45 - End

2.9K 81 2
                                    

Ara POV

Bertahun-tahun lamanya aku menjadi seorang ibu. Dan tanpa terasa Aldryn dan Ella sudah dewasa. Ya, Aldryn akan segara lulus dari Harvard University sedangkan Ella....

"Mom, Ella putus sekolah aja lah. Capek Ella keluar masuk sekolah" rengeknya

Ya, beginilah. Dia masih kelas 2 SMA. Ini sudah sekolah ke-5 dia di drop out. Tidak seperti Aldryn yang bangga dengan gelar dari keluarga Xaxa. Ella sejak dulu menyembunyikan identitasnya dari teman-teman dan media massa. Aldryn memiliki sifat seperti daddy nya (Reynan) tapi sifat Ella sangatlah mirip dengan Axel, aku berfikir mantra Axel benar-benar terjadi. Seperti saat ini, aku sudah memutuskan untuk memindahnya ke sekolah milikku sendiri (Maximillan High School)

"Kalo kamu gak mau sekolah, mommy kirim kamu ke rumahnya Oma. kamu tau sendiri kan bagaimana Oma mendidikmu ?"

"Enggeh, matur sembah nuwun. mboten usah repot-repot kanjeng ratu (Iya, terimakasih banyak. tidak usah repot-repot ibunda ratu)" kata Ella

"Mommy sudah memutuskan kamu harus pindah di sekolah keluarga kita"

"Whattt, no mom. Ella tau betul bagaimana siswa disana seperti apa ? mereka sangatlah menyebalkan. Berlindung dibawah harta orang tua mereka. Membully mereka yang lemah"

"Bukankah itu tak jadi masalah untukmu. Kamu badgirl dan pandai menyamar bukan"

"Tapi kan mom...."

"Mommy tak suka di bantah"

Disela-sela pembicaraanku dengan putriku. Reynan pulang dari kantor. Wajahnya tampak lelah dan lesu. Tanpa diduga-duga Ella langsung menghambur ke pelukan Reynan hingga membuat Reynan kembali tersenyum tulus.

Ella mengadu perkara dia akan dipindahkan sekolah milik Xaxa. Namun berbanding terbalik dengan apa yang diharapkan Ella. Reynan justru malah sangat setuju dan senang.  Aku tersenyum tipis melihat ekspresi Ella.

"Minggu depan kamu mulai masuk" kataku

"Iya, biar daddy yang ngomong langsung sama Reno (suami Sania sekaligus kepala sekolah Maximillan HS)" kata Reynan.

"Aishhh... lihat aja, aku akan membakar sekolah itu"

"Bakar saja, tapi setelah itu kamu harus ikut oma mu di Jerman"

Ella merengut dan langsung menelfon seseorang

"PAPAAAAAAA" teriaknya dengan seseorang diseberang telfon

"Mommy jahat sama Els. Masa Els mau di pindahin ke Maximillan"

Aku langsung merebut ponsel Ella dan memutuskan sambungan telfon itu. Sudah dipastikan dia menelfon Axel karna hanya dia yang menuruti segala keluhan Ella yang tak masuk akal.

"Ella kamu ingin daddy and mommy mu marah ?" tanya Reynan

Dia langsung menatapku dan Reynan lalu kabur ke kamarnya. Karna sejak dulu Ella sangat takut jika Reynan sudah marah. Katanya kemarahan Reynan itu 5x lebih seram daripada aku. Dulu aku sempat berfikir pusat ketakutan Ella itu ada pada diriku, tapi ternyata Reynan adalah yang menjadi sumbernya.

Ketika Ella pergi, Reynan menciumku sekilas. Dia sangat manis sekali, aku sempat menanyakan keadaannya yang sempat lesu ketika pulang tadi. Ternyata kali ini perusahaan agak berantakan. Tapi syukurnya dia bisa mengatasinya.

"Jangan terlalu keras dengan Ella, honey. Aku yakin saat ini dia pasti menangis" kata Reynan

"Iya sayang. Aku ta...." kataku terpotong karna ponsel Ella bergetar dan aku baru sadar aku sedari tadi ponsel Ella masih ku pegang.

The Cold Girl (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang