The Cold Girl (END)

3 - Catatan Ara

Reynan pov

Aku masih berkutat dengan layar komputer yang ada di depanku ini.
Atasanku​ menyuruh mencari informasi terkait anak semata wayangnya yang kuketahui bernama Ara Refri Xavierra.
Menurutku nama yang cukup bagus, mengingat dia adalah lulusan dari Oxford University.

Aku terus mencari data mengenai dirinya.
Sebenarnya aku sedikit bingung dengan apa yang terjadi antara anak dan kedua orang tuanya ini.
Bagaimana mungkin seorang ayah tak mengetahui informasi terkait anaknya sendiri.
Namun aku berusaha menjauhkan pikiran negatif yang berkerumun di otakku.

Setelah mendapat datanya, nafasku sedikit tercekat.
Ternyata selama 4 tahun, Ara tak pernah mengabari keadaannya waktu berada di Inggris.
Bahkan waktu berkunjung di Indonesia dia tidak pernah datang kerumah orang tuanya melainkan malah menuju ke mansionnya.
Seakan-akan dia tak menganggap bahwa dia masih memiliki orang tua.

Oh iya, aku adalah Reynan Dimas Saputra
Salah satu karyawan di Perusahaan Xavier Group.
Aku bekerja di bagian IT.
Aku juga seorang hacker, bisa dikatakan aku ini tangan kanan Pak Antonio karena setiap ada penyelewengan di perusahaan akulah yang mencari bukti-buktinya.

Aku anak kedua dari ayah dan ibuku.
Dan aku sedikit punya masalah dengan keluargaku terutama kakakku.
Sekian perkenalannya.
Kembali ke topik.

Aku meretas akun social media-nya dan mencari data lainnya.
Katakan itu tak sopan, memang benar.
Tapi aku mendapat tugas dari atasanku untuk mendapatkan data sedetail-detailnya.
Bahkan aku diizinkan meretas semua akun social media yang dia miliki.
Aku membuka semua pesan, kronologi, dan yang terakhir adalah catatan.

Dan tepat dicatatan tersebut aku menemukan sesuatu yang menarik perhatianku.
Catatan itu diprivacy jadi hanya dia yang bisa melihat.
Dan ternyata isinya adalah sebuah kata-kata lebih mirip diary.

18 Juni 2010
- selama ini, kenapa mama dan papa hanya sibuk dengan urusan perusahaan ? Bella butuh kasih sayang mama dan papa. Bella tak butuh apapun, yang Bella butuhkan hanya perhatian dari mama dan papa. Sebentar lagi Bella akan lulus dari SMP. Bella berdoa agar mama dan papa datang di hari kelulusanku. Bella akan membuktikan bahwa Bella bisa membuat mama dan papa bangga. Bella sayang mama dan papa -

28 Juni 2010
- kecewa. Mama dan papa benar-benar membuat Bella kecewa. Bagaimana mungkin papa mengirim sekertaris papa untuk datang dihari kelulusanku.
Cihhh. seakan-akan Bella tak pernah punya orang tua.
Aku benci kalian -

17 September 2010
- Tak ada lagi Nama Arabella Refri Xaviera. Yang ada Ara Refri Xaviera.
Bella yang lemah telah mati, dan Nama Ara yang telah bangkit -

3 Oktober 2015
- kenapa hidupku harus seperti ini? Satu-satunya orang yang selalu perhatian padaku malah menipuku habis-habisan. Selama 5 tahun aku hidup dalam kebohongannya. Ku kira dia benar-benar mencintaiku ternyata semuanya palsu bahkan identitasnya pun juga palsu. Tabungan 50 jutaku melayang sia-sia demi Deva Alvian.

12 Desember 2015
- makasih sahabatku Sania Azalea Putri. Tunggu aku kembali dari Oxford University -

30 Agustus 2016
- jangan salahkan Ara jika nanti keadaan menjadi lebih dingin.
Semua ini benih dari didikan mama dan papa selama ini. Eh, ralat mama dan papa tak pernah mendidikku -

Sekarang aku mengerti pokok permasalahannya.
Tapi tunggu dulu "Sania Azalea Putri".
Sania ternyata sahabatnya Ara.
Dunia memang sempit.

Setelah aku mendapatkan datanya, aku menemui atasanku.

Tokk..Tokk..Tokk..

"Masuk" terdengar suara dari dalam.

Aku pun memasuki ruangan itu.
Ternyata disana sudah ada istrinya Pak Antonio.
Dan kurasa habis menangis karena matanya sembab.
Aku pun menyerahkan data yang ku peroleh.

"Ini data yang bapak minta" kataku.

"Bagus, apa ada hal lain yang perlu kamu laporkan ?" Tanyanya.

"Ada pak, sebelumnya saya minta maaf. Dari hasil akun Social Media-nya Nona Ara yang berhasil saya retas, ternyata penyebab Nona Ara berubah menjadi dingin karena pertama kurangnya perhatian dari bapak dan ibu sehingga dia lebih jadi seorang yang pemurung. Yang kedua rasa benci waktu hari kelulusannya disebabkan ketidakhadiran bapak dan ibu, dan yang ketiga Ara hidup dalam kebohongannya yang dibuat oleh kekasihnya sendiri selama 5 tahun dan membawa kabur tabungan Nona Ara sebesar 50 juta bahkan sampai sekarang identitas asli kekasih Nona Ara belum diketahui" kataku menjelaskan semua yang kutahu.

"Ara pernah ditipu ? Kenapa nggak pernah bilang sama kita mas ?" Kata Bu Viera.

"Papa juga tidak tahu tahu ma, Ara tak pernah berkeluh kesah tentang masalahnya kepada papa" kata Pak Antonio.

"Kemungkinan Nona Ara tak ingin ibu dan bapak mencampuri urusannya mengingat Nona Ara sedikit menjauhi ibu dan bapak. Oh iya, apakah nama asli Nona Ara adalah Arabella Refri Xavierra" kataku

"Kamu benar Rey, itu nama asli Ara. Terima kasih atas datanya. Saya masih membutuhkan kamu untuk mencari indentitas kekasihnya Ara yang asli" kata Pak Antonio.

"Baik pak, saya permisi" kataku sopan.

Setelah sedikit membungkukkan badanku ke Pak Antonio.
Aku pun keluar dari ruangannya.

Ara pov

Sudah satu jam lamanya aku berada di tempat tinggal Sania.
Sania terus bercerita tentang kuliahnya.
Dia kuliah di ITB mengambil jurusan IT.
Sania sendiri berasal dari Jogjakarta dan pindah di Jakarta waktu pertama masuk SMA.

Namun waktu memasuki bangku perkuliahan dia pindah lagi di Bandung dan sekarang menetap di Jakarta.
Sejak dulu dia tinggal sendiri, orang tuanya menjenguknya tiap satu bulan sekali.

"Cihhh, lo makin cerewet ya San. Hampir satu jam gue mendengar celotehan yang gak berguna dari lo" kataku dingin.

"Hah ? Ini beneran lo kan Ar ? Kog lo jadi gini sih"

Aku hanya diam.

"Ar, lo masih dendam dengan Deva ? Lo mau gue bantuin buat cari identitasnya ?"

"Itu salah satunya San, tapi yang pertama gue minta lo meretas sandi yang ada di gudang belakang cafe mama gue. Gue mencoba meretasnya namun gagal"

"Nah lo aja yang lulusan dari Oxford University aja gagal apalagi gue"

"Cihhh, tak berguna. Gue kuliah di Oxford bukan mengambil jurusan IT"

"Dasar, dia sendiri juga yang tak berguna tapi tak mengakuinya. Lulusan Oxford namun tak bisa" gumam Sania.

"Gue bisa masih bisa mendengarnya Sania Azalea Putri" kataku datar.

Sania hanya cengengesan.
Sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjuk membentuk huruf V.

To Be Continue...