Disinilah aku, berdiri tenang menemani Reynan menumpahkan semua air matanya.
Setelah insiden yang terjadi antara Reynan dan keluarganya.
Reynan benar-benar sudah bukan bagian dari keluarganya.
Reynan akan hidup sendiri, sebagai sebatang kara.
Tapi itu semua tidak akan terjadi.Flashback on
Rinto yang sangat marah dengan Reynan tiba-tiba menyerang Reynan dengan membabi buta.
"Anak sialan, gak tau diri. Harusnya lo ikut mati bersama orang tua lo. Semenjak ada lo, gue dan Rendy selalu hidup dalam kesialan. Gue akan buang sumber kesialan gue. Pergi lo dari sini" kata Rinto.
"Ayah, maafkan Reynan.." Kata Reynan sambil bersujud dikaki Rinto.
"Lo cuma anak pungut bajingan" kata Rendy membela Rinto.
"Lo ingin gue maafin ?"
Reynan hanya diam.
"Lepas jabatan lo sebagai general manager dan serahin Ara buat Rendy" kata Rinto dengan entengnya.
Reynan membelalakkan matanya begitu juga papa.
"Jangan macam-macam. Putriku bukan barang yang bisa diserahkan begitu saja" kata papa dengan nada marah.
Rendy menampilkan smirknya kearahku.
Dia hendak menyentuh pipiku, namun langsung ku tepis tangannya."Kau menyentuhku, tanganmu akan patah" kataku datar.
"Calm down baby, sebentar lagi kau akan jadi milikku" kata Rendy.
Rendy sudah mulai berani denganku karna di bawah naungan ayahnya yang memberikan tawaran pada Reynan.
Dia berfikir Reynan akan menerimanya, karna sifat Reynan yang sejak dulu mudah mengalah dengannya.Papa yang sejak tadi mengepalkan tangannya ingin menghajar Rinto dan Rendy hanya bisa menahannya mati-matian.
Ketika Rinto hendak mencekal tanganku, tangan Reynan lebih dulu mencekalku dan menarikku kearahnya.
"Itu tak akan pernah terjadi" kata Reynan bernada dingin.
"Berani lo sama gue ?" Teriak Rinto.
"Sebutkan satu saja alasan kenapa aku harus takut denganmu ? Kau bukan Ayahku. Penawaran yang kau buat membuatku mengerti bahwa orang yang selama ini yang aku anggap Ayah ternyata masih ingin merampas kebahagianku. Selama ini hanya hinaan dan kekerasan yang kudapatkan darimu. Pernahkah kau membiarkan aku bahagia sedetik saja ? Karna apa ? Karna aku anak pungut ? Aku tak pernah meminta untuk menjadi yatim piatu. Jadi kutegaskan sekali lagi, aku tak akan melepaskan apa yang selama ini kuperjuangkan mati-matian tanpa dukungan kalian. Katakan aku tak tau balas budi. Sungguh aku sangat berterima kasih pada kalian yang telah memberikan tempat tinggal disini, terutama ibu terima kasih telah merawatku hingga sebesar ini. Tapi aku juga tak akan pernah lupa berbagai caramu untuk melenyapkanku"
"Berani-beraninya kau...."
"Cukup Rinto, anda sudah membuang Reynan. Dia sudah bukan anggota keluarga ini lagi. Sekali lagi saya melihat anda menyentuh Reynan, kau akan berhadapan denganku dan kepolisian. Permisi" kata papa memotong pembicaraan Rinto.
Sebelum pergi, aku memberikan check sebesar 50 juta untuk Ibu Reynan secara diam-diam.
"Ini dari Reynan yang terakhir"
Ibu Reynan meneteskan air mata dan tersenyum padaku.
Flashback off
Aku masih ingat betul bagaimana keukeuhnya Reynan minta padaku untuk menemaninya disini.
Papa pun setelah ikut ke makam langsung terbang ke Jerman lagi dan Sania sudah pergi untuk menemui Dava di Rumah Sakit Saiful Anwar.Hanya aku dan Reynan yang disini.
Dalam pemakaman tempat orang tua kandung Reynan dikuburkan.Bagaimana aku mengetahui orang tua kandung Reynan ?
Sebenarnya aku sudah contact dengan ibu Reynan sejak insiden dengan Deris.
Aku sempat bertemu dengan ibu Reynan dan beliau menceritakan semua tentang kehidupan Reynan.Ibu Reynan sejatinya sangat menyayanginya, namun dia tak bisa melakukan apa-apa ketika suaminya berlaku kasar pada Reynan.
Reynan sangat terpukul dengan yang dialaminya hari ini.
Dia hanya bisa memandang batu nisan yang bertuliskan nama Linda Wijayanti dan Yoshenius Dimas Setiawan dengan air mata yang terus mengalir."Mama, Papa" gumam Reynan dengan suara sangat pelan.
Aku mengelus pundak Reynan.
Dia hanya diam.
Aku ikut berjongkok dan tanpa sadar aku memeluk Reynan dari samping.
Bahkan Reynan pun membalas pelukanku."Menangislah" kataku.
"Dan aku tak akan membiarkanmu sendiri" batinku
Skip
Setelah dari makam, aku dan Reynan langsung menuju rumah yang ku tinggali dulu.
Di ruang keluarga keheningan menyelimutiku.
Reynan sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun
Hingga.."Baiklah, aku kekamar dulu" kataku kemudian.
Reynan langsung menoleh kearahku.
"Tunggu Ar"
"Maafkan aku dan terima kasih""For what ?" Tanyaku
"Maaf telah meragukanmu, dan terima kasih telah membantuku menyelesaikan masalah ini"
"No problem Rey. Apa yang ku lakukan tak sedikitpun bermaksud untuk menyakitimu. Ku rasa kau lebih mengetahui tentang diriku dimasa lalu, bagaimana kerasnya diriku, kejamnya diriku, bahkan tak ada rasa iba dalam diriku. Itu sebabnya kau kecewa padaku dan seakan aku menyembunyikan sebuah kebenaran. Dalam hal ini juga aku menyadari sesuatu, bahwa seiring berjalannya waktu aku bisa sedikit berdamai dengan masa laluku dan itu semua berkat dirimu"
"Aku tak merubahmu Ar, tapi kau berubah karna hatimu masih ada satu titik kasih sayang yang tulus dan satu titik itu bisa mencairkan hatimu yang beku. Kau mulai melihat orang-orang sekelilingmu yang menyayangimu dengan tulus sehingga tanpa kau sadari kau melakukan hal yang diluar perkiraanmu, kau ikut ambil andil dalam membantunya. Meskipun hal itu tak ada sangkut pautnya dengan masalahmu"
Aku hanya tersenyum tipis mendengar perkataan Reynan.
"Tapi kau adalah yang menjadi alasanku untuk berubah" batinku.
Yang dikatakannya memang benar, aku mulai melihat orang-orang yang menyayangiku. Dibanding dulu, aku sangat tak peduli bahkan di otakku hanya balas dendam saja.
Entah dorongan darimana tiba-tiba aku memeluk Reynan.
Bahkan Reynan syok dengan perlakuanku yang spontan ini.
Namun tak lama kemudian Reynan membalas pelukanku.
Aku merasakan nyaman berada dipelukannya.
Tiba-tiba Sania dan Dava datang dengan tampang cengonya melihatku dengan Reynan. Buru-buru aku langsung melepaskan pelukanku."Cie Kak Rey pelukan sama Ara" goda Sania.
"Haha, akhirnya lo berhasil juga ngeruntuhin bongkahan es itu" tambah Dava.
Antara aku dan Reynan hanya tersenyum tipis.
"Hai Dav, apa kabar ?" tanya Reynan.
"Baik bro. Gue turut sedih dengan apa yang terjadi pada lo Rey"
"Thanks"
Akhirnya aku, Reynan, Dava dan Sania mengobrol sampai larut malam.
Mengingat besok aku harus kembali ke Jakarta, Dava memutuskan waktu quality time nya bersama kami dengan menginap di rumahku.Waktu menunjukan pukul 23.45.
Aku memutuskan untuk tidur.
Sebelum itu aku mengecek ponselku.
Ada pesan dari mama berisi "sudah kau baca surat itu nak ? Mama harap kamu membacanya".Fix, aku sama sekali tak tertarik untuk membacanya.
Yang kupikirkan saat ini hanyalah dua kali pelukan yang kulakukan dengan Reynan secara spontan.
Mengingatnya saja membuatku tersenyum tipis.To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Girl (END)
Fanfiction"Larilah sejauh mungkin. Tapi perlu kau ingat, seekor singa tak akan melepaskan mangsanya begitu saja" -Ara- Kecelakaan yang terjadi pada usia 12 tahun membuat Ara kehilangan ingatannya pada seseorang yang penting dalam hidupnya. Di tahun yang sama...