17 - Apa ini ?

6.8K 374 5
                                    

Reynan pov

Aku cemburu, ya aku cemburu ketika Ara dipeluk oleh Dava.
Aku tak tau sejak kapan perasaan itu tumbuh.

Flashback on

Setelah insiden berdarah antara Ara dan Deris meskipun disini aku juga ikut berdarah, aku mulai memperhatikan Ara dan kadang sedikit menjahilinya.
Bahkan kemarin ketika Dava datang keruanganku sedangkan Ara keluar entah kemana, Dava lah yang menyadarkan perasaanku.
Aku terkikik geli ketika Ara ngatain Dava, sedangkan Dava hanya bisa menggerutu.

Ketika Ara pergi.
Dava mengambil kesimpulan bahwa.
Nomor 1 : Ara selalu benar
Nomor 2 : Jika Ara salah, baca kembali nomor 1
Aku dan Sania mendengarkan itu sudah tertawa terbahak-bahak.
Begitu ingat tujuannya Dava ada disini, Sania langsung menanyakan keadaan Deris dan Arista.
Jawaban Dava yang dirasa Sania memuaskan, ia tidak menanyakan lebih dalam lagi.

"Oh ya, gimana rasanya bro ? Apa masih ada yang sakit ?" Tanya Dava.

"Udah mendingan, Thanks Dav"

"Eh, kalian kog betah sih berteman dengan nenek lampir itu ? Udah nyeremin, galak, tatapannya membunuh. Dia itu pantesnya jadi pawangnya neraka njir" kata Dava

"Akhhh.... Sakit San"

Tiba-tiba Sania menjewer telinga Dava dengan kuat.

"Lo ngatain Ara sekali lagi bukan hanya telinga lo yang putus, tapi gue gorok juga leher lo" kata Sania sarkatis.

"Gila ini lebih parah njir, Rey lo kuat ngadepin dua iblis berparas malaikat" kata Dava sambil meringis kesakitan

"Lo ganti ngatain gue iblis ?"

"Eh, enggak-enggak. Lepas dong sayang, kamu baik deh. Ini telinga aku udah merah lo. Kalo kamu lepasin, nanti pasti aku sayang" kata Dava memohon.

Namun ekspresi Sania berubah, dia tanpa sadar melepaskan jewerannya dan dengan malu-malu menatap Dava.

Tiba-tiba..

"Kurasa hanya lo yang berani deketin Ara Rey" kata Dava

"Iya kak, selama ini tak ada laki-laki yang berani deketin setelah putus dengan Deris. Ara juga kelihatannya memberi sedikit ruang di hatinya untuk Kak Rey" tambah Sania.

"Do'akan saja" kataku tanpa sadar.

Semua bingung mendengarnya.
Setelah beberapa detik tawa Dava meledak.

"Jadi lo suka sama gadis dingin itu ? Aduh Rey, kenapa lo suka tantangan ? Tapi gue setuju dengan lo Rey. Gue merestui hubungan lo dengan Ara" kata Dava.

"Emang lo apanya ara ?" Kata Sania.

"Calon adik iparnya"

"Ara gak punya adek"

"Kan lo udah dianggap adeknya Ara"

Blussshhh....

Sania langsung blushing mendengar pernyataan Dava.

"Gue gak tau Dav, entah ini perasaan cinta, atau hanya tertarik saja. Gue terlalu bingung dengan perasaan gue sendiri" kataku.

"Oh c'mon, sekarang dengerin gue ya, kalo lo tiap menyebut namanya saja hati lo bergetar, berarti lo cinta. Sama kek gue nyebut nama Sania hati gue selalu berdegup kencang" kata Dava.

The Cold Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang