10 - Malang City

8.9K 451 25
                                    

Ara pov

"Good morning Epribadeeehhh" teriakan cewek cempreng memenuhi kepalaku.
Siapa lagi kalo bukan Sania.

Sania menghampiriku menuju ruang makan.

"Ciee, Ara sama Kak Rey pagi-pagi udah pacaran aja" kata Sania menggoda.

"Jangan mulai" kataku datar.

"Iya-iya. Ar lu pagi-pagi kog udah minum wine sih ? Eh, ini beneran wine kan ?" kata Sania sambil menyerobot minumanku.

Aku hanya memutar bola mataku malas.
Reynan pun hanya diam tak ikut menjawab.

"Siap-siap, kita akan pergi ke Malang hari ini" kataku kemudian.

"APAAAAAA ? LO GILA AR" kata Reynan dan Sania bersamaan.

"Tidak"

"Tapi untuk apa Ar?" Tanya Reynan.

Pertanyaan Reynan tak ku jawab dan langsung meninggalkan ruang makan.

"Kalian mau naik pesawat atau naik mobil sendiri ?"

"Terserah lah" kata Reynan.

"Itu bukan pilihan" kataku ke Reynan.

"Naik mobil sendiri aja yuk Ar, sekalian Refresing" kata Sania.

"Oke"

Aku langsung menuju kamarku dan mengemas barang-barang yang akan ku bawa.
Aku hanya membawa beberapa stel pakaian santai, satu stel pakaian formal, dan beberapa jenis pisau dan pistol.

"Pencarian gue akan dimulai, dendam akan segera terbalaskan" batinku.

Setelah aku selesai berkemas, aku menuruni tangga untuk ke ruang tengah.
Sedikit terkejut karna Sania gak tanggung tanggung membawa 3 koper baju.

Sedikit terkejut karna Sania gak tanggung tanggung membawa 3 koper baju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau pindahan" tanyaku.

"Ya enggaklah Ar, lo tau kan kalo gue gak bisa jauh-jauh dari yang namanya baju-baju kesayangan gue"

"Serah"

Sania cemberut karna jawaban tak mengenakkan dariku.
Tak lama kemudian Reynan pun turun datang dengan membawa 1 koper pakaian ganti.
Aku tak menanggapi kedatangannya dan langsung keluar mansion disusul oleh kerempongan Sania menarik 2 koper dan yang satu di bawakan Reynan.

Setelah sampai mobil dan semua barang di masukkan bagasi.

"Ar, biar gue yang nyetir mobilnya" kata Reynan padaku.

"Tidak, belum waktunya"

Dan akhirnya aku yang menyetir mobilnya.
Dan Reynan berada di bangku penumpang.
Selama perjalanan hanya ada suara Sania yang berceloteh.
Aku hanya menjadi pendengarnya saja sedangkan Reynan sedikit menanggapi pembicaraan Sania.

The Cold Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang