8.

2K 213 3
                                    

2 jam kemudian

Shoyo POV

Aku bangun dan melihat sekelilingku dan baru kusadari ternyata aku tadi ketiduran dan masih berada di kamar ku.

Tubuhku terlalu kaku untuk bisa duduk apalagi untuk berdiri.

Aku harus memaksakan tubuhku, harus!!

Ugh...!! Tubuh ku makin lemah.

Kamu kenapa sih Shoyo?? Gitu aja gk bisa?!! Kenapa sih kamu lemah sekali!! Kenapa kamu gk MATI aja sih?!!.

Tiba tiba kurasakan tubuhku melayang dan kulihat ternyata Zen menggendongku dan merebahkan ku di kasur.

"Zen, kok kamu bisa keluar?! , Kamu harusnya balik ke dalam atau dokter laknat itu bisa merasakan keberadaanmu!!"

"Tenang Sho, kamu gk usah khawatir. Aku udah menyembunyikan auraku dan tidak ada yang bisa merasakan keberadaanku, meskipun dokter laknat itu sekalipun."

Hhhhh.....untung saja, akan sangat bahaya kalau sampai dokter itu tau.

"Sho....."
"Hmm....??, Ada apa Zen??, Kalau ada yang mau disampaikan katakan saja..."

"Sho... Sebenarnya pas kemarin kamu ganti baju sebelum latihan sore....uhmm...."

"Iya pas kemarin aku ganti baju, emang kenapa?? Kok kamu ragu ragu??"

"Sebenarnya, temenmu yang namanya Suga.... Itu...."

"Iya, Suga san , emang kenapa??"

"Sebenarnya, Suga kemarin lihat luka yang ada di punggung mu" jelasnya sambil menunduk

"Hahh??!!"
"Yang bener Zen?!!, Kok kamu bisa tau??"

"Kau tau sendiri kan?? Kalau aku bisa melihat ke sekeliling dari dalam tubuhmu, dan kebetulan saat itu aku merasa seperti ada yang mengawasi, dan ternyata itu temanmu Suga....."








Deg







Gimana ini??

" Sho....??"








Suga san tau??

"Shoyo??"




Apa dia nanti akan membenciku??








Bagaimana kalau dia memberitahukan ke seluruh tim??


"Shoyo?!!"

Bagaimana kalau dia nanti mereka membenciku?!!




Bagaimana kala-

"Shoyo, tenanglah......"

Aku baru tersadar setelah Zen memanggilku sambil mengguncang ku sedikit.

"Bagaimana ini Zen, aku gk mau di benci sama mereka..... , Aku takut kalau mereka nanti berakhir seperti teman temanku di SMP......"

Air mataku mulai berlinang dan Zen langsung rebahan di samping ku lalu memelukku.

"Tenanglah Sho, kamu ingat kan kalau aku bisa membaca aura orang??, Aku bisa membedakan mana orang yang baik dan yang jahat....., Mana orang yang benar benar baik padamu atau hanya pura pura baik di depanmu....."

"Dan dari aura yang kulihat dari sekitar tubuh temanmu itu tidak ada yang jahat atau pura pura baik padamu....."

"Jadi kurasa tidak akan jadi masalah kalau kamu menceritakan kisahmu pada mereka."

Benar juga sih, kemarin suga san masih mau tersenyum padaku, dan tidak menatapku jijik terhadap ku....

"Tapi...... Tidakkah mereka akan berpikir kalau sudah gila, dan menganggapku seperti sedang mencari perhatian??" Tanyaku pada Zen yang masih setia memelukku.

Zen POV

"Tapi...... Tidakkah mereka akan berpikir kalau sudah gila, dan menganggapku seperti sedang mencari perhatian??"

Deg

Majikan ku, Shoyo..... Kamu terlalu banyak menderita Sho......
Kamu tidak seharusnya menderita seperti ini......
Ini salahku, aku harusnya melindunginya tapi malah dilindungi olehnya .......
Dia bahkan menyakiti dirinya setiap pagi.......
Membenci dirinya sendiri....

Tanganku mulai mengelus kepalanya

(Posisinya Shoyo di dekap dan kepala Shoyo ada di dada Zen)

"Mereka tidak akan berpikir kau gila Sho..... Kau bukannya sengaja mencari perhatian tapi kau memang butuh perhatian Sho...... " Jelasku untuk menenangkannya

Memang sejak kecil hanya akulah yang berada di sisinya, menjadi sosok kakak, ayah, ibu, dan teman baginya

Karena dia menjadi korban bully di SMP nya dulu

" Jadi Sho.... Maukah kamu mempertimbangkan untuk memberitahukan salah satu temanmu itu??" Pinta ku padanya

"Haruskah??" Tanyanya

"Aku mohon Sho, kmau butuh teman untuk bercerita, kau tau sendiri kan kalau aku tidak selalu ada di sisi mu akhir akhir ini, sebab dokter itu Menaikkan dosis serumnya 2 kali lipat" aku berhenti sejenak dan mengambil napas.

"Dan aku harus bermeditasi untuk menjaga ku tetap tenang dan tidak meledak saat bertemu dengan dokter Rei  atau dia akan menghapus ikatan kita...." Lanjutku

"Mhmm... Baiklah akan kupertimbangkan" jawabnya

Syukurlah, aku harap ini pilihan yang tepat untuk melindungi ku Sho....

"Sekarang tidurlah, aku akan memelukmu sampai kamu tertidur." Kataku sambil mengelus punggungnya perlahan sambil menghindari lukanya.

"Mhmm, baiklah, selamat malam Zen" jawabnya

"Selamat malam juga Zen, mimpi indah" ucapku sambil mengecup kepalanya.

Shoyo pun langsung terlelap dalam dekapanku dan aku menunggu sekitar beberapa jam baru masuk kembali ke tubuhnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.
647 kata
Enjoy the story', jangan lupa vote dan comment ya......

The Sunshine's WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang