Reynan pov
Hari ini.
Hari yang kuharapkan tak akan ada pertumpahan darah.
Hari dimana sesorang akan membalaskan dendamnya dan harapanku agar tak ada seseorang yang terbunuh untuk hari ini.
Tak bisa terpungkiri aku merasa was-was dengan apa yang akan dilakukan orang itu.
Dia seperti psyco dan pembunuh berdarah dingin. Dan orang itu adalah Ara Refri.Akhir-akhir ini Sania yang biasanya cerewet dan banyak bertanya mendadak bungkam dan tak banyak bicara.
Bisakah aku men-skip hari ini, tubuhku mendadak tegang karna ini baru pertama kalinya dalam hidupku.
Aku sudah seperti anggota mafia-mafia di dunia gelap di bawah naungan seorang Big Boss.
Dan mirisnya big boss tersebut seorang cewek.Dari kejauhan terlihat mobil SUV berwarna hitam memasuki kawasan pabrik ini.
Aku mengenal betul mobil itu dan pengendaranya.
Begitu mobil itu tepat berhenti di depanku, pengendara itu turun dan disusul oleh seorang gadis yang terlihat ketakutan dengan wajah pucat.
Pengendara itu adalah Ara.
Wajah Ara 10 kali lipat menyeramkan dan dingin dari pada biasanya."Sudah kau siapkan semua" tanya Ara.
"Sudah Ar"
"Kenapa wajahmu seperti itu San ?"
"Peka dong Ar, gue takut liat raut muka lo yang kek balok es itu" jawab Sania.
Namun Ara hanya memutar bola matanya dengan malas.
Sesuai planning, aku, Ara dan Sania memasuki gudang pabrik tersebut meninggalkan Arista yang menunggu kedatangan Deris.
Selang 10 menit terdengar suara motor yang berhenti di pabrik ini.
Aku dan sania mengintip dari celah bangunan ini.
Ternyata dugaanku memang benar Deris datang.
Menurutku tampangnya tidak begitu tampan, namun gayanya yang sok-sok an membuatku ingin mematahkan lehernya.Namun yang Ara lakukan adalah merokok dengan santai.
Sedikit terdengar pembicaraan dengan Arista.
"Ada apa Ris, kau menyuruhku datang kesini. Dan kau ? Wow membeli mobil baru" kagum Deris.
Namun Arista tak menjawab pertanyaan Deris.
Deris sendiri pun sibuk mengecek dan memutari mobil yang dipikir milik Arista.Ara pun berdiri dari kursinya dan berjalan keluar dari gudang.
Ketika Deris membelakangi Ara tanpa sepengetahuannya.
Raut muka Ara menyiratkan penuh dendam.
Kurasa sudah dimulai.Ara pov
Well, dia sudah ada di depan mataku.
"Long time no see, Deva Alvian" kataku.
Dengan terkejut dia menoleh ke arahku dan wajahnya pun pucat ketika dia melihatku.
Sedangkan aku hanya tersenyum smirk ke arahnya."A-ara.. Kau kembali" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fiksi Penggemar"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...