Part Enambelas

25.2K 2.5K 291
                                    

Suasana semakin mencekam, udara sekitar terasa panas. Saat Daniel mencekal lengan Radi dengan kuat. Aura yang dikeluarkan pria itu mampu membuat orang-orang yang ada disana bergidik ngeri, bahkan Rendi merasa sulit untuk menelan Saliva nya sendiri.

Tatapan Daniel menajam, kilatan amarah terlihat jelas di mata nya. Gigi pria itu begemeletuk, saat melihat pipi kanan putra nya terlihat memerah dan sedikit membengkak. Hingga tanpa sadar mencekal lengan Radi dengan kuat, membuat empu nya meringis kesakitan.

"D-dady..." Rendi berujar pelan, ingin menghentikan Daddy nya namun terasa berat. Suaranya tercekat di tenggorokan, Daddy nya itu terlihat benar-benar menyeramkan. Rendi tidak pernah melihat kilatan itu sebelum nya.

Daniel kembali menatap Radi intens, tangannya masih setia mencekal tangan yang telah melukai anak nya itu.

"Radi Wijaya.." Daniel memutar tangan Radi kebelakang tubuh nya "saya sudah pernah memperingati kamu sebelumnya bukan?" Ujarnya dingin.

Suasana hening. Keluarga Radi yang lain masih hening, bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, kecuali istri dan anak-anak Radi tentunya.

"Malam itu, malam dimana Rendika resmi menjadi putra saya, kau ingat bajingan?"

"T-tunggu, sebenarnya ini ada apa? Bisa kah kita bicarakan baik-baik tuan?" Ujar Martin, ia mulai angkat tangan saat melihat beberapa pria berbaju hitam masuk kedalam rumah.

"Diam, anda tidak perlu ikut campur urusan saya" Daniel menatap Martin seraya menempelkan jari telunjuknya didepan bibir.

"Apa kau masih ingat, bajingan?" Tanya Daniel sekali lagi yang hanya dibalas anggukan oleh Radi. Pria itu tidak bisa berkutik saat merasakan aura yang dikeluarkan Daniel.

"Saya juga pernah mengatakan bukan, bahwa tugas seorang ayah adalah melindungi anak nya, kau ingat?" Radi kembali mengangguk sesekali meringis saat Daniel memutar tangannya.

"D-dady, udah, aku nggak papa" sela Rendi, ia tidak tega melihat ayah nya kesakitan.

"Apa kamu lupa perkataan Daddy mu nak?. Jangan salahkan Daddy jika Daddy akan mematahkan tangan ayah mu saat berani menyakitimu?"

Rendi terdiam. Bukan karna ia tidak ingin mencegah nya, namun aura yang dikeluarkan Daddy nya benar-benar sangat menakutkan, bahkan nenek nya disana hanya bisa diam tidak membantu putra kesayangannya itu.

Daniel kembali kepada Radi "dan kau tahu bukan apa perkataan saya selanjutnya?. Balasan untuk orang yang sudah menyakiti putraku" Daniel berbisik ditelinga Radi pada kalimat terakhir.

Tanpa aba-aba Daniel memutar tangan Radi hingga menimbulkan bunyi tulang yang patah, dilengkapi jeritan kesakitan yang amat nyaring. Daniel mematahkan tangan yang sudah melukai putranya, seperti perkataanya.

"Radi!!"

"Ayah!!"

Semua orang berteriak menyerukan nama Radi. Sedangkan yang di teriaki tengah meringis kesakitan seraya memegang lengannya yang terasa patah tersebut. Pria didepannya ini terlihat sangat mengerikan.

"Aku sudah bilang bukan? Jangan pernah menyakitinya? Dan sekarang inilah balasan ku. Ini masih belum seberapa" ujar Daniel berbisik saat diakhir kalimatnya.

"A-ayah..." Rendi mendekat kearah sang ayah untuk memastikan keadaan nya.

"Diam kamu!" Radi membentak Rendi disela-sela ringisan ya. Menurutnya semua ini terjadi karena anak itu, jika saja anak itu tidak lahir.

Tanpa sadar Radi kembali membangkitkan amarah dalam diri Daniel, pria itu terlihat mendekat dan kembali ingin melukai Radi sebelum Rendi berlari memeluk nya, bermaksud menghentikan tindakan Daniel yang akan menyakiti ayah nya.

Rendika [Tersedia Versi Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang