chapter 44

1K 125 10
                                    

Author POV

"Kemi, kamu yakin gk ikut ke taman bermain??" tanya Akeno. Dia agak kecewa sebab kembaran nya tidak bisa ikut menemaninya ke taman bermain.

"ah, maaf ya... mendadak tadi papa menghubungiku, jadi aku tidak bisa ikut menemani. Bagaimana kalau lainkali kita berdua jalan jalan ke tempat yang kamu mau sebagai gantinya??" tawar Akemi.

"janji ya??" tanya akeno memastikan. akeno pun memajukan jari keligkingnya.
"janji" jawab Akemi dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking milik Akeno yang artinya dia berjanji.

"kalau gitu kami pergi duluan ya~" ucap Akeno sambil melambaikan tangan kemudian dia dan yang lainnya masuk ke mobil.

Jarak dari mansion keluarga Miya menuju ke taman bermain cukup jauh kira kira membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

"kami mengandalkan mu Kemi." kata Osamu sebelum masuk ke dalam mobil.
"ya aku tau." jawab Akemi dengan serius kemudian menghela nafas.

"aku harus segera bersiap." Kata akemi kemudian bergegas masuk ke dalam rumah.

Akeno POV

yey akhirnya keinginanku pergi ke taman bermain terpenuhi juga. ya.... walaupun mungkin terdengar kekanak kanakan tapi ini adalah fakta.

orang lain mungkiin bilang aku bertingkah seperti pencari perhatian, tapi kata Zen aku adalah anak yang punya masa kecil kurang bahagia dan katanya aku normal jika aku bertindak seperti itu.

Dan ya.... aku lebih mempercayai perkataan Zen daripada mereka.

saat aku bersama orang itu, aku hanya bisa membayangkan bagaimana rasanya bermain di taman bermain dari cerita yang teman sekelasku ceritakan untuk pamer.

Sebab aku bahkan tidak bisa melihatnya di TV apalagi mengunjungi taman bermain.

Sebab orang itu melarangku untuk menyalakan TV paling paling aku hanya melihat di internet sebagai bahan tugas.

aku juga tidak punya banyak waktu untuk menikmati hidup bersama orang itu, yang ada aku hanya menikmati kesengsaraan hidup yang sudah ku anggap seperti makanan sehari hari bagiku.

kalau di pikir pikir, hidupku sebelum aku masuk SMA hanya sekedarself-harming di pagi hari trus di bully di sekolah saat siang hari, di siksa saat sore hari dan di jadikan kelinci percobaan di malam hari.

Kalaupun ada waktu, aku menggunakannya untuk bekerja cari uang untuk kebutuhan tambahan ku seperti make up yang kupakai untuk menutupi luka di wajahku dan lain lain.

Hhhhh..... aku kadang heran bagaimna aku bisa bertahan hidup sampai sekarang.

"keno??" aku sedikit terkejut saat merasa ada yang memanggil dan ternyata yang memanggil adalah Kita san.

"ya??" tanya ku.
"kau baik baik saja?? ku lihat dari tadi kamu melamun." jawab Kita san

"eh?? benarkah?? " tanyaku tak percaya.

"yup, kau bahkan menunduk dan terlihat agak murung" jawab Suna.

"oh aku hanya kepikiran sesuatu, jangan khawatir" kataku menenangkan mereka sambil berpikir untuk mengubah topik pembicaraan. 

"ngomong ngomong apakah taman bermainnya sudah dekat??" tanyaku.

"yeah, tinggal beberaa sekitar 10 menit lagi sampai" jawab akagi san.

what?!! selama itu?? perasaan aku tadi hanya memikirkan masa lalu ku sebenatar, tapi kok bisa selama 20 menit?? aku tau soalnya kak Atsumu bilang kalau perjalanan dari rumah ke taman bermain menghabiskan 30 menit.

The Sunshine's WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang