Author pov
Sania yang melihat Ara dan Reynan ambruk dia menangis hebat.
Terlebih saat Deris meraih pistol Ara yang terjatuh tanpa sepengetahuan Ara.
Dan...Dorrr....
Suara pelatuk itu dari pistol yang dipegang Sania.
Sania tepat menembak perut Deris.
Dia gemetar dengan apa yang telah dilakukannya.
Tak lama kemudian Dava datang dan syok dengan apa yang terjadi terlebih saat melihat darah tercecer dimana-mana."Tolong Ara dan Kak Rey, Dav" kata Sania dengan parau.
Dengan sigap Dava langsung membawa Ara, Reynan, Deris dan Arista ke rumah sakit.
Meskipun Ara tertembak dia merasa senang karna dendamnya telah dijalaninya meski bukan dia yang menembak Deris.
Dan Ara akan membalas kebaikan yang Reynan dan Sania lakukan untuknya.
Ara sudah menganggap mereka keluarga barunya.Sedangkan Sania termenung karna tak percaya dengan apa yang telah dilakukannya.
Dia masih tak mempercayai bahwa dia telah menembak Deris.
Untuk pertama kalinya dia memegang pistol dan untuk pertama kalinya juga dia menembak seseorang.
Sania masih syok dengan dirinya sendiri.Skip....
Ketika di rumah sakit Ara langsung mendapatkan donor darah sedangkan Reynan mendapat merawatan khusus karna tembakan di bagian punggungnya cukup dalam.
Ketika itu juga Sania tak henti-hentinya meneteskan air matanya.
Dia takut kehilangan Ara dan Reynan."Tenanglah San, mereka akan baik-baik saja" kata Dava.
Tanpa babibu lagi Sania langsung menghambur kepelukan Dava sambil menangis.
Sania sudah tak memperdulikan apakah Dava sedang menjaga hati seseorang atau tidak.
Yang dia inginkan hanyalah bahu seseorang untuk sandarannya saat ini.
Namun tanpa disadarinya Dava membalas pelukannya Sania.
Dava mengusap-usap punggung Sania guna menenangkannya."Selamatkan keluarga baruku Dav ! Aku gak mau kehilangan Ara dan Kak Rey" kata Sania disela-sela isakannya.
"Tentu saja San, aku akan berusaha semampuku" kata Dava.
Sepanjang hari Sania terus menemani Ara dan Reynan.
Ini merupakan hari ke dua setelah penembakan itu sedangkan Ara dan Reynan belum ada tanda-tanda untuk membuka matanya.Sania sengaja tak memberitahukan kondisinya ke keluarganya.
Dia berfikir bahwa suasana saat ini masih panas-panasnya apalagi jika mereka datang tanpa ijin dari Ara, ketika Ara sadar dia akan marah.Namun setelah Sania amati, ternyata ada pergerakan dari jari jemari Ara.
Sania sangat senang mengetahui Ara akan segera sadar.
Perlahan mata Ara terbuka.Setelah benar-benar terbuka.
"Ar, akhirnya kau sadar. Bagian mana yang sakit ? perlu ku panggilkan dokter ?" tanya Sania beruntun.
"Haus" terdengar suara Ara yang sangat lemah.
Dengan sigap Sania mengambilkan air untuk Ara dan membantu meminumkannya.
Dirasa sudah."Dimana Reynan ?" tanya Ara.
"Di sebelahmu Ar"
Ara langsung menoleh ke kiri dan mendapati Reynan terbaring lemah dan tak ada niat untuk bangun.
Setitik air mata Ara jatuh dan itu di ketahui oleh Sania."Kata Dava, dia akan segera sadar Ar. Luka tembakannya cukup dalam hingga Kak Rey juga kehabisan darah" kata Sania.
"Terima kasih San" kata Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fiksi Penggemar"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...