Bumantara itu terlihat indah, dengan ribuan bintang yang bersinar terang. Sarayu saling bersahutan, menyentuh rambut pemuda tampan yang sedang merenung. Atma nya ikut pergi bersamaan dengan anila, meninggalkan raga kosong sendirian.
Hembusan berat terdengar sebelum pemuda itu mendongak menatap Dewi malam yang nampak bersinar paling terang. Namun sayang, sang Dewi malam sendiri tidak menghasilkan sinar, melainkan hanya pantulan sang Surya yang berada di sisi lain.
Netra indah itu tertutup dengan Kolopak mata nya, seraya bibir nya mengalunkan nada indah.
"I close my eyes, and i can see. The world that's waiting up for me. That i call my own.....
Through the dark, through the door, through where no one's been before. But itu feels like home......"Pemuda itu kembali membuka mata nya, merasakan kulit nya yang diterpa angin malam. Ketenangan alam semesta membuat nya nyaman berada disana. Hingga bait lagu selanjut nya.
"They can say, they can say it all sounds crazy. They can say, they can say i've lost my mind....
I don't care, i don't care so call me crazy. We can live in world that we design..."Pemuda itu menghela nafas panjang, mengeratkan pegangannya tangannya pada pagar pembatas balkon. Menghirup udara sejuk sebentar sebelum melanjutkan lagu nya.
"Cause every night i lie ini bed. The brightest colours fill my head. A million dreams are keeping me awake. I think of what the world could be. I vission of the one i see. A million dreams is all it's gonna take....
A million dreams for the world wide gonna make.........."Pemuda itu menghembuskan nafas nya kasar, ada belenggu yang mengikat hati nya, membuat nya sibuk mencari kenyamanan dengan menikmati alam.
Tak ada niatan untuk melanjutkan bait selanjut nya. Lagu nya berhenti ditengah jalan, karna mood nya yang sedang menurun. Memikirkan masalah hidup yang memang seharusnya tak dipikirkan.
"There's a house we can build. Every room inside ia filled.With things from far away. The special things i compile. Each one there's to make your smile. On a rainy day......"
Pemuda itu menoleh dengan cepat saat suara berat itu melanjutkan lagu nya yang belum selesai.
"Kamu tidak bisa menghentikan lagu yang belum selesai boy. Jika kamu memulai maka kamu juga yang harus mengakhiri nya" ujar pria yang baru saja datang, mengambil posisi berdiri disampingnya.
"Kamu tidak bisa menghentikan langkah ditengah jalan, atau semua pintu akan tertutup untuk mu, dan kamu tidak bisa menemukan jalan keluarnya" lanjut nya.
Pemuda itu sedikit memiringkan tubuh nya menghadap pria itu "lalu, apa yang harus dilakukan jika sudah terjebak ditengah jalan?" Tanya nya.
Pria itu menoleh, menatap mata sang anak intens, kemudian terkekeh sebelum tangan nya terangkat untuk mengacak rambut sang anak.
"Maka kamu harus meminta bantuan, menunggu seseorang datang dan menarik mu keluar dari ruangan itu" ujar pria itu.
"Lalu bagaimana jika tidak ada yang datang? Dia terjebak sendiri disana" ujar pemuda tersebut.
Pria itu memegang bahu sang anak, kemudian memutar tubuh itu untuk menghadap kearah nya sepenuh nya.
"Rendi, semua orang akan melewati nya, mulai dari ruangan yang terang hingga ruangan yang gelap, semua nya tergantung porsi nya, yang berjuang akan terbebas sedangkan yang menyerah tidak akan pernah bisa keluar" ujar pria itu.
Rendi, pemuda itu tersenyum singkat sebelum kembali menatap sang Dewi malam, cahaya nya tertutup awan, namun hanya sementara karna tak lama awan hitam itu tertiup angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendika [Tersedia Versi Pdf]
FanfictionKehadiran Rendi adalah beban bagi kedua orang tua nya. Itu sebab nya, tidak ada alasan untuk mempertahankan pernikahan kedua orang dewasa itu. Rendi tidak mengenal keluarga bahagia, apa lagi merasakan hangat nya sebuah keluarga. Kehidupan nya terlal...