Ara pov
Mata itu, senyum itu, hidung itu, bibir itu sangatlah mirip dengan orang yang sangat ku tunggu-tunggu.
Ketika aku hendak mengangkat bicara, tiba-tiba ada seorang cewek yang menyelonong masuk ruanganku.
Otomatis semua pasang mata mengarah kepadanya.Aku yang merasa tak mengenalnya langsung menatap tajam kearah wanita itu.
Dimana letak sopan santunnya.
Apa dia tak pernah diajari sopan santun oleh orang tuanya.Perawakan wanita itu sangatlah cantik, kulit putih dengan rambut pirang setengah curly membuatnya semakin menawan.
Terlihat jelas dia adalah blasteran."Who are you ?" Tanyaku dengan tatapan tajam.
"Ah.. Sorry, Introduce my name Alexandra Cassey Fin. I'm from Anchorage and you know..."
"Why you in here ?" Tanyaku memotong ucapannya.
"Emb.. Okay Calm down. I'm in here because Celio and you know kamu tak perlu berbahasa inggris karna aku bisa berbahasa indonesia"
"Siapa yang kau maksud Celio ?" Tanyaku lagi
"Kau tak mengenal Celio ? OMG kau benar-benar tak mengenalnya, itu orangnya" katanya sambil menunjuk laki-laki itu yang tengah meringis kesakitan karna darah di pergelangan tangannya terus mengalir.
Apa maksud wanita ini, dia berbicara seolah-olah mengenalku dan tau apa yang ku cari selama ini.
Aku tau Reynan dan Sania ingin mengatakan sesuatu tetapi mulut mereka dilakban.
Melihat mata permohonan dari manik mata Sania, aku langsung mengacungkan pistolku kearah laki-laki itu."Lepaskan lakban dan tali mereka" perintahku.
"Ah, buat apa ? Mereka tidaklah penting" katanya sambil menampilkan smirknya.
"Tak penting ? Berarti dia juga tak penting bagimu" aku langsung ganti mengacungkan pistol ke arah Alexa.
Muka Alexa langsung berubah pucat.
"My Prince, help me. I'm so scared. She like a psycopath. Mukanya dari tadi datar" kata Alexa.
"Shit, if I'm like a psycopath, how about you ?"
"Ah.. I'm like a member of Victoria Secret's" katanya tanpa dosa dengan cengiran khasnya.
Tanpa basa-basi aku langsung melepaskan pelatuk pistol yang sedari tadi aku acungkan kearah Alexa.
Dorr...,
"BELLAAAAAA....." teriak laki-laki itu bersamaan dengan jeritan Alexa yang melengking.
Aku langsung syok.
Bukan karna tembakanku ke Alexa, melainkan ketika laki-laki itu memanggilku Bella.
Aku sama sekali tak ada niat untuk membunuh wanita itu.
Aku hanya melesatkan tembakanku ke guci tepat di belakang Alexa berdiri.Namun..
"Apa-apaan kau Bell ? Kau ingin membunuh Alexa ?" Kata laki-laki itu berapi-api.
"Siapa kau ?" Tanyaku tetap dengan nada dingin.
"Ar.. Dia kakak kandungmu" kata Sania dengan lantangnya ketika lakban di mulutnya sudah di buka.
Deg...
Bagai disambar petir, hatiku beku dihantam oleh kenyataan.
"Apa maksudmu San ? Jika dia kakakku dia tak akan memperlakukan kalian seperti ini"
"Biar aku jelaskan Ar" sambung Reynan.
Flashback on
Reynan pov
Mansion sky house..
Pagi hari aku tengah menikmati sarapanku bersama Sania dikarenakan Ara ada di rumah Bigboss jadi aku dan Sania dipercayakan untuk menghandle perusahaan untuk sementara waktu.
Ditengah aku menyeruput kopiku sambil mengecek e-mail yang semalam belum sempat aku buka, aku dikagetkan dengan salah satu inbox e-mailku.
E-mail itu berisi :
"Hi, Kau Reynan Dimas Saputra ? Aku Axelio Rifki Xavier. Boleh aku meminta bantuanmu buat kejutan adikku Arabella Refri Xavierra ?"Kopi yang tadinya aku sruput dengan tenang, reflek aku semburkan kearah wajah Sania.
"Kak Rey...." Teriak Sania
"Maaf-maaf san. kakak nggak sengaja, Reflek tadi"
"Ish, Wajahku jadi basah, make up ku luntur kakak. Ihh..."
"Iya, kakak minta maaf Sania"
Sania langsung cuci muka dan menghapus make up nya.
Dalam perjalanan aku menceritakan apa yang terjadi kepada Sania, tak lupa dia berdandan dalam mobil.Sama denganku, Sania lebih syok mendengar bahwa Ara punya kakak laki-laki.
Awalnya aku memang tak percaya, tapi setelah aku menelfon Pak Antonio ternyata memang benar.Rencananya Axel akan membuat kejutan dengan pura-pura menyanderaku dengan Sania.
Rencana itu memang tak di ketahui oleh karyawan lain selain Resepsionis kantor dan Dinda.
Bahkan resepsionis pun syok ketika mendengar bahwa ada penerus Xavier Group yang lain.Ketika aku bertemu Axel, aku melongo melihat tampangnya.
Dia benar-benar seperti jelmaan Dewa Yunani.
Bahkan berulang kali Sania mengatakan bahwa Axel adalah jodohnya yang selama ini telah nyasar di negara lain.Namun harapan Sania kandas di tengah jalan ketika datang seorang cewek yang mengikuti Axel di belakangnya.
Cewek itu bernama Alexa yang merupakan calon tunangan Axel.Semua rencana dipersiapkan sedemikan rupa melibatkan aku, Sania dan Dinda
Flasback off
Ara pov
"Tetapi semua berantakan mulai dari kemunculan Alexa" kata Sania memotong penjelasan Reynan dengan nada sinis.
Dia yang ku cari-cari selama ini, dia yang ku tunggu-tunggu kedatangannya.
Dia yang kuharapkan untuk kembali akhirnya kembali juga.Aku berjalan mendekati Axel.
Kutatap matanya dengan intens.
Genangan air di pelupuk mataku makin tak tertahan lagi.
Dan pada akhirnya jatuh juga.Aku menyentuh wajahnya dengan lembut.
Inilah saudaraku yang selama ini aku lupakan.
Inilah saudaraku yang selama ini aku abaikan.
Aku sangat merindukannya."Axel..."lirihku
"Maafkan aku Bell. Maafkan saudaramu yang payah ini. Aku terpaksa harus melakukan ini tapi aku bersyukur ingatanmu tentang diriku telah kembali Bell. Kau tau, setiap hari aku berharap agar kamu ingat padaku. Betapa terpukulnya aku mengetahui kau telah berubah 180 derajat. Kau keluar dari rumah, melenyapkan nama Bella, kau menjadi pribadi yang dingin, kaku dan kejam, kau tak mengakui orang tuamu dan benar yang di katakan Alexa, kau layaknya psycopath" kata Axel.
Aku langsung memeluk Axel.
"Maafin gue Xel, Gue gak pernah minta buat ilang ingatan tentang diri lo"
"No problem lilsist. Gue tau ini bukan kemauan lo, tapi gue bersyukur lo sudah ingat tentang gue"
Ketika aku semakin mengeratkan pelukanku pada Axel.
Tiba-tiba...
Dorrr...
Aku merasakan timah panas menembus punggungku.
Bersamaan teriakan semua orang yang ada dalam ruanganku.
Terdengar samar-samar Axel memanggil namaku.
Hingga aku ambruk tak sadarkan diri.To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fanfic"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...