"AXEL DIMANA CINCINNYA ?"
Teriakan mama benar-benar menggelegar ke seluruh penjuru rumah.
Aku baru bisa tidur setelah penerbangan beberapa jam lamanya, akhirnya terusik dengan teriakan mama."DI BAWA BELLA MA" jawab Axel.
Astaga...
"AXEL JANGAN TERIAK-TERIAK, BELLA MASIH TIDUR" sambung papa.
"MAMA YANG TERIAK-TERIAK BUKAN AXEL"
"SEKARANG KAMU NYALAHIN MAMA ?"
Oke cukup, kesabaranku sudah habis.
Aku membuang selimutku sembarang dan berjalan keluar kamar dengan raut muka menahan amarah.Ketika aku menuruni tangga, terlihat mama dan Axel masih adu mulut.
Sedangkan papa hanya berdiri diam menatap adegan menjengkelkan ini."Apa kalian bisa diam ?" Kataku.
Sontak mama dan Axel langsung menoleh kearahku.
"Jangan salahkan gue Queen, mama yang memulai" kata Axel membela diri sedangkan mama sudah menatap tajam Axel.
Aku hanya tersenyum sinis dan melemparkan kotak cincin berwarna merah kearah Axel.
Dengan sigap Axel menangkapnya."Lo yang mau nikah harusnya lo yang nyimpen cincinnya, bukan gue. Dan lo gak bisa melemparkan kesalahan yang lo buat ke orang tua" kataku ke Axel.
Sejenak Axel memikirkan kesalahannya dan berakhir meminta pengampunan mama.
Axel memeluk, menciumi pipi mama.
Aku dan papa tersenyum melihat adegan mama dan Axel.Sebenarnya aku ingin menantikan kedatangan Reynan dan Sania, tapi badanku benar-benar payah.
Ya, sekarang aku memang berada di Jerman.
Tempat dimana Axel dan Alexa akan melangsungkan pernikahan.Axel lebih memilih di Jerman karena selama ini dia besar di Jerman dan mengenal Alexa di Jerman pula.
Pernikahan Axel hanya menghadirkan keluarga dan kolega bisnis papa.
Entah angin dari mana sejak kejadian penculikan Alexa kemarin, Axel langsung memutuskan untuk menikahi Alexa.Dan masalah cincin yang Axel maksudkan adalah cincin pernikahannya.
Mengingat Axel sering lupa dengan barangnya sendiri, jadi sebelum dia berangkat ke Jerman bersama papa dan Alexa dia menitipkan cincinnya kepadaku.Dengan tampang cengonya dia mendekatiku.
"Queen gue dengan Alexa udah mau nikah nih. Lo kapan ?" Tanya Axel.
"Lo mau gue bunuh ?"
Axel tertawa terbahak-bahak.
"Harusnya ini jadi pernikahan gue dengan Reynan. Lo nggak ingat dengan apa yang lo perbuat 2 tahun lalu ?"
Mendengar itu, Axel langsung kicep.
Bersamaan dengan suara cempreng Sania yang menggelegar.
Mereka sudah sampai."Hello EVERYBODY !!!" Teriakan Sania benar-benar menyebalkan.
"Hancur sudah pagiku yang tenang" desisku
Mama dan papa menyambut kedatangan Sania dan Reynan.
Axel terkikik mendengar gerutuanku.
Aku menatap datar Reynan dan Sania.
Tanpa diduga-duga Sania berlari ke arahku dan langsung menerjangku.
Aku yang tanpa persiapan apapun, terjatuh dengan tidak hormat dengan Sania berada di atasku.Ketika aku hendak menyumpahinya, jari telunjuk Sania lebih dulu menutup bibirku.
"MENGAPA KAU BERANGKAT SENDIRI DAN MENINGGALKANKU. KAU BENAR-BENAR-" ucapan Sania terpotong.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fiksi Penggemar"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...