12 - Introgasi

8K 416 12
                                    

Ara pov

"Sekali lagi kau memanggilku Bella, akan ku putuskan urat lehermu"

Aku tersulut emosi ketika Reynan memanggilku Bella.
Aku menghentikan langkahku dan langsung mencekik leher Reynan tanpa ku pedulikan pandangan orang sekitar.
Namun tanganku segera ditepis olehnya.

"Jaga kelakuanmu, Ar. Kau boleh melukaiku tapi tak disini tempatnya" kata Reynan.

"Jika kau merasa tak enak dilihat mereka, aku tak pernah memperdulikan pandangan orang sekitar terhadapku. Aku bisa saja langsung membunuhmu disini jika aku mau" kataku dan langsung pergi berlalu meninggalkan Reynan yang terdiam.

Namun ada yang mengganjal.
Hatiku terasa perih dengan apa yang telah ku lakukan dan ku katakan pada Reynan tadi.
Ketika Reynan menjejeri langkahku, aku sedikit menoleh kearahnya.
Dan Reynan ternyata tersenyum kearahku setelah apa yang ku lakukan padanya tadi.
Meskipun tak kubalas senyumannya itu, senyuman Reynan mampu menenangkan hatiku.

Aku tau Reynan sedang berusaha mengembalikan karakter asli diriku.
Tapi ku rasa itu akan sia-sia saja.
Karena peran orang tua ku lah yang harusnya mengembalikan karakterku dan berusaha memulihkan ingatanku tentang siapa orang terpenting yang telah aku lupakan.
Tapi mereka seakan tak mau tau dan biarkan berjalan apa adanya.

Tanpa kusadari akhirnya aku dan Reynan telah sampai di depan pintu ruangan CEO di rumah sakit ini.
Ku ketuk pintunya dan ada sahutan dari dalam.
Dan aku pun memasuki ruangan itu bersama Reynan.

"Ara, bagaimana kabarmu ?" Sapa Dokter Candra selaku CEO rumah sakit ini.

"Baik. Saya memerlukan bantuan Anda, Dokter Candra Kurnia"

"Apa yang bisa ku bantu Ar ?"

Aku memandang Reynan dan dia pun mengerti apa yang ku mau.

"Begini Dokter Candra, perkenalkan saya Reynan Dimas Saputra, staf IT di Xavier Group sekaligus Asistennya Nona Ara Refri. Kami ingin menemui salah satu perawat rumah sakit ini. Dia bernama Arista. Apa bisa ?" jelas Reynan

"Oh tentu bisa"

"Dan yang saya tau ruangan ini kedap suara. Saya ingin menggunakan ruangan ini selama 1 jam saja" tambahku

"Untuk apa Ar ?"

"Kurasa ini urusan pribadi saya dengan karyawan anda, jika yang anda takutkan saya akan mengambil barang-barang berharga anda. Saya tak akan melakukannya. Dan apabila ada yang rusak dengan properti ruangan anda, saya akan bertanggung jawab"

"Baiklah Ar, akan ku panggilkan Arista"

10 Menit aku menunggu kedatangan Arista, terdengar pintu diketuk.
Akhirnya dia datang juga.
Dari segi penampilan dia lumayan cantik.

"Bapak memanggil saya ?" Tanya Arista.

"Ya Rista, perkenalkan dulu ini Ara Refri Xavierra dan ini Reynan Dimas Saputra. Mereka dari Xavier Group" kata Dokter Candra.

"A-Ara ? Xavier Group ? Kau kembali?" kata Arista gugup.

"Kembali ? Anda tau ?" tanyaku.

Raut muka Arista semakin pucat ketika mendengar pertanyaanku.
Dia semakin menunduk di hadapanku.

"Bisakah anda keluar sekarang Dokter Candra ?" tanyaku ke dokter candra.

"Baiklah Ar"

Perkataanku seakan akan perintah yang mutlak bagi Dokter Candra.
Beliau dengan patuh langsung keluar dari ruangannya.
Setelah Dokter Candra keluar, Reynan segera mengunci ruangan ini.

The Cold Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang