Author pov
Batu, Malang..
Pukul 09.00.
Ara, Reynan, Sania dan Antonio telah sampai di kota apel itu.
Dari bandara mereka memutuskan untuk langsung menuju kediaman orang tua Reynan.Sebelum itu Ara berpesan pada Reynan untuk mengikuti alurnya.
Meskipun tak ada jawaban dari Reynan dikarenakan Reynan masih enggan berbicara dengan Ara.Antonio yang melihat perubahan pada putrinya tersenyum senang.
Setidaknya Ara sedikit memiliki belas kasih dan mau menolong orang lain dengan tulus.Jika dibandingkan dulu, karakter Ara sangatlah berbeda. Mengingat dulu dia sering menghancurkan seseorang yang berani menyentuhnya hingga orang itu lebih memilih dibunuh saja ketimbang disiksa olehnya.
Kesukaannya pada benda tajam pun sedikit berkurang meskipun saat ini dia masih bermain-main dengan itu tapi tidak sesering dulu.
Bahkan Ara pun sudah sedikit menerima orang tuanya lagi.
Tanpa Ara sadari dia menikmati quality time dengan mamanya sebelum berangkat ke Jerman.Skip..
Setelah perjalanan yang cukup memakan waktu dari bandara ke kediaman orang tua Reynan, akhinya mereka sampai juga.
Ada raut muka takut, sedih dan gelisah di muka Reynan.
Ara yang mengamati itu menghembuskan nafas pelan.
Mobil yang mereka kendarai tidak memasuki pekarangan rumah Reynan jadi hanya berhenti di tepi jalan.Antonio menyuruh Reynan untuk menemui Orang tuanya dulu lebih tepatnya orang tua tiri.
Antonio hanya ingin mengetahui bagaimana perlakuan orang-orang itu terhadap Reynan.Reynan telah sampai di depan rumahnya dan mengetuk pintunya.
Dan ternyata Ayahnya yang membuka pintunya.
Tiba-tiba..Plakkk...
Ara pov
Aku tersulut emosi ketika ayah Reynan menamparnya.
Papa dan Sania melihat kejadian itu kaget.
Papa mengelus pundakku untuk bersabar lagi.
Belum waktunya kami untuk menunjukan diri.Terdengar suara.
"Brengsek, berani-beraninya kau menampakkan mukamu dihadapanku anak sialan, Rendy gagal gara-gara kau, bajingan" maki Ayah Reynan.
"Ayah dengarkan aku dulu,.." Kata Reynan.
"Jangan memanggilku Ayah, aku bukan ayahmu bodoh"
Setelah itu Reynan menerima tamparan dan pukulan lagi dari ayahnya.
Bahkan sosok ibu yang berdiri di belakang ayahnya tidak bisa melakukan apa-apa, sedangkan Rendy tersenyum tanda kemenangannya.Aku tak bisa menahan amarahku lagi.
"Cukup" desisku.
Aku langsung keluar dari mobil meskipun Sania dan Papa terus memanggil namaku.
Mereka aku ingin untuk keluar nanti ?
Apa setelah Reynan mukanya bonyok ?Aku berjalan dengan angkuh menghampiri Reynan.
Tatapanku yang tajam mampu membuat Rendy tiba-tiba menunduk.
Ibu Reynan menatapku dengan tatapan teduh dan raut muka yang senang.
Sedangkan Ayah Reynan yang tak mengenalku membalas tatapanku.Aku membantu Reynan berdiri.
Sudut bibirnya sobek.
Dia meringis merasa perih di bibirnya."Siapa kau ? Jangan ikut campur dengan urusanku" tanyanya.
"Anda bisa dipidana dengan apa yang anda lakukan ini"
"Brengsek, jangan mencoba menceramahiku gadis bodoh, siapa kau ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fanfiction"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...