah memutari Mansion.

"Tuan muda, sebaik nya anda beristirahat terlebih dahulu, seperti nya anda kelelahan" ujar Deon.

Rendi menggeleng,"tanggung Om, bentar lagi juga selese" balas Rendi. Deon hanya menghela nafas pelan.

"Om, itu suara apaan?" Tanya Rendi.

"Seperti nya diluar sedang hujan" jawab Deon.

Rendi langsung berhenti, membuat Deon menghentikan langkah nya juga. Tiba-tiba saja Rendi membalik tubuh nya menghadap Deon,"Om, gua capek, Om lanjutin ya?" Ujar Rendi.

Deon mengangguk, memang ini yang ia inginkan. Kalau sampai tuan muda nya itu kelelahan, Daniel bisa mengamuk nanti. Terlebih semua orang yang ada di Mansion sudah Daniel peringati.

Deon sudah berlalu menjalan kan perintah tuan muda nya, sedangkan Rendi langsung membalikkan tubuhnya, berjalan menuju halaman belakang Mansion. Ini kesempatan nya bermain hujan, sudah lama sekali ia tidak menyentuh dingin nya air hujan.

"Tuan muda, anda ingin kemana?" Tanya Andres saat melihat tuan muda nya itu berjalan menuju belakang Mansion.

"Ngitung air ujan, Om!" Setelah mengatakan itu, Rendi langsung berlari menembus hujan, membuat beberapa anggota Redmoon yang melihat nya ikut berlari mengejar.

Pemuda itu tidak menghiraukan anak buah Daddy nya, justru malah asyik dengan kegiatannya berplesetan di atas rumput yang sudah basah. Berlari kesana kemari menembus hujan, seakan menikmati kebebasan berteman dengan alam.

Namun tidak lama kegiatan nya terhenti saat seseorang menarik nya menjauh dari air hujan, Rendi mendongak, menatap orang yang mencekal tangan nya.

"Daddy? Udah pulang? Kok cepet banget sih? Nggak mau kerja lagi? Sana kerja, cari duit yang banyak biar nggak di tinggalin Mommy" Rendi mendorong tubuh Daniel menjauh, hendak menerjang hujan kembali namun Daniel lagi-lagi mencegah nya.

"Siapa yang mengizinkan mu main hujan, Rendi? Cepat mandi!" Perintah Daniel mutlak.

Rendi duduk bersila di lantai, kemudian menatap Daddy nya itu memelas seraya melantunkan...

"Bapak tiri, hanya cinta, kepada Mommy ku saja---"

"Diam dan mandi lah! Atau Daddy yang akan memandi kan mu!"

Rendi yang mendengar itu langsung berlari cepat masuk ke dalam lift. Sedangkan Daniel memijit pelipisnya pusing, seperti nya meninggalkan Rendi di Mansion tanpa pengawasan nya bukan lah hal yang benar.

Rendika [Tersedia Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang